Blogroll

https://pasarhots.blogspot.co.id/2018/02/pasang-banner-bisnis-murah.html

Friday, May 25, 2012

Front Pembela Yahudi

Front Pembela Yahudi

Di Indonesia, kalau tidak salah nih, ada empat atau tiga agama yang katanya
Diberi nama agama-agama langit, karena mempunyai nabi dan kitab sucinya
Ditulis berdasarkan wahyu dari Tuhan sendiri … ini mah katanya dan katanya.
Pernyataan katanya ini penting … karena memang itulah fakta dan realitanya.
Yahudi, Kristen, Katolik, dan Islam, itu kalau yang suka empat pembagiannya.
Kalau yang suka tiga, yah … katakan agama Yahudi, Nasrani, dan Islam saja.
Nabinya juga ada tiga, Musa, Isa, dan Muhammad, begitu urutan kehadirannya.
Singkat kata inilah tiga agama langit, selebihnya dikatakan agama bumi saja,
Meskipun tentu saja klaim ini bisa saja diubah jika kelompok pengikut agama
Bertekad untuk mengubahnya, ya sudah silahkan diubah saja toh itu hak Anda.
Agama bumi yang diakui negara juga ada tiga, Khong Hu Cu, Hindu dan Budha.
Nah di Indonesia memang hanya enam agama ini yang boleh ada di KTP warga.
Agama yang lain tentu saja tetap boleh dianut tetapi dicantumkan di KTP kita,
Apalagi jika kitanya ngotot minta itu fasilitas istimewa, pasti ribet dah urusannya.
Payung aturannya tidak ada, walau konstitusi menjamin kebebasan beragama
Dan tidak dibatasi oleh hanya enam agama saja, tetapi ada aturan dibawahnya.
Jadi jika ada warga negara Indonesia beragama Yahudi, dan dia perlu KTP juga,
Dijamin kepala akan pusing tujuh keliling, tidak tahu harus apa dan bagaimana?
Lho bagaimana ini, katanya agama langit ada empat atau tiga kan kami ini juga?
Keluhan semacam ini mungkin ditanggapi dengan ramah dan senyuman juga,
Tetapi kalau berharap KTP – e-KTP tepatnya – akan bisa dikeluarkan segera,
Pasti harapan akan sia-sia, begitu juga dengan agama-agama dunia lainnya,
Seperti Shinto yang dari Jepang sana, ya udah … jangan jadi warga Indonesia.

KTP tidak ada, paspor mustahil dibuat, cara paling praktis ubah saja tuh agama.
Kalau ini warga oke-oke saja, urusan pasti beres, yang repot kalau sebaliknya.
Singkat kata entah mengapa negara Pancasila ini hanya akui enam agama saja,
Padahal faktanya masih ada banyak agama yang nyata-nyata ada pemeluknya.
Tetapi sudahlah, ini kan urusan negara, pasti ada alasannya kenapa enam saja,
Meskipun kalau dikaji menggunakan akal sehat orang awam saja, jelas anehnya.
Memangnya orang Yahudi dan orang Jepang sana bukan orang yang beragama?
Yang satu mungkin hanya agama bumi, tetapi yang satu kan juga dari langit sana?
Ha … ha … ha … inilah persoalan dasar yang sangat sederhana tetapi esensinya
Jelas luar biasa … bukankah ini pelanggaran konstitusi yang hebatnya tidak terkira?
Hanya entah mengapa tidak ada orang yang pernah memikirkannya, termasuk juga
Sang Laksamana yang biasanya sangat lantang jika konstitusi dilanggar negara?

Yang juga aneh para pemuka agama di Indonesia, mereka pasti tahu masalahnya.
Ada yang salah dan tidak benar di pihak negara en toh mereka tenang-tenang saja.
Untuk urusan prinsip macam begini, walau persoalan terus ada tidak habis-habisnya,
Tetap saja harus ada yang berani bicara, entah dimulai dari prakarsa buka wacana,
Atau apalah namanya, tetapi memang harus ada, kalau tidak ketidakadilan terus ada.
Hanya gara-gara nih para pemuka agama yang ada tidak berani atau mau bicara,
Negara tidak sadar masalahnya, banyak orang jadi terpaksa berdusta di ini negara.
Coba bayangkan banyak dari mereka harus mengubah nama dan sebutan agama
Hanya karena payung hukumnya belum terbuka, walaupun konstitusi menjaminnya.
Ada juga argumentasi yang berkata, lho mereka itu kan sangat sedikit jumlahnya.
Jangankan sedikit, ada satu saja terpaksa berdusta gara-gara kita mengabaikannya,
Rasanya dosanya harus ditanggung bersama … bagaimana kalau nanti di atas sana
Nabi Musa bertanya, di kitab-kitab kalian namaku dibaca dan disebut-sebut dalam doa,
Tetapi mengapa pengikutku kalian abaikan begitu saja dan pura-pura tidak tahu segala,
Bahkan kebencian yang menyesatkanlah yang ramai-ramai kalian pupuk dan pelihara?
Memangnya kalian diajarkan begitu oleh sahabatku ini sambil matanya mengerling dua
Nabi besar yang berdiri di sampingnya … ha … ha … ha … ini sih … imajinasi semata,
Tetapi kan bisa saja ada benarnya, ini kalau akal sehat dan nurani cerdas ukurannya.

Di negara Pancasila yang ramah, moral terjaga, iman dan takwa luar biasa tebalnya,
Sopan santun dan etika juga sangat terpelihara, fenomena yang aneh terus terjadi saja.
Jangankan Front Pembela Yahudi dan Front Pembela Shinto, Front Pembela Buddha,
Front Pembela Hindu, Front Pembela Kristen, Front Pembela Katolik, tidak pernah ada.
Kami ini walau hanya kecil-kecil saja jumlah pengikutnya, yah … minoritaslah istilahnya,
Tetapi tidak perlu front-front pembela segala karena memangnya ada ancaman apa
Sehingga perlu dibela … di negara ini sama sekali tidak ada bahaya bagi agama …
Kami semua rukun adanya, konstitusi negara menjaminnya, kalau ada masalahnya
Ya itu tadi, ada banyak agama tidak ada aturannya, bahkan satu agama langit juga.
Jadi rasanya aneh saja jika justru yang paling besar – mayoritaslah istilahnya – …
Eh … mempunyai front pembela segala, lho ,,, yang kecil saja tidak punya pembela.
Apakah ini tidak terbalik namanya, jika memang mereka itu didukung oleh semuanya?
Atau jangan-jangan hanya mencari sensasi saja, walau ya … tetap aneh saja rasanya.
Paling besar, paling kuat, paling banyak di ini negara, eh … yang paling perlu pembela.
Mending kalau pembelaannya untuk yang kecil dan memberi rasa aman pada mereka.
Yang ini malah terasa sebaliknya … benar-benar banyak fenomena aneh di ini negara.
Semoga catatan ini memberi manfaat dan wawasan bagi para pemuka agama apa saja
Dan yang lebih penting lagi, fenomena aneh dan tidak rasional tidak terus menggejala.

Paling banyak dibaca