Blogroll

https://pasarhots.blogspot.co.id/2018/02/pasang-banner-bisnis-murah.html

Monday, September 26, 2011

Seorang Wanita Cianjur Dijual ke Jepang

(Cianjur, Jawa Barat): Diduga menjadi korban perdagangan manusia (Trafficking), Krisnawati Yulianti (23) warga Kampung Leuwisari, Desa/Kecamatan Sukanagara, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat dipulangkan ke kampung halamanya berkat bantuan dari International Organization for Migration (IOM) Jakarta, Kamis (22/9/2011).

Korban yang sempat dibawa singgah ke kantor Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Istri Binangkit Kabupaten Cianjur itu sempat marah-marah lantaran tidak mau diekspos. Bahkan pekerja sosial dari IOM yang mengantar korban juga sempat menolak diantar oleh petugas dari P2TP2A setelah mengetahui banyak wartawan yang meliput.

Menurut Kepala Bagian Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Setda Cianjur, Esih Sukaesih Karo Karo didamping petugas P2TP2A, Kabupaten Cianjur, Lidiya Indayani Umar menuturkan, pihaknya mengetahui adanya korban trafficking setelah mendapatkan kontek dari IOM yang mendampingi korban. Bahkan lembaga tersebut mengirimkan faximail yang isinya meminta bantuan pemulihan kesehatan dan psikososial lanjutan serta bantuan reintegrasi pasca pemulangan ke daerah asal.

"Sudah menjadi tugas kita, begitu ada pemberitahuan adanya korban trafficking dari negara Jepang yang merupakan warga Cianjur, kita sudah siapkan penangananya termasuk untuk menjemputnya di Jakarta. Tapi rupanya IOM yang mendampingi korban tidak berkenan dan mereka sendiri yang akan mengantarkan sampai daerah asal," kata Esih.

Menurutnya, korban tiba di kantor P2TP2A sekitar pukul 14.30 WIB didampingi beberapa pekerja sosial dari IOM sebelum diberangkatkan ke kampung halamnya. "Korban sempat cerita kalau ia pergi ke Jepang bersama temanya dari daerah Bekasi sebanyak 13 orang untuk penukaran budaya dengan menggunakan paspor turis. Rupanya kondisi itulah yang dimanfaatkan dan korban ternyata malah mendapatkan pelecehan seksual," katanya.

Namun belum sempat cerita panjang, korban keburu marah-marah lantaran melihat banyak wartawan dan tidak mau diliput. Bahkan para pekerja sosial yang mendampinginya juga sempat marah-marah ke petugas P2TP2A lantaran diliput wartawan.

"Sebenarnya mereka tidak perlu marah, tapi kita menyadari mungkin keinginan mereka seperti itu, alasan privacy mereka tidak mau diketahui publik. Tapi bagi kita adanya wartawan justru membantu bagi kita untuk sosialisasi, agar kedepanya jangan sampai terjadi kasus seperti ini," tandasnya.

Dikataka Esih, kasus trafficking yang berkedok pertukaran budaya tersebut baru pertama kali terjadi di Cianjur. Sehingga mendapatkan perhatian yang cukup serius. "Ini akan menjadi bahan sosialisasi, masyarakat jangan sampai terjebak dengan iming-iming imbalan besar dengan dijanjikan pekerjaan, meski itu dalihnya pertukaran budaya. Mestinya yang namanya pertukaran budaya bukan hanya kita yang mengirimkan, tapi mereka (Jepang) juga mengirimkan warganya ke kita, yang terjadi ini tidak," pungkasnya.

No comments:

Paling banyak dibaca