Blogroll

https://pasarhots.blogspot.co.id/2018/02/pasang-banner-bisnis-murah.html

Friday, February 25, 2011

Demonstran Libya Tunggu Opsi AS


 Headline
Para analis melihat, amuk murka Muammar Khadafy membantai demonstran sipil, hanya bisa dihentikan oleh PBB dan pemerintahan AS di bawah Barack Obama.
Karena itu, AS dan PBB harus didesak untuk mengintervensi guna menghentikan kekerasan yang diperintahkan pemimpin Libya Muammar Khadafi terhadap para demonstran. Sudah 1.000 demonstran tewas dalam aksi anti-Khadafy sampai Kamis ini.
"Penderitaan dan pertumpahan darah yang memalukan dan tidak dapat diterima," kata Presiden AS Barack Obama dalam pernyataan mengenai kerusuhan di Libya. "Ancaman dan perintah untuk menembak pengunjuk rasa melanggar aturan internasional dan melanggar nilai kemanusiaan. Kekerasan ini harus berhenti," tegasnya.
Sejauh ini, anggota Senat AS mendesak perusahaan-perusahaan minyak AS untuk berhenti beroperasi di Libya. Gedung Putih mempertimbangkan diberlakukannya kembali sanksi-sanksi keras terhadap Libya.
“Para pemimpin dunia harus bersama-sama membuat Kolonel Khadafi tahu bahwa tindakan pengecutnya akan mendapat konsekuensi,” ujar Senator John Kerry yang menjabat sebagai ketua Komite Hubungan Luar Negeri Senat AS.
Saran Kerry untuk memberlakukan kembali sanksi tersebut tengah dipertimbangkan. Namun untuk saat ini fokusnya adalah untuk menghentikan pertumpahan darah di Libya. Sanksi terhadap Libya dicabut saat pemerintahan George W. Bush.
Di luar Gedung Putih, Washington, beberapa demonstran anti-Khadafi berkumpul dan meneriakkan "Gedung Putih di mana Anda? Libya membutuhkanmu sekarang."
Daniel Serwer, pengamat dari Johns Hopkins University's School of Advanced International Studies, berbicara langsung mengenai Khadafi bukanlah ide yang bagus.
"Orang ini (Khadafi) jelas menyukai perhatian dunia, jadi mengabaikan dia mungkin ada manfaatnya," ujarnya. Namun tekanan AS atas Khadafy diperlukan untuk mencegah agar korban tidak terus berjatuhan.
Presiden Barack Obama menyiapkan berbagai opsi untuk menghadapi krisis Libya. Hal ini dikatakannya dalam pidato pertamanya tentang Libya pasca pecah kerusuhan di negeri Muammar Khadafi pekan lalu. Demonstran Libya kecewa atas sikap Amerika yang terus ambivalen dan ambigu menyikapi kekejaman Khadafy. AS berstandar ganda? [mdr]
http://www.inilah.com/read/detail/1268672/demonstran-libya-tunggu-opsi-as

No comments:

Paling banyak dibaca