Blogroll

https://pasarhots.blogspot.co.id/2018/02/pasang-banner-bisnis-murah.html

Monday, October 31, 2011

Pemerintah Indonesia Bakal Ngutang Lagi 133,56 Triliun

Pemerintah akan terus me­nambah pundi-pundi utangnya un­tuk membiayai anggaran dan mem­bayar sebagian utang jatuh tempo. Jumlah utang yang akan ditarik tahun depan rencananya mencapai Rp 133,56 triliun. Gila bener.

Hal itu disampaikan Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR Melchias Markus Mekeng dalam pidato pengesahan RAPBN 2012 dalam Rapat Paripurna di DPR, kemarin. “Tahun depan defisit ang­garan disepakati Rp 124,02 tri­liun, atau 1,5 persen dari PDB (Pro­duct Domestic Bruto),” je­las Mekeng.
Menurut dia, defisit anggaran di 2012 akan dibiayai oleh sumber dana non utang Rp 9,54 triliun dan pembiayaan utang Rp 133,56 triliun.

Banggar DPR juga meminta pemerintah melakukan audit terhadap piutang macet di 28 BUMN sebesar Rp 12,4 triliun. Selanjut­nya, piutang di 108 pemda sebe­sar Rp 800 miliar dan piutang di 175 PDAM sebesar Rp 4,6 triliun. Seperti diketahui, total utang pemerintah Indonesia hingga September 2011 mencapai Rp 1.754,91 triliun. Dalam sebulan jum­lah utang itu naik Rp 10,57 tril­iun dibanding posisi Agustus 2011 yang sebesar Rp 1.744,34 triliun.

Jika dibandingkan dengan jumlah utang di Desember 2010 yang sebesar Rp 1.676,85 triliun, jumlah utang hingga September 2011 bertambah Rp 78,06 triliun. Secara rasio terhadap PDB, utang Indonesia juga naik dari 27,15 persen pada Agustus menjadi 27,3 persen pada September.

Meski begitu, pemerintah juga berencana menyicil bunga utang Rp 122,2 triliun tahun depan. Jumlah tersebut 12,6 persen dari total belanja pemerintah pusat di 2012. Mekeng mengatakan, pemba­yaran bunga utang ini terdiri dari bunga utang dalam dan luar negeri. “Bunga utang dalam negeri Rp 88,5 triliun dan bunga utang luar negeri sebesar Rp 33,714 triliun,” ungkapnya.

Jumlah beban bunga utang di 2012 ini lebih rendah dari rencana awal yang sebesar Rp 123,1 triliun. Sebelumnya, Menteri Keua­ngan Agus Martowardojo me­min­­ta masyarakat tidak khawatir soal utang Indonesia. “Kita tidak per­lu khawatir yang berlebihan ter­ha­dap posisi utang Indo­nesia,” jelas Agus di Jakarta

No comments:

Paling banyak dibaca