TANYA : Apa benar laki-laki perlu melakukan sunat dari segi medis? Saya merasakan ada banyak pro dan kontra tentang sunat di media massa. Saya ada pernah membaca bahwa WHO juga ada menyatakan sunat bisa melindungi dari AIDS, dan juga ada yang mengatakan sunat penting untuk kebersihan dan kesehatan penis, bisa melindungi dari kanker penis atau kanker mulut rahim, sehingga menganggap sunat benar-benar perlu dilakukan.
Tapi saya juga pernah membaca ulasan yang menjelaskan manfaat dari preputium, meskipun jarang sekali ada ulasan seperti yang ini di media massa. Bagaimana dengan penjelasan dari dokter sendiri? Apakah dengan merawat dan menjaga kebersihan badan tidak cukup untuk kesehatan penis? Apa sosialisasi tentang cara pembersihan penis yang benar tidak lebih baik dari pada menganjurkan operasi sirkumsisi?
Terima kasih sebelumnya untuk penjelasannya.
Freddy (26 Tahun)
JAWAB : Benar ada pro dan kontra mengenai sunat, apalagi yang dikaitkan dengan pencegahan HIV/AIDS. Memang pada tahun 2007 WHO dan UNAIDS menyelenggarakan konsultasi pakar internasional yang kemudian merekomendasikan bahwa “sunat pada laki-laki harus diakui sebagai suatu intervensi penting tambahan untuk mengurangi risiko infeksi tertular HIV”.
Tetapi, tampaknya mereka lupa bahwa studi yang dilakukan oleh UNAIDS sebagian besar di Afrika di mana kejadian HIV tinggi, sebagian besar pria tidak disunat, dan penularan terutama melalui hubungan hetersoseksual. Karena itu The Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat telah mengeluarkan pernyataan bahwa sirkumsisi tidak mengurangi risiko penularan HIV di antara kelompok homoseksual. CDC juga menyatakan bahwa keputusan untuk merekomendasikan sirkumsisi sebagai tindakan resmi untuk pencegahan HIV masih belum final
Bahkan muncul pula artikel di Jurnal of Urology April 2005 yang menyebutkan bahwa sunat mengurangi kepuasan seksual karena ketika kulit penutup kepala penis (preputium) dipotong berarti banyak serabut saraf sensoris yang sangat peka rangsangan seksual ikut hilang terbuang.
Dari segi kesehatan, hanya pada keadaan phimosis yang merupakan keharusan dilakukan sunat. Masalahnya, pada keadaan phimosis, di mana preputium tidak dapat ditarik ke belakang, terjadi penumpukan bahan kelenjar yang disebut smegma. Penumpukan ini dapat mengakibatkan infeksi penis, bahkan kanker. Tetapi kalau preputium dapat dibuka sehingga kepala penis dapat dibersihkan setiap saat, maka urusan kebersihan bukan menjadi masalah.
Thursday, September 22, 2011
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Paling banyak dibaca
-
Playing Card atau di Indonesia sering disebut kartu Remi ( padahal nama salah satu permainan ) mungkin datang dari Timur, Mesir atau Arab – ...
-
Video Mesum Wanita Dewasa Vs Anak Kecil Full 111
-
Aku duduk termenung di sebuah kursi panjang bandara. Aku diminta menemani bos Herman menjemput seseorang temannya. Herman berada di depan ...
-
Pada masa sekarang ini media penyimpanan (storage) seperti BlueRay, DVD ROM, dan Flashdisk mampu menyimpan data dalam Gigabyte, se...
-
Cerita ini berawal dari kebencian saya terhadap seorang manager marketing sebuah bank swasta ternama, sehingga saya harus melakukan hal-ha...
-
Beberapa penemuan dan inovasi muncul dari perang antara Union dan Konfederasi. Konflik yang menewaskan lebih dari 620.000 orang atau sek...
-
Kedatangan Herman sungguh mengembalikan perasaanku yang dahulu kala pernah mencintainya. Walaupun ia hanya beberapa hari liburan di sini,...
-
10. Ho’oponopono For those of you who have had many stormy arguments and heated discussions, Ho’oponopono will take time, a lot of time. T...
-
Seniors, dead people, animals and general weirdos has received instant stardom, all thanks to their microblogging enthusiasm. 10. shitmydad...
-
Tono, Andi dan Herman, mereka mengerjai Bu Viany secara bersamaan, sangat brutal menurut saya. Saya coba tenang, tapi sesuatu yang ada di...
No comments:
Post a Comment