Sejumlah hidangan yang disajikan dalam pesta hajatan tersebut antara lain minuman teh. Hidangan pembuka berupa sosis basah, roti yang dilapisi agar-agar dan sup galantin. Hidangan utama berupa nasi racikan yang terdiri dari nasi, terik daging, acar, sambal goreng hati sapi dan kerupuk. Untuk hidangan penutup, disajikan es puter yang dilengkapi dengan agar-agar.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali, Yulianto Prabowo, ketika ditemui Solopos.com saat mengunjungi korban keracunan di RS PKU Aisyiah Boyolali, mengatakan dugaan awal diduga berasal dari sup galantin yang dihidangkan pihak katering.
“Dugaan awal dari sup galantin yang dihidangkan. Kami terus memantau perkembangan kasus ini. Di dekat rumah warga kami dirikan posko darurat untuk pengobatan gratis selama dua hari ke depan. Untuk biaya pengobatan pasien yang memiliki jamkesmas gratis, sedangkan yang tidak punya kartu jamkesmas biayanya akan ditanggung pasien secara mendiri,” jelasnya.
Direktur RS PKU Aisyiah Boyolali, Gazali Haerudin, berjanji pihaknya akan memberikan keringanan biaya pengobatan bagi pasien yang mengalami kasus keracunan makanan di Desa Kiringan dan tidak memiliki kartu jamkesmas.
Sebelumnya, sebanyak 24 orang warga mengalami gejala keracunan makanan seusai menyantap hidangan pesta hajatan di rumah pasangan Sardi-Parinem, warga Dukuh Recosari RT 003/RW 011, Desa Kiringan, Kecamatan Boyolali, Minggu (3/3/2013) siang.
Satu pekan sebelumnya, di Boyolali kasus keracunan makanan juga terjadi di Dukuh/Desa Sobokerto, Kecamatan Ngemplak. Sebanyak 215 orang mengalami gejala keracunan makanan seusai menyantap hidangan pesta hajatan ngunduh mantu pasangan Sukimin-Mulyani.