Aku dan istriku tak pernah memiliki apa yang anda biasa sebut dengan
kehidupan seks yang menarik. Saat kami melakukan seks, biasanya hanya
dalam posisi yang wajar saja. Irama kehidupan seks kami yang boleh
kukatakan membosankan itulah, aku mulai berfantasi tentang ‘hal dan
orang lain’. Untuk bahan fantasiku, aku membiasakan menonton film porno
di malam hari setelah semua orang di rumah tidur.
Yang mengejutkanku, kebanyakan film porno itu selalu melibatkan seorang
gadis muda. Dalam usia kepala tiga, aku tak pernah memikirkan wanita
yang lebih muda sampai aku menyaksikan film-film itu. Aku sadar kalau
ternyata gadis-gadis muda sangatlah panas.
Hal lain yang menarik perhatianku adalah kenyataan kalau permainan
lesbian sangat populer. Aku mulai tertarik dengan gadis muda yang
mencumbui vagina gadis muda lainnya yang lembut, basah, dan biasanya tak
berambut.
Melihat film-film itu untuk berfantasi mulai mengubah kehidupanku. Aku
mempunyai tiga orang anak gadis yang beranjak remaja. Aku mulai
memperhatikan mereka, kulihat cara mereka berpakaian, cara jalannya, dan
segala tingkah laku mereka. Mereka menjadi obsesiku sendiri! Kuamati
lebih detil saat mereka bangun pagi untuk melihat putingnya yang
mengeras di balik pakaian tidur mereka. Kunikmati puting mereka yang
terayun saat mereka berjalan-jalan dalam rumah. Aku terus mengamati
mereka sampai semuanya beranjak menjadi seorang gadis muda yang
sempurna.
Yang tertua adalah Irma. Dia mempunyai puting yang paling besar, branya
mungkin D-cup atau lebih besar. Dia sesungguhnya tak terlalu cantik,
tapi enak dipandang. Aku yakin teman-teman cowoknya banyak yang
memperhatikan dadanya. Irma juga mempunya pantat yang kencang dan besar.
Tapi meskipun dia yang paling tua di antara saudara-saudaranya, dia
sering bertingkah seperti gadis berusia separuh umurnya.
Yang paling muda Tia. Tia mungkin yang paling cantik di antara
ketiganya. Masalahnya adalah dia pemalas, hanya duduk dan tak
mengerjakan apa pun sepanjang waktu. Jadi pantatnya menjadi melebar..?
Putingnya baru mulai tumbuh. Dan di samping itu dia tomboy, aku jadi
mempertanyakan jenis kelaminnya. Dia lebih suka berada di antara cowok
daripada cewek.
Eva yang di tengah, di antara anak-anakku, bentuk tubuhnya lah yang
terbagus. Bagiku, dia mempunyai tubuh dalam fantasiku. Dia memiliki
tubuh yang sempurna dengan bra B-cupnya, atau C-cup kecil. Rambutnya
yang panjang hingga melewati bahunya, dan matanya selalu nampak
mempesona. Masalahnya dia yang paling bandel. Selalu membuat masalah.
Dia juga sadar kalau dia punya tubuh yang bagus dan selalu memakai
pakaian yang memperlihatkan hal itu. Di antara anak-anakku, Eva lah yang
jadi bahan fantasi utamaku. Setiap kali aku menyetubuhi istriku, Eva
lah yang ada dalam benakku!
Kisah ini bermula dengan Irma dan temannya Cindy. Cindy setahun lebih
muda, tapi mereka sangat akrab. Cindy selalu menginap di rumah kami
setidaknya sekali sebulan. Cindy sangat kurus, dadanya kecil, tapi
sangat manis.
Suatu malam saat Cindy menginap, aku mulai melihat film porno seperti
biasa. Suaranya kumatikan jadi aku dapat mendengar kalau ada orang yang
mendekat. Lagipula aku dengar suara berisik dari kamar Irma. Kupikir
mereka sedang sibuk dengan urusan gadis remaja dan begadang sampai pagi
ngomongin tentang cowok dan sekolah, atau apapun yang menjadi urusan
gadis seusia mereka. Entah bagaimana suara yang kudengar tak lagi
seperti orang yang sedang ngobrol. Kadang kudengar suara erangan.. Yang
lama-lama cukup keras juga.
Aku mendekat ke pintu kamar Irma dan lebih mendengarkan apa yang tengah
terjadi. Dan benar! Itu suara erangan dan cukup berisik! Kalau saja
pintunya tak tertutup pasti kedengaran sampai luar dengan jelas. Lalu
aku dengar teriakan kenikmatan.
Kudorong pintunya sedikit terbuka. Apa yang kulihat didalam sangat
mengejutkanku. Cindy dan Irma berbaring di lantai dengan Tia diantara
mereka. Kepala Cindy berada diantara paha Irma dan kepala Tia ada di
sela paha Irma..
Setelah mataku dapat menyesuaikan dengan kegelapan kamar itu, kulihat
dada Irma bergerak naik turun dengan cepat karena nafasnya. Putingnya
ternyata lebih besar dari yang kubayangkan. Tangannya memelintir
putingnya sendiri saat Cindy menjilati kelentitnya dan dua jarinya yang
terbenam pada vagina Irma. Mata Irma terpejam dalam kenikmatan yang
diberikan Cindy.
Aku terus memperhatikan mereka hingga paha Irma mencengkeram kepala
Cindy dan terlihat sepertinya dia akan ‘memecahkan’ putingnya sendiri
saat dia mendapatkan orgasmenya pada wajah Cindy. Kelihatannya Cindy
juga telah orgasme dalam waktu yang sama, karena dia mengangkatkan
kepalanya dari paha Irma dengan cairan vagina yang menetes jatuh di
pipinya seiring dengan tubuhnya yang mengejang dan kudengar sebuah
umpatan keluar dari bibirnya. Aku terkejut mundur saat kurasakan ada
tubuh yang menekan punggungku. Saat kutengok, kulihat Eva sedang berdiri
di depanku. Eva memandangku dengan mata indahnya dan bertanya..
“Apa Papa menikmatinya?” lalu dia melihat ke bawah dan meremas penisku yang sudah keras.
“Tak perlu dijawab, aku bisa lihat dan rasa Papa menikmatinya.”
“Kenapa Papa tak lepas saja celana Papa dan bergabung dengan kami?”
tanyanya bersamaan dengan tangannya yang bergerak masuk dalam celanaku
dan mulai meremas penisku dengan pelan.
Dan sepertinya aku tak menginginkan hal lain selain ikut bergabung dengan anak-anakku, tapi..
“Papa nggak bisa, Mama kalian akan membunuh Papa.” Aku dengar suara Irma saat aku mulai menjauhi mereka.
“Papa nggak tahu apa yang Papa lewatkan!”
Sedihnya, aku tahu apa yang telah kulewatkan. Aku telah melewatkan
kesempatan untuk mendapatkan tak hanya satu, tapi empat gadis muda yang
panas. Fantasiku hampir saja jadi nyata.
Aku pergi ke kamarku dan berbaring disamping isteriku. Biasanya saat aku
dan isteriku melakukan hubungan seks terasa hambar. Kali ini saat aku
merangkak ke atas tubuhnya, kusetubuhi dia dengan keras dan cepat. Aku
keluar dalam beberapa menit saja, baru saja kukeluarkan penisku..
“Bagaimana denganku?” kudengar isteriku bertanya dan memegang penisku yang masih keras.
Dia bergerak naik di atasku dan segera memasukkan kembali penisku dalam
vaginanya. Ini pertama kalinya dia berinisiatif. Dan kupikir ini juga
pertama kalinya dia di atas. Isteriku bergerak naik turun dan dapat
kurasakan tangannya yang mempermainkan kelentitnya saat dia bergerak
diatasku.
Melihat isteriku yang berusaha meraih orgasmenya membuatku terangsang
kembali. Kuremas payudarnya, kubayangkan yang berada dalam genggamanku
adalah milik Irma. Kupelintir putingnya diantara jariku, keras dan lebih
keras lagi, tak mungkin menghentikan aku. Dia menggelinjang kegelian,
tangannya semakin menekan kelentitnya. Ini pertama kalinya kurasakan
cairan vagina isteriku menyemprot padaku. Orgasmenya kali ini terhebat
dari yang pernah didapatkannya. Aku jadi berpikir apa dia benar-benar
puas dengan kehidupan seks kami sebelumnya.
Isteriku mulai melemah. Aku belum keluar kali ini, jadi kugulingkan
tubuhnya kesamping dan segera menindihnya. Langsung kuhisap putingnya
dengan bernafsu. Kusetubuhi dia dengan kekuatan yang tak pernah
kubayangkan sebelumnya. Aku mulai merasakan orgasmeku akan segera
meledak. Saat puncakku semakin dekat, kugigit putingnya sedikit lebih
keras, yang membawanya pada orgasmenya. Dan saat kurasakan dinding
vaginanya berkontraksi pada penisku, kutembakkan spermaku jauh didalam
tubuhnya untuk kedua kalinya dalam tiga puluh menit ini. Kuturunkan
tubuhku dari atasnya.
“Tadi sungguh hebat” kata isteriku.
“Seharusnya kamu lebih sering seperti tadi.”
Saat aku bangun keesokan harinya, isteriku sudah tak ada di sampingku.
Tiba-tiba kejadian tadi malam kembali terbayang. Kupejamkan mataku
menikmatinya dan tanganku bergerak kebawah mulai mengocok penisku yang
mengeras. Aku hampir saja mendapatkan orgasmeku saat kudengar..
“Kenapa Papa tak membiarkan kami saja yang melakukan untuk Papa?”
Kubuka mataku segera dan terkejut saat melihat Irma dan Cindy berdiri di
pintu kamarku. Orgasmeku tak dapat kucegah seiring dengan bayangan
wajah Cindy yang belepotan dengan cairannya Irma yang melintas di
benakku.
“Ups, terlambat!” kata Irma saat mereka meninggalkan kamar.
Aku langsung bangkit dan segera mandi. Aku hampir selesai mandi saat
tiba-tiba isteriku membuka pintu kamar mandi dan menyelinap masuk.
“Anak-anak sudah pergi. Ayo bersenang-senang.”
Isteriku berjongkok di depanku dan memasukkan penisku yang masih loyo ke
mulutnya. Penisku mulai membesar dalam mulutnya karena rangsangan
lidahnya yang bergerak liar. Penisku makin membesar dan kurasakan kepala
penisku meluncur masuk ke tenggorokannya. Dia tak menariknya keluar dan
bibirnya semakin ditekankan ke rambut kemaluanku. Lalu kurasakan dia
mulai menelan, gerakan tenggorokannya serasa ombak hangat yang basah
pada penisku. Dan hal ini pertama kalinya bagi kami juga. Rasanya
sungguh dahsyat, sesuatu yang belum pernah kualami. Isteriku mempunyai
keahlian yang disembunyikan dariku.
Pelan-pelan dikeluarkannya penisku dari tenggorokannya lalu
dimasukkannya lagi seluruhnya. Dia menatapku dengan penisku yang
terkubur dalam mulutnya dan dengan pelan dikeluarkannya lagi.
“Kamu menyukainya sayang?” tanyanya.
Sebelum aku dapat menjawabnya dia melakukan hal itu lagi, menelanku
seluruhnya. Dia mulai menggerakkanya keluar masuk dalam mulutnya, dan
tetap memandangku saat dia melakukan itu. Isteriku mulai menaikkan
temponya hingga aku tak dapat menahannya lebih lama lagi saat tiba-tiba
dia berhenti..
“Hei, hei, tunggu dulu bung. Belum waktunya. Lubangku yang lain perlu dimasuki, tahu.” katanya.
Isteriku berdiri dan berputar. Dia membungkuk di depanku, merapatkan
pantatnya padaku. Penisku terjepit di lubang anusnya maka kuarahkan pada
vaginanya.
“Siapa suruh mengalihkan senjatamu?” tanyanya.
“Kembalikan ke tempat semula!”
Dia meraihnya dan lalu mengembalikan penisku ke anusnya, sesuatu yang
pernah kulakukan sebelumnya, tapi tidak dengannya. Pelan-pelan dia
mendorong pantatnya ke belakang. Kulihat barangku jadi bengkok karena
tekanan itu, kepala penisku mulai membelah lubang anusnya, tapi belum
masuk. Kemudian tiba-tiba masuk begitu saja, hanya kepalanya saja.
Dia mengerang. Lalu, dia terus menekan ke belakang dan memperhatikan aku
memasukkan batang penisku seluruhnya. Aku tak dapat menolak rangsangan
ini, kuraih pinggangnya dan mendorong lebih keras lagi untuk memastikan
aku telah memasukinya seutuhnya. Kuputar pinggangku, memastikan dia
dapat merasakan setiap mili senjataku didalamnya, aku terpukau akan
pemandangan penisku yang terkubur dalam lubang anusnya. Lalu perlahan
aku bergerak mundur.
Saat hampir seluruhnya keluar kemudian kutekan lagi ke depan. Berikutnya
aku benar-benar keluarkan penisku dan menggodanya, mengoleskan
kepalanya saja pada lubang anusnya. Lalu benar-benar kusingkirkan
menjauh dan melesakkan batang penisku kembali kedalam lubang anusnya.
Aku bergerak maju mundur dengan cepat. Pelan, cepat, pelan dan keras.
Tak terlalu lama orgasmeku mulai naik. Dia pasti dapat merasakannya
karena dia mulai memainkan tangannya pada vaginanya, berusaha untuk
meraih orgasmenya sendiri. Untung saja dia mendapatkannya sebelum aku.
Saat kurasakan orgasmenya segera meledak, aku bergerak semakin liar.
Pantatnya bergoyang dalam setiap hentakan. Dia mulai mengerang dengan
keras seiring hentakanku terhadapnya. Tak kuhentikan gerakanku saat
orgasme merengkuhnya, milikku segera datang! Kudorong diriku sejauh yang
kubisa dan membiarkan spermaku bersarang dalam lubang anusnya. Isteriku
berteriak saat orgasme datang padanya secara berkesinambungan seiring
ledakan spermaku yang kuberikan padanya. Akhirnya, aku selesai, tapi dia
mendapatkan orgasme sekali lagi saat kepala penisku keluar dari jepitan
lubang anusnya.
Isteriku membersihkan tubuhku lalu mendorongku keluar dari kamar mandi.
Aku melangkah ke kamar kami dan berganti pakaian. Baru saja aku selesai
memakai pakaian saat isteriku keluar dari kamar mandi dan muncul dalam
kamar.
“Tadi benar-benar indah” katanya.
“Mungkin kita harus mengulanginya lagi nanti. Sekarang keluarlah dan nonton TV.”
Anak-anakku, tanpa Cindy pulang tak lama kemudian. Semuanya bertingkah
normal. Aku lihat pertandingan bola, dan mereka melakukan apa yang biasa
mereka kerjakan di hari Minggu sore.
Sisa seminggu itu normal-normal saja. Gadis-gadis pergi ke sekolah dan
Isteriku pergi kerja seperti biasanya. Tak ada seorangpun yang bicara
atau menanyakan tentang kejadian minggu lalu. Isteriku terlalu letih
tiap malamnya sepulang dia kerja. Anak-anakku juga bersikap seperti tak
pernah terjadi apapun. Aku jadi mulai berpikir apakah itu hanya
khayalanku atau aku bermimpi tentang itu?
Saat aku pulang kerja di hari Jum’at, anak-anaku meminta ijinku apa
temannya boleh menginap nanti malam. Cindy ingin meghabiskan kembali
akhir minggunya bersama kami dan Eva ingin temannya Ami bermalam juga.
Aku suka Ami. Dia anggun. Kalau saja aku masih remaja, aku pasti akan
mengajaknya kencan. Dia, seperti Eva, memiliki sosok sempurna. Bedanya
Ami memiliki wajah yang dapat membuatnya dengan mudah jadi seorang model
kalau dia mau.
Malam harinya semuanya pergi tidur lebih awal. Mereka benar-benar ingin
lepas dari rutinitas hariannya, baik itu sekolah atau kerja. Saat kami
bangun hari Sabtunya, semua orang memintaku untuk mengadakan pesta
kebun. Maka, isteriku maengajak mereka semua pergi ke toko untuk
belanja. Aku beristirahat sejenak kemudian pergi mandi. Ada kerjaan
menungguku saat mereka pulang nanti.
Saat mereka akhirnya pulang, sepertinya mereka memborong semua
barang-barang di toko. Aku bilang pada mereka kalau hanya aku saja yang
memasak pasti tak akan selesai. Bisa kacau jadinya. Akhirnya mereka
bersedia berbagi tugas. Dengan semua belanjaan yang mereka borong,
memerlukan hampir dua jam untuk memasaknya. Badanku bau asap dan terasa
sangat letih. Saat aku masuk kedalam rumah, tak ada seorangpun di ruang
keluarga ataupun dapur.
“Hey! Dimana kalian?” teriakku, “Saatnya makan!”
“Ya!” kudengar jawaban dari kamar Irma. Tapi tak ada seorangpun yang datang untuk makan.
“Hey, kalian sedang apa sih? Apa nggak ada yang mau makan?” tanyaku jengkel.
“Ada!” kembali hanya jawaban yang kudengar dari kamar Irma.
Aku mendekat ke kamar Irma dan ternyata pintunya sedikit terbuka. Saat
aku menengok kedalam, kulihat para gadis dengan berbagai posisi tanpa
pakaian. Kudorong pintunya agar lebih terbuka.
“Apa yang kalian lakukan?”
“Sedang menunggu Papa.” Eva menjawab dan mendekat lalu menarik tanganku agar masuk.
“Kami membiarkan Papa minggu kemarin, tapi akhir pekan ini Papa tak akan dapat lolos dengan mudah.”
“Sudah Papa bilang. Mama kalian akan membunuhku!” tangkisku.
“Tidak, aku tak akan melakukannya!” kudengar suara isteriku saat kulihat dia mengangkat kepalanya di antara paha Irma.
“Gadis-gadis ini menginginkanmu! Bisa apa aku menolak mereka?”
Eva menarik tanganku ke tengah kamar. Baru kemudian aku sadar kalau dia
tak mengenakan selembar benangpun. Kupandangi tubuhnya. Apa yang
kusaksikan ini jauh lebih baik dari yang kubayangkan. Payudaranya besar
tapi kencang dengan putingnya yang menunggu untuk segera dihisap.
“Bisa apa aku menolak mereka?” pikirku saat aku rendahkan tubuhku dan mulai menghisap puting itu.
Kurasakan puting Eva membesar dalam mulutku, lalu kutaruh diantara
gigiku dan mulai menggigitnya pelan. Saat aku sedang sibuk dengan itu
kurasakan ada tangan yang menarik turun resletingku. Lalu tangan itu
merogoh kedalam celana dalamku dan mengeluarkan penisku. Aku melihat ke
bawah dan kudapati Ami sedang mengarahkan penisku ke mulutnya dan segera
saja dihisapnya. Kutelusuri lekuk tubuh Irma dengan tanganku sampai
pada vaginanya yang tak berambut, dan menyelipkan jariku padanya. Dapat
kurasakan kehangatan dalam vaginanya dan basah saat jariki kutekankan
masuk dengan pelan. Aku berusah untuk mendorongnya lebih dalam lagi,
tapi terasa ada yang menahan gerakanku. Eva memandangku..
“Ya, Eva masih perawan, dan jari Papa adalah benda pertama yang memasuki
vagina Eva. Eva harap penis Papalah yang kedua.” aku membungkuk dan
mencium Eva, bibir kami seakan melebur bersama, sebuah ciuman yang
sempurna.
Sementara itu, Ami masih mengoralku. Usahanya jelas berdampak padaku.
Aku melihat kebawah, kepalanya bergerak maju mundur pada batang penisku.
Aku tak ingin mengeluarkan sperma pertamaku dalam mulut Ami sedangkan
ada pilihan lainnya. Vagina perawan Eva dihadapanku. Maka kukeluarkan
penisku dari mulut Ami.
“Kita dapat melanjutkannya nanti.” kataku padanya.
Kudorong Eva ke tempat tidur, menindihnya dengan lembut. Kucium dia lagi
lalu ciumanku bergerak ke sekujur tubuh telanjangnya. Kujilati
lehernya, dan kutinggalkan bekas disana agar dia mengingat kejadian
indah ini nantinya. Kemudian aku bergerak ke dadanya, menghisapi
putingnya. Ini mengakibatkan beberapa lenguhan keluar dari mulutnya.
Saat kugigit lembut putingnya dan punggungnya terangkat sedikit keatas
karena terkejut. Lalu turun ke perutnya hingga akhirnya bermuara pada
vaginanya yang tak berambut.
Kupandangi sejenak lalu kubenamkan hidungku pada celahnya. Aroma yang
keluar dari vaginanya semakin membuatku mabuk. Saat kugantikan hidungku
dengan lidah, akibatnya jadi jauh lebih baik lagi. Saat ujung lidahku
merasakan untuk pertama kalinya hampir saja membuatku orgasme! Eva telah
basah dan siap untuk aksi selanjutnya. Penisku membesar dan keras hanya
dengan membayangkan apa yang segera menantiku didepan wajahku ini.
Ciumanku bergerak keatas dan berlabuh dalam lumatan bibirnya lagi
seiring dengan kepala penisku yang menguak beranda keperawanannya. Eva
mengalungkan lengannya dileherku dan menjepit pinggangku dengan kakinya
saat aku berusaha untuk memasukinya lebih dalam lagi. Dapat kurasakan
kehangatan yang menyambut kepala penisku. Aku tak dapat menahannya lebih
lama. Eva sangat panas, basah dan rapat!
Pelan namun pasti kutingkatkan tekananku pada vaginanya. Dapat kurasakan
bibirnya melebar menyambutku, ke-basahannya mengundangku masuk.
Kehangatan vaginanya membungkus kepala penisku saat aku menyeruak masuk.
Aku terus menekan kedalam dengan pelan meskipun aku ingin segera
melesakkannya kedalam dengan cepat seluruh batang penisku. Akhirnya
dapat kurasakan dinding keperawanannya, batas akhirnya sebagai seorang
gadis untuk menjadi seorang wanita seutuhnya. Kupandangi dia tepat di
mata.
“Sayang, ini akan sedikit sakit, tapi Papa janji sakitnya hanya sebentar
saja.” kurasakan kakinya menjepit pinggangku lebih rapat saat aku
merobek pertahanan akhirnya. Akhirnya jebol juga dinding itu.
“Aargh! Gila! Sakit, Pa!” katanya dengan mata yang berkaca-kaca.
Vaginanya mencengkeram batang penisku, ototnya bereaksi pada penyusup
dan rasa sakit.
“Tenang sayang, sakitnya akan segera hilang.” dan kuteruskan menekan ke
dalam sampai akhirnya terbenam semua di dalamnya. Aku diam sejenak,
membiarkannya untuk beradaptasi.
“Gimana? Udah baikan?” tanyaku. Dia anggukkan kepalanya.
“Aku hanya merasa penuh, rasanya aneh. Tapi juga terasa enak berbarengan.”
Aku mulai menarik dengan pelan, hanya beberapa inchi, dan kemudian
mendorongnya lagi dengan lembut. Aku khawatir menyakitinya, tapi dalam
waktu yang sama aku tak ingin segera menembakkan spermaku. Aku ingin
menikmati rasa vaginanya selama mungkin. Kurasa dia mulai dapat
menikmatinya, kepalanya mendongak ke atas dan matanya terpejam.
Kupercepat kocokanku, menariknya hampir keluar dan menekannya masuk
kembali dengan pelan, menikmati rasa sempit vaginanya pada penisku. Eva
mulai memutar pinggulnya seiring hentakanku. Tempo dan nafsu kami
semakin meningkat cepat. Kurendahkan tubuhku dan mencium lehernya dan
bahunya. Tiap gerakan tubuh kami mengantarku semakin dekat pada batas
akhir.
“Ya Pa! Ya! Rasanya Eva hampir sampai!”
“Papa juga sayang!” Dan kulesakkan ke dalamnya untuk yang terakhir kali.
Menekan berlawanan arah dengannya mencoba sedalam mungkin saat
kuledakkan sperma semprotan demi semprotan kedalam vaginanya. Dapat
kurasakan cairan kami bercampur dan meleleh keluar dari vaginanya menuju
ke buah zakarku.
Tubuh Eva bergetar di bawahku, tangan dan kakinya mendorongku merapat
padanya. Pelan kutarik dan kudorong lagi semakin dalam padanya saat
persediaan spermaku akhirnya benar-benar kosong. Kutatap matanya lalu
menciumnya.
“Eva, ini adalah seks terbaik yang pernah Papa dapatkan.” aku lupa kalau kami tak sendirian dikamar ini.
“Aku dengar itu!” kata isteriku.
“Kita akan lihat apa kita bisa mengubah anggapanmu itu!”
Dengan para gadis-gadis itu dalam kamar ini, aku sadar ‘kesenanganku’ baru saja akan dimulai.
Thursday, June 20, 2013
Paling banyak dibaca
-
Playing Card atau di Indonesia sering disebut kartu Remi ( padahal nama salah satu permainan ) mungkin datang dari Timur, Mesir atau Arab – ...
-
Video Mesum Wanita Dewasa Vs Anak Kecil Full 111
-
10. A whale is swimming off the Valdes peninsula (Argentina). 9-Icebergs and an Adelie penguin in Adelie Land of Antarctica. Antarctica...
-
Salam Jp buat yang belum bergabung tunggu apa lagi Togelhok88 Bandar judi online togel terpercaya, Tempat betting aman togelhok88 "LI...
-
Cerita Dewasa – Wanita STW Yang Aku Tiduri Ternyata Ibu TemankuCerita Dewasa – Wanita STW Yang Aku Tiduri Ternyata Ibu TemankuCerita Dewasa ...
-
Kalau kamu perhatikan bentuk-bentuk benda di bumi ini, sangat beragam, bukan? Ada yang bulat, lonjong, persegi, kubus, piramid, dan masih ba...
-
Erotis, Seksi, Menarik serta Kaya? Berikut adalah 10 idola pria Jepang. Penilaiandilakukan atas sering muncul dalam acara TV, film DVD dan...
-
BEIJING--MI: Sejumlah ilmuwan dan pembuat film menemukan spesies baru tikus raksasa dan hewan lain yang selama ini tak pernah disaksikan jau...
-
Pada pertengahan bulan Juni, Fauziah dan anaknya datang ke rumah Waluyo. Anak-anak sekolah baru saja beberapa hari memulai libur panjangnya...
-
Orang memodifikasi tubuh mereka untuk terlihat berbeda. Mereka memiliki perasaan yang unik dan khusus, dipilih dengan cara. Sebagian besa...