TEMPO.CO, Sragen - Kegiatan
seksual di sekitar kompleks makam Pangeran Samudra di bukit Kemukus,
Desa/Kecamatan Sumber Lawang, Sragen, sudah berlangsung lebih dari 10
tahun terakhir. Kegiatan seksual dicampuradukkan dengan ritual ziarah
sehingga sekilas seperti menjadi bagian dari ziarah itu sendiri.
Hal itu yang kerap disampaikan para pemilik warung di sekitar Kemukus jika ada peziarah yang bertanya ihwal tata cara ziarah. Agar lebih meyakinkan, para pemilik warung menceritakan kisah sukses peziarah lainnya yang bersedia melakoni aktivitas seksual sebelum ziarah. (Baca juga: Awal Mula Ritual Seks di Kemukus Muncul)
Salah seorang pemilik warung yang mengaku bernama Tuti mengatakan ada salah seorang pelanggannya yang sudah sukses. "Pelanggan saya asal Rembang. Dia berjualan sepeda motor bekas, sebelumnya dagangannya sepi," katanya, Jumat, 21 November 2014. (Baca juga: Wakil Gubernur Belum Tahu Ritual Seks di Kemukus )
Setelah menjalani sarannya, yaitu melakukan hubungan seksual dengan orang lain sebelum ziarah untuk menghilangkan sial, dagangan pelanggannya laris manis. "Sekarang dia sukses," ucapnya. Entah apakah cerita itu benar adanya atau hanya strategi menarik pelanggan. (Baca juga: Kata Juru Kunci Soal Ritual Seks Gunung Kemukus)
Pemilik warung lainnya mengatakan awalnya dia datang ke Kemukus dalam keadaan miskin. Setelah menjalani ritual seksual dan ziarah, kini dia sudah bisa membeli tanah dan membangun rumah dan warung. "Saya sudah lebih dari 10 tahun di sini," katanya yang tidak ingin namanya disebut.
Wisata ziarah Gunung Kemukus di Jawa Tengah menjadi pemberitaan media
televisi Australia, Special Broadcasting Service. SBS adalah satu dari
lima lembaga penyiaran dengan jaringan luas di Australia. Dalam program
Dateline di SBS One yang berjudul "Sex Mountain", wartawan SBS Patrick
Abboud bingung saat melihat praktek ritual seks di Gunung Kemukus yang
bercampur dengan prostitusi.
UKKY PRIMARTANTYO