Makanan berlemak tidak hanya enak di lidah dan perut, penelitian baru menunjukkan bahwa makanan berlemak juga dapat menenangkan jiwa dan membuat orang bahagia. Sayangnya, makanan ini tidak baik jika dikonsumsi terus menerus.
"Makanan berlemak tampaknya dapat membuat kita mengurangi emosi sedih, bahkan meski kita tidak menyadari sedang makan lemak. Lemak yang dimasukkan ke dalam perut dapat menyebabkan perubahan emosional dan fisik." jelas psikiater Dr. Lukas Van Oudenhove, seperti dilansir HealthDay.
Inilah sebabnya mengapa orang yang makan es krim pasca putus cinta dapat merasa lebih baik. Es krim yang mengandung lemak dapat menjadi penyembuh perasaan emosional dengan membuat orang sedih dan orang yang emosi menjadi tenang.
Apakah ada koneksi antara sinyal yang keluar dari mulut atau perut ke otak?
"Para peneliti sebelumnya telah menangani pertanyaan-pertanyaan ini dengan berfokus pada bagaimana bau, rasa dan tampilan makanan mempengaruhi emosi," kata Dr. Van Oudenhove.
Menurutnya penelitian ini adalah yang pertama. Peneliti melewati stimulasi sensorik dengan menyuntikkan asam lemak langsung ke perut, tanpa diketahui oleh subjek apakah mereka mendapatkan lemak atau salin.
Untuk melakukan penelitian ini, peneliti merekrut 12 orang yang non-obese (tidak gemuk). Relawan sehat kemudian akan menerima asam lemak atau larutan garam melalui tabung makan (feeding tube).
Dengan menggunakan functional MRI (fMRI), peneliti juga mengamati gelombang otak pada relawan seperti saat merasa sedih atau didengarkan musik netral, serta diamati pula ekspresi wajahnya saat sedih dan saat mendengarkan musik.
"Untuk membuat relawan sedih, kita menggunakan musik dan film yang dapat membuat mereka mengernyit (sedih), yang membuat suasana hati turun 2,5 poin dari 10. Tetapi asam lemak dapat membantu mengurangi penurunan poin sebesar 1 poin," jelas Dr. Van Oudenhove.
Menurut Dr. Van Oudenhove, di dalam otak sendiri peneliti menemukan kesedihan yang diinduksi dapat menyebabkan perubahan sekitar 3 sampai 4 persen.
"Cukup banyak, namun tingkat perubahan menyusut menjadi kurang dari 1 persen setelah subjek mendapat dosis asam lemak, setidaknya di sebagian besar wilayah otak yang dianalisis," tutur Dr. Van Oudenhove.
Tidak jelas apakah bahan-bahan lainnya dalam makanan akan memiliki efek yang sama. Dr. Van Oudenhove mengatakan penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan apakah temuan ini mungkin memiliki nilai dalam pengobatan obesitas, depresi atau gangguan makan. Hasil penelitian ini telah diterbitkan dalam Journal of Clinical Investigation.
Sumber :
detikhealth.com
Monday, August 1, 2011
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Paling banyak dibaca
-
Playing Card atau di Indonesia sering disebut kartu Remi ( padahal nama salah satu permainan ) mungkin datang dari Timur, Mesir atau Arab – ...
-
Video Mesum Wanita Dewasa Vs Anak Kecil Full 111
-
Aku duduk termenung di sebuah kursi panjang bandara. Aku diminta menemani bos Herman menjemput seseorang temannya. Herman berada di depan ...
-
Pada masa sekarang ini media penyimpanan (storage) seperti BlueRay, DVD ROM, dan Flashdisk mampu menyimpan data dalam Gigabyte, se...
-
Cerita ini berawal dari kebencian saya terhadap seorang manager marketing sebuah bank swasta ternama, sehingga saya harus melakukan hal-ha...
-
Beberapa penemuan dan inovasi muncul dari perang antara Union dan Konfederasi. Konflik yang menewaskan lebih dari 620.000 orang atau sek...
-
Kedatangan Herman sungguh mengembalikan perasaanku yang dahulu kala pernah mencintainya. Walaupun ia hanya beberapa hari liburan di sini,...
-
10. Ho’oponopono For those of you who have had many stormy arguments and heated discussions, Ho’oponopono will take time, a lot of time. T...
-
Seniors, dead people, animals and general weirdos has received instant stardom, all thanks to their microblogging enthusiasm. 10. shitmydad...
-
Tono, Andi dan Herman, mereka mengerjai Bu Viany secara bersamaan, sangat brutal menurut saya. Saya coba tenang, tapi sesuatu yang ada di...
No comments:
Post a Comment