1.205 Lebih Perempuan Tertipu Bos SPG

SURABAYA- Di masa sulit mendapatkan pekerjaan seperti sekarang, iming-iming bekerja ringan dengan hasil besar selalu menarik perhatian banyak orang. Termasuk di antaranya para remaja dan mahasiswi seperti yang terjadi di Surabaya ini.

Ratusan pelajar, mahasiswi dan bahkan ibu rumah tangga, beramai-ramai mendaftar sebagai sales promotion girl (SPG) lantaran tergiur iming-iming mendapat gaji Rp 3 juta hanya dengan lima hari menjaga pameran elektronik di sejumlah pusat perbelanjaan di Surabaya. Syaratnya, mereka cukup mendaftar dengan membayar Rp 200.000.

Tapi apa yang terjadi kemudian. Para wanita ini menjadi korban penipuan belaka. Sabtu (24/9) siang, mereka berondong-bondong mendatangi Mapolsek Gubeng untuk melaporkan Soesilowati (41), warga Kapasari Pedukuhan BT, Simokerto, Surabaya, yang diduga menjadi otak aksi penipuan ini.

“Saya sudah melamar, katanya dijanjikan akan menjadi salah satu SPG di pameran. Tapi si Soesi ternyata kabur,” tutur Alfia, salah satu korban saat melapor di Mapolsek Gubeng.

Ia menceritakan, kejadian penipuan ini berawal pada pertemuannya dengan Soesilowati, 11 Agustus silam. Ketika itu, Alfia ditawari menjadi SPG sebuah produk ponsel lokal selama pameran satu bulan penuh. Dengan janji manis Soesilowati yang dikemas sedemikian rupa, Alfia pun tertarik.

Bagaimana tidak, dalam tawaran itu Alfia dijanjikan bayaran pokok Rp 3 juta per bulan dan tunjangan makan Rp 35.000 perhari. Padahal dalam sebulan itu, ia hanya cukup bekerja selama lima hari.

Ia pun hanya diminta membayar uang pendaftaran sebesar Rp 200.000.

“Saya sudah membayar uang itu pada Yayuk, koordinator yang ditunjuk Soesilowati,” tuturnya.

Menurut Alfia, saat itu, persyaratan untuk mendaftar juga cukup mudah. Hanya membayar sejumlah uang kemudian menandatangani surat kontrak dengan kop surat Sub Kontrak Event Kanthi Rahayu, yang kantornya berada di Jl Sidomulyo Gg 28, Sidotopo Wetan, Alfia sudah resmi jadi SPG itu.

Tentu saja, dengan kemudahan syarat ini Alfia lantas tertarik. Tak hanya Alfia, rekannya yang lain Riskita Karunia juga mendaftar jadi SPG untuk pameran ini.

Tapi usut punya usut, rupanya apa yang dilamar Alfia ini ternyata palsu. Sebab pameran yang dikatakan oleh Soesilowati akan berlangsung 28 September itu tak pernah ada.

Korban penipuan berdalih lowongan SPG ini ini tak hanya Alfia seorang. Masih ada 1.205 orang yang termakan rayuan Soesilowati. Apabila ditotal dengan asumsi pendaftaran Rp 200.000 per orang, maka uang yang dilarikan Soesilowati lebih dari Rp 200 juta.

Meski begitu, awalnya Alfia dan ribuan orang ini belum berani mengambil sikap. Sebab tanggal yang dijanjikan seperti dalam kontrak itu belum tiba. Maklum, hingga terakhir Kanti Rahayu (45), warga Sidomulyo yang ditunjuk sebagai koordinator, menghubunginya beberapa hari lalu.

Kala itu, Kanthi menghubungi ribuan orang yang termakan rayuan Soesilowati, serta delapan koordinator lainnya untuk berkumpul di Kebun Bibit, Gubeng, Sabtu (24/9), sekitar pukul 13.00 WIB. Dari sanalah akhirnya kedok Soesilowati ini terbongkar.

“Event ini gak ada, malah Soesilowati-nya kabur,” tutur Alfia kesal.

Kanthi sendiri sempat diperiksa di Polsek Gubeng. Saat itu Kanthi berdalih dirinya juga tertipu dengan rayuan Soesilowati. Ia mengaku dijanjikan keuntungan Rp 150.000 per orang jika ikut mensukseskan progam Soesilowati ini.

Menurut Kanthi, sejak membuka agensi pada Juli silam, dirinya sudah menggaet lebih dari 200 orang. Artinya, 28 September nanti dirinya akan dibayar Rp 30 juta. Rencananya, ke-200 orang ini akan di bagi dalam tiga pameran promosi ponsel.

Kanthi menjelaskan, korban penipuan Soesilowati ini tersebar di sembilan kota. Di antaranya Surabaya, Malang, Ponorogo, Jogja hingga Kebumen. Meski begitu, ia mengaku, tak mudah baginya untuk mengajak sembilan koordinator ini untuk bersatu dan melaporkan Soesilowati ke polisi. Baru Sabtu kemarin, ia bisa mengumpulkan semuanya dan melaporkan dugaan penipuan itu ke Mapolsek Gubeng.

Saat ditanya dimana Soesilowati sekarang, Kanthi menuturkan, dirinya terakhir bertemu, Rabu lalu. Saat itu Soesilowati pamit padanya dan mengambil seluruh uang yang sudah dibayarkan tiap koordinator.

“Dia pamit mau nikah sama brondongnya di Batam,” kata Kanthi.

Kapolsek Gubeng AKP Alfian Nuriazal mendampingi Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Coki Manurung mengatakan, masih menyelidiki kasus ini. Namun Alfian tak menutup mata jika banyak rumor yang beredar terkait kasus ini,

Ia mengakui, ada kabar yang beredar kalau laporan ini hanyalah akal-akalan Kanthi dan koordinator lainnya karena mereka tak bisa mengembalikan uang korban.

Bahkan Soesilowati juga dirumorkan hanyalah tokoh rekaan Kanthi. Namun beberapa korban rupanya ada yang mengaku pernah bertemu Soesilowati.

“Singkatnya, kami pastikan laporan ini kami tindak lanjuti dan semoga uang korban dapat kembali,” pungkas Alfian.