Wednesday, June 27, 2012
Share ID Chatting CW YM yang suka CAM SEX (+ PICS)
Hehe... spesial untuk para juragan2 yang doyan YM and bosen ama temen YM
yang begitu2 aja, saya share beberapa ID YM Cw yang bisa bikin bosen
kita ilang... hehe yah tapi ini sih tergantung bakat "Don Juan" agan2
dalam ngerayu sih, hehe senggol dikit juga dapet Ko Cam Sex sama doi,
asal pinter2 ngambil hati aja ya gan (Jangan asal tiba2 minta doi telanjang aja?!? ) hahaha ya speak2 dulu lah basa-basi asal jangan sampe basi aja . Kebanyakan sih Orang Indo tapi TKW di luar negeri sih (bosen kali kaga ada temen ngobrol dia nya jadi ya "gitu deh")
Kaga usah basa-basi deh, CEKID-CROT!
ID YM: win_da85
ID YM: g1rl_xxx
ID YM: mawar_berduri1982
ID YM: nenek_cant1k
ID YM: putri_patria0402
ID YM: qg_i
ID YM: susan_sby1
BONUS
Tambahan ID YM gan... Silakan
sandrawilhelmia@yahoo.co.id
devi.wulan@mig33.com
54rmila@yahoo.co.id
cinta_17@yahoo.co.id
d3w1k@yahoo.co.id
m3r2kau@yahoo.com
Terus room yang sering ada cewe shownya:
Bandung1
jakarta7
surabaya7
Terus ini ID cewe tapi gak bugil (Tapi asik di ajak "nyerempet2")
ID Cewek jakarta
Lia_dewi21
ines.aja
imong
bagas
robi_q23
salim3
Put3r3
sombong12
makan156
ID Cewek bandung
Usman1a4
loku12udi
1m4
somol3
saloe34
lisa 41
vi3v3
ID Cewek surabaya
den39
s4n93
mocos8
koit6
kl5
ID Cewek kalimantan
borneo42
burungburung
titutit
masam34
huba34
[Spesial Bonus]
ID YM tante girang
1. mirandazer
2. ana_cutegirl24
3. tante_anna_sofia
4. bh_38_b
5. cew_27
6. dinda_laros
7. erikahermawan
8. gadisbirahi
9. iva_livecam_sex
Kaga usah basa-basi deh, CEKID-CROT!
ID YM: win_da85
ID YM: g1rl_xxx
ID YM: mawar_berduri1982
ID YM: nenek_cant1k
ID YM: putri_patria0402
ID YM: qg_i
ID YM: susan_sby1
BONUS
Tambahan ID YM gan... Silakan
sandrawilhelmia@yahoo.co.id
devi.wulan@mig33.com
54rmila@yahoo.co.id
cinta_17@yahoo.co.id
d3w1k@yahoo.co.id
m3r2kau@yahoo.com
Terus room yang sering ada cewe shownya:
Bandung1
jakarta7
surabaya7
Terus ini ID cewe tapi gak bugil (Tapi asik di ajak "nyerempet2")
ID Cewek jakarta
Lia_dewi21
ines.aja
imong
bagas
robi_q23
salim3
Put3r3
sombong12
makan156
ID Cewek bandung
Usman1a4
loku12udi
1m4
somol3
saloe34
lisa 41
vi3v3
ID Cewek surabaya
den39
s4n93
mocos8
koit6
kl5
ID Cewek kalimantan
borneo42
burungburung
titutit
masam34
huba34
[Spesial Bonus]
ID YM tante girang
1. mirandazer
2. ana_cutegirl24
3. tante_anna_sofia
4. bh_38_b
5. cew_27
6. dinda_laros
7. erikahermawan
8. gadisbirahi
9. iva_livecam_sex
Foto Abg Pamer Isi Dalam Celana Dalam
Foto Abg Pamer Isi Dalam Celana Dalam - Bukan gombal tapi ini ada kawan. Ini foto yang mau gua kasih liat ama agan - agan. Foto Abg Pamer Isi Dalam Celana Dalam jangan di sebarluaskan ya ...
takutnya nanti foto ini nambah laris aja di dunia maya ... hehehehehe
FOTO LEBIH BUGIL >>>> KLIK DISINI!!!
takutnya nanti foto ini nambah laris aja di dunia maya ... hehehehehe
FOTO LEBIH BUGIL >>>> KLIK DISINI!!!
Saturday, June 23, 2012
Cara Budidaya Ikan Sidat
Ikan
Sidat (anguilla bicolor), termasuk familiAnguillidae, ordo Apodes. Di
Indonesia diperkirakan paling sedikit terdapat 5 (lima) jenis Ikan
Sidat, yaitu : Anguilla encentralis, A. bicolor bicolor, A. borneonsis,
A. Bicolor Pacifica, dan A. celebensis. Ikan Sidat mungkin tidak dikenal
oleh banyak orang di sini. Tapi, di berbagai negara ikan sidat jadi
makanan primadona yang harganya sangat mahal.
Permintaan ekspor sidat terus meningkat. Harga jualnya juga mencengangkan. Sayangnya, teknik pendederan dan pembesaran yang menjadi kunci dihasilkannya sidat berkualitas dan layak ekspor belum banyak dikuasai.
Ikan sidat adalah sejenis belut, namun bentuknya lebih panjang dan besar. Ada yang mencapai 50 cm. Memang tidak enak dilihat. Tapi siapa sangka, konsumen asing menganggap cita rasa ikan sidat enak dan memiliki kandungan gizi yang tinggi. Kalau di restoran Jepang, ikan ini sebutannya Unagi.
Kandungan vitamin A mencapai 4.700 IU/100 gram, sedangkan hati ikan sidat lebih tinggi lagi, yaitu15.000 IU/100 gram. Lebih tinggi dari kandungan vitamin A mentega yang hanya mencapai 1.900 IU/100 gram.
Bahkan kandungan DHA ikan sidat 1.337 mg/100 gram mengalahkan ikan salmon yang hanya tercatat 820 mg/100 gram atau tenggiri 748 mg/100 gram.
Sementara kandungan EPA ikan sidat mencapai 742 mg/100 gram, jauh di atas ikan salmon yang hanya 492 mg/100 gram dan tenggiri yang hanya 409 mg/100 gram.
Teknologi budi daya masih baru di Indonesia. Budi daya ikan sidat di Indonesia baru ditemukan sekitar tahun 2007 oleh Satuan Kerja Tambak Pandu Karawang, yang merupakan UPT Ditjen Perikanan Budi Daya, Departemen Kelautan dan Perikanan. Padahal ikan sidat sudah cukup lama dibudidayakan di Jepang dan Thailand. Asal tahu saja, pengembangan budi daya kedua negara menggunakan benih dari Indonesia.
“Melihat permintaan pasar dunia yang sangat besar mendorong kami untuk melakukan penelitian budi daya ikan sidat,”
Ikan Sidat tumbuh di perairan tawar (sungai dan danau) hingga mencapai dewasa, setelah itu Ikan Sidat dewasa beruaya ke laut dalam untuk melakukan reproduksi. Larva hasil pemijahan akan berkembang, dan secara berangsur-angsur terbawa arus ke perairan pantai. Ikan Sidat yang telah mencapai stadia elver (glass eel) akan beruaya dari perairan laut ke perairan tawar melalui muara sungai.
Harga ikan memang sangat menggiurkan. Harga di tingkat petani ikan sidat untuk elver dengan harga jual antara Rp. 250.000/kg. Untuk ukuran 10-20 gram berkisar antara Rp 20.000-Rp 40.000/kg, sedangkan ukuran konsumsi >500 gram untuk jenis Anguilla bicolor pada pasar lokal rata-rata Rp 75.000/kg; jenis Anguilla marmorata Rp 125.000-Rp 175.000/kg.
Larva Sidat (elver) berhubungan dengan musim. Diperkirakan larva Ikan Sidat dimulai pada awal musim hujan, akan tetapi pada musim tersebut faktor arus sungai dan keadaan bulan sangat mempengaruhi intensitas ruayanya.
Ikan Sidat termasuk ikan karnivora. Di perairan umum Ikan Sidat memakan berbagai jenis hewan, khususnya organisme benthik seperti crustacea (udang dan kepiting), polichatea (cacing, larva chironomus dan bivalva serta gastropods). Aktivitas makan Ikan Sidat umumnya pada malam hari (nokturnal).
Ikan Sidat telah dibudidayakan secara intensif di Eropa khususnya di Norwegia, Jerman dan Belanda serta Asia, yaitu : Jepang, Taiwan dan China daratan. Di negara-negara lain seperti Australia, Indonesia dan beberapa negara Eropa dan Afrika Barat umumnya produksi Ikan Sidat masih mengandalkan dari hasil penangkapan di alam.. Ikan Sidat dapat dibudidayakan di dalam ruangan tertutup (indoor) dan di luar ruangan (outdoor). Di Indonesia dengan suhu lingkungan yang relatif konstan sepanjang tahun maka pemeliharaan Ikan Sidat dapat dilakukan di luar ruangan (out door).
justify;”> Secara praktis Ikan Sidat dapat dibudidayakan di kolam tanah berdinding bambu, kolam beton (bak beton), pen dan keramba faring apung. Apa pun jenis wadah yang digunakan dalam budidaya Ikan Sidat yang hamus diperhatikan adalah bagaimana mencegah lolosnya ikan dari media budidaya.
Lingkungan Perairan yang Baik untuk Budidaya Ikan Sidat
a. Suhu.
Pada pemeliharaan benih Ikan Sidat lokal, A. bicolor bicolor, suhu terbaik untuk memacu pertumbuhan adalah 29°C.
b. Salinitas.
Pada pemeliharaan Ikan Sidat lokal.,, A. bicolor bicolor (elver), salinitas yang dapat memberikan pertumbuhan yang baik adalah 6 – 7 ppt.
c. Oksigen Terlarut.
Kandungan oksigen minimal yang dapat ditolelir oleh Ikan Sidat berkisar antara 0,5 – 2,5 ppm.
d. pH.
pH optimal untuk pertumbuhan Ikan Sidat adalah 7 – 8.
e. Amonia (N H3- N) dan Nitrit (NO2-N)
Pada konsentrasi amonia 20 ppm sebagian Ikan Sidat yang dipelihara mengalami methemoglobinemie dan pada konsentrasi 30 – 40 ppm seluruh Ikan Sidat mengalami methemoglobinemie.
Kebutuhan Nutrien
Seperti halnya jenis ikan-ikan lain, Ikan Sidat membutuhkan zat gizi berupa protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral.
Kadar protein pakan optimal adalah 45% untuk ikan bestir (juvenil) dan sekitar 50% untuk ikan kecil (fingerling).
Budidaya Ikan Sidat Pada Jaring Apung
a. Jaring Apung.
Satu unit jaring apung memiliki empat kolam berukuran 7 x 7 m, dengan jaring berukuran 7 x 7 x 2,5 m dan mata jaring 2,5 inchi. Untuk menghindari lolosnya ikan, disekeliling tepian kolam bagian atas diberi penutup dari hapa dengan lebar 60 cm.
b. Benih Ikan Sidat.
Benih Ikan Sidat (Anguilla bicolor) berbobot 15 – 20 gram per ekor dengan panjang 20-30 cm.. Benih Ikan Sidat diperoleh dari Pelabuhan Ratu hasil tangkapan nelayan di perairan umum.
c. Padat Penebaran.
Setiap kolam ditebar 100 kg benih Ikan Sidat.
d. Pakan.
Pakan yang diberikan adalah pakan buatan berbentuk pasta dengan kandungan :
¦ Protein 47,93%
¦ Lemak 10,03%
¦ Seratkasar 8,00%
¦ BETN 8,32%
¦ Abu 25,71%
Pakan diberikan sebanyak 3% dari berat total ikan Konvensi pakan sebesar 1,96.
Dengan konvensi tersebut akan diperoleh laju perturnbuhan
rata-rata 1,46`% dengan mortalitas 9,64 %.
e. Masa Pemeliharaan dan Panen.
Pemeliharaan Ikan Sidat pada kolam keramba jaring apung selama 7 – 8 bulan, dan masa. panen secara bertahap dapat dimulai pada masa pemeliharaan 4 bulan.
Ukuran Ikan Sidat yang, dipanen dapat – mencapai ukuran. konsumsi yaitu 180 – 200 gram per ekor.
Pemeliharaan ikan Sidat pada kolam keramba jaring apung merupakan salah satu alternatif dalam rangka penganekaragaman budidaya ikan pada kolam keramba jaring apung. Namun dalam penerapannya masih perlu diperhatikan kondisi serta kualitas perairan umum yang dipergunakan.
Sumber : http://carabudidaya.com/cara-budidaya-ikan-sidat/
Permintaan ekspor sidat terus meningkat. Harga jualnya juga mencengangkan. Sayangnya, teknik pendederan dan pembesaran yang menjadi kunci dihasilkannya sidat berkualitas dan layak ekspor belum banyak dikuasai.
Ikan sidat adalah sejenis belut, namun bentuknya lebih panjang dan besar. Ada yang mencapai 50 cm. Memang tidak enak dilihat. Tapi siapa sangka, konsumen asing menganggap cita rasa ikan sidat enak dan memiliki kandungan gizi yang tinggi. Kalau di restoran Jepang, ikan ini sebutannya Unagi.
Kandungan vitamin A mencapai 4.700 IU/100 gram, sedangkan hati ikan sidat lebih tinggi lagi, yaitu15.000 IU/100 gram. Lebih tinggi dari kandungan vitamin A mentega yang hanya mencapai 1.900 IU/100 gram.
Bahkan kandungan DHA ikan sidat 1.337 mg/100 gram mengalahkan ikan salmon yang hanya tercatat 820 mg/100 gram atau tenggiri 748 mg/100 gram.
Sementara kandungan EPA ikan sidat mencapai 742 mg/100 gram, jauh di atas ikan salmon yang hanya 492 mg/100 gram dan tenggiri yang hanya 409 mg/100 gram.
Teknologi budi daya masih baru di Indonesia. Budi daya ikan sidat di Indonesia baru ditemukan sekitar tahun 2007 oleh Satuan Kerja Tambak Pandu Karawang, yang merupakan UPT Ditjen Perikanan Budi Daya, Departemen Kelautan dan Perikanan. Padahal ikan sidat sudah cukup lama dibudidayakan di Jepang dan Thailand. Asal tahu saja, pengembangan budi daya kedua negara menggunakan benih dari Indonesia.
“Melihat permintaan pasar dunia yang sangat besar mendorong kami untuk melakukan penelitian budi daya ikan sidat,”
Ikan Sidat tumbuh di perairan tawar (sungai dan danau) hingga mencapai dewasa, setelah itu Ikan Sidat dewasa beruaya ke laut dalam untuk melakukan reproduksi. Larva hasil pemijahan akan berkembang, dan secara berangsur-angsur terbawa arus ke perairan pantai. Ikan Sidat yang telah mencapai stadia elver (glass eel) akan beruaya dari perairan laut ke perairan tawar melalui muara sungai.
Harga ikan memang sangat menggiurkan. Harga di tingkat petani ikan sidat untuk elver dengan harga jual antara Rp. 250.000/kg. Untuk ukuran 10-20 gram berkisar antara Rp 20.000-Rp 40.000/kg, sedangkan ukuran konsumsi >500 gram untuk jenis Anguilla bicolor pada pasar lokal rata-rata Rp 75.000/kg; jenis Anguilla marmorata Rp 125.000-Rp 175.000/kg.
Larva Sidat (elver) berhubungan dengan musim. Diperkirakan larva Ikan Sidat dimulai pada awal musim hujan, akan tetapi pada musim tersebut faktor arus sungai dan keadaan bulan sangat mempengaruhi intensitas ruayanya.
Ikan Sidat termasuk ikan karnivora. Di perairan umum Ikan Sidat memakan berbagai jenis hewan, khususnya organisme benthik seperti crustacea (udang dan kepiting), polichatea (cacing, larva chironomus dan bivalva serta gastropods). Aktivitas makan Ikan Sidat umumnya pada malam hari (nokturnal).
Ikan Sidat telah dibudidayakan secara intensif di Eropa khususnya di Norwegia, Jerman dan Belanda serta Asia, yaitu : Jepang, Taiwan dan China daratan. Di negara-negara lain seperti Australia, Indonesia dan beberapa negara Eropa dan Afrika Barat umumnya produksi Ikan Sidat masih mengandalkan dari hasil penangkapan di alam.. Ikan Sidat dapat dibudidayakan di dalam ruangan tertutup (indoor) dan di luar ruangan (outdoor). Di Indonesia dengan suhu lingkungan yang relatif konstan sepanjang tahun maka pemeliharaan Ikan Sidat dapat dilakukan di luar ruangan (out door).
justify;”> Secara praktis Ikan Sidat dapat dibudidayakan di kolam tanah berdinding bambu, kolam beton (bak beton), pen dan keramba faring apung. Apa pun jenis wadah yang digunakan dalam budidaya Ikan Sidat yang hamus diperhatikan adalah bagaimana mencegah lolosnya ikan dari media budidaya.
Lingkungan Perairan yang Baik untuk Budidaya Ikan Sidat
a. Suhu.
Pada pemeliharaan benih Ikan Sidat lokal, A. bicolor bicolor, suhu terbaik untuk memacu pertumbuhan adalah 29°C.
b. Salinitas.
Pada pemeliharaan Ikan Sidat lokal.,, A. bicolor bicolor (elver), salinitas yang dapat memberikan pertumbuhan yang baik adalah 6 – 7 ppt.
c. Oksigen Terlarut.
Kandungan oksigen minimal yang dapat ditolelir oleh Ikan Sidat berkisar antara 0,5 – 2,5 ppm.
d. pH.
pH optimal untuk pertumbuhan Ikan Sidat adalah 7 – 8.
e. Amonia (N H3- N) dan Nitrit (NO2-N)
Pada konsentrasi amonia 20 ppm sebagian Ikan Sidat yang dipelihara mengalami methemoglobinemie dan pada konsentrasi 30 – 40 ppm seluruh Ikan Sidat mengalami methemoglobinemie.
Kebutuhan Nutrien
Seperti halnya jenis ikan-ikan lain, Ikan Sidat membutuhkan zat gizi berupa protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral.
Kadar protein pakan optimal adalah 45% untuk ikan bestir (juvenil) dan sekitar 50% untuk ikan kecil (fingerling).
Budidaya Ikan Sidat Pada Jaring Apung
a. Jaring Apung.
Satu unit jaring apung memiliki empat kolam berukuran 7 x 7 m, dengan jaring berukuran 7 x 7 x 2,5 m dan mata jaring 2,5 inchi. Untuk menghindari lolosnya ikan, disekeliling tepian kolam bagian atas diberi penutup dari hapa dengan lebar 60 cm.
b. Benih Ikan Sidat.
Benih Ikan Sidat (Anguilla bicolor) berbobot 15 – 20 gram per ekor dengan panjang 20-30 cm.. Benih Ikan Sidat diperoleh dari Pelabuhan Ratu hasil tangkapan nelayan di perairan umum.
c. Padat Penebaran.
Setiap kolam ditebar 100 kg benih Ikan Sidat.
d. Pakan.
Pakan yang diberikan adalah pakan buatan berbentuk pasta dengan kandungan :
¦ Protein 47,93%
¦ Lemak 10,03%
¦ Seratkasar 8,00%
¦ BETN 8,32%
¦ Abu 25,71%
Pakan diberikan sebanyak 3% dari berat total ikan Konvensi pakan sebesar 1,96.
Dengan konvensi tersebut akan diperoleh laju perturnbuhan
rata-rata 1,46`% dengan mortalitas 9,64 %.
e. Masa Pemeliharaan dan Panen.
Pemeliharaan Ikan Sidat pada kolam keramba jaring apung selama 7 – 8 bulan, dan masa. panen secara bertahap dapat dimulai pada masa pemeliharaan 4 bulan.
Ukuran Ikan Sidat yang, dipanen dapat – mencapai ukuran. konsumsi yaitu 180 – 200 gram per ekor.
Pemeliharaan ikan Sidat pada kolam keramba jaring apung merupakan salah satu alternatif dalam rangka penganekaragaman budidaya ikan pada kolam keramba jaring apung. Namun dalam penerapannya masih perlu diperhatikan kondisi serta kualitas perairan umum yang dipergunakan.
Sumber : http://carabudidaya.com/cara-budidaya-ikan-sidat/
Labels:
Bisnis,
Bisnis Offline,
Budidaya,
Kerja Nyata,
Kumpulan Cara
Cara Budidaya Lobster Air Tawar
Sebelum
masuk pada teknik budidaya lobster air tawar. Kita ulas sedikit tentang
segmen pembenihan dan pembesaran lobster air tawar. Pada prinsipnya
pembenihan dan pembesaran adalah satu kesatuan, karena tujuan akhir
budidaya lobster air tawar adalah menciptakan lobster air tawar
konsumsi.
Budidaya lobster air tawar sangatlah mudah dan tidak harus memiliki keahlian khusus seperti budidaya udang atau ikan air tawar yang memiliki teknik sedemikian rumit dengan sistem kawin suntik dan pengawasan khusus. Memang untuk lobster air tawar ini yang terpenting ada minat untuk mengerjakannnya saja. Sediakan oksigen yang cukup di dalam air dan pakan yang cukup tidak berlebihan maka lobster akan tumbuh sempurna dan bongsor. Tidak menyita waktu banyak apabila secara rutin dikerjakan. Lobster air tawar dapat diberi makan pada pagi dan sore hari. Untuk pembersihan kolam dan pensortiran paska panen dapat dilakukan pada waktu libur.
Apa yang dibutuhkan untuk segmen pembenihan dan pembesaran:
1. Pembenihan adalah menghasilkan bibit atau anakan lobster air tawar hingga ukuran 2 inci. Yang diperlukan adalah Induk Berkualitas yang tidak mudah terserang penyakit dan bukan dari hasil perwakinan sedarah (inbreeding) pasalnya perkawinan sedarah akan menghasilkan lobster berkelamin ganda atau intersex. Untuk mendapatkan indukan yang baik, harus dilakukan selective breeding yaitu memilih lobster yang pertumbuhannya paling cepat diantara yang lain dalam satu generasi. Dipisahkan antara kelamin jantan dan betina pada ukuran 2 inci agar pada saat menginjak dewasa lobter tersebut tidak kawin dalam usia dini.
Apa yang dibutuhkan pada segmen pembenihan adalah induk lobster air tawar yang diset untuk 1 set (5 betina+4jantan) dengan kepadatan tempat pembesaran 50cmX50cm dengan tinggi air maks 30 cm dengan atap tertutup atau bisa memberi atap sebuah paranet untuk tanaman anggrek atau terpal. Untuk kolam perkawinan diusahakan maks 1 set 1m2, karena kalau kapasitas sedikit sedangkan kolam terlalu besar itu akan mengurangi lobster memilih pasangannya. Karena frekwensi mereka jarang bertemu. Dan untuk media pembenihan tidak harus memiliki lahan yang luas, perkawinan indukan cukup mengunakan aquarium atau kolam semen dan pembesaran hingga ukuran 2 inci dapat dilakukan dikolam semen juga.
2. Pembesaran adalah menghasilkan lobter ukuran konsumsi, biasanya untuk lobster air tawar yang disajikan di restoran ukuran Per Kg isi 10-12 ekor. Apa yang dibutuhkan yaitu bibit lobster air tawar ukuran 2 inci untuk pembesaran. Dan ini harus memiliki lahan agak sedikit besar dan kami sarankan untuk pembesaran harus kolam tanah. Karena kolam tanah memiliki struktur tanah untuk lobster hidup seperti di habitat aslinya, karana saya sudah meriset membandingkan pembesaran di aquarium, kolam semen, bak fiber, kolam terpal, kolam karper tetapi tetap kolam tanag menghasilkan pertumbuhan yang lebih cepat dari yang lainnya. maksimal 10 ekor per meter. Dan ini harus dipisahkan antara jenis kelamin betina dan jantan agar ketika pembesaran lobster tidak kawin. Dan diusahakan untuk kelamin jantan saja yang dibesarkan karena memang jantan lebih cepat pembesaran dibanding betina.
Pembenihan dan pembesaran pada dasarnya menjadi satu kesatuan. Awalnya hanya induk lobster air tawar yang dikawinkan dalam kolam semen setelah 2 minggu kolam dikuras semua maka akan ada lobster yang sudah gending telur dipindahkan kedalam kolam atau aquarium untuk masa pengeraman 1 bulan setelah itu lobster dipindahkan ke kolam semen untuk penetasan anakan lobster setelah itu biarkan anakan lobster besar hingga ukuran 2 inci selama 2 bulan setelah itu lobster disortir antara kelamin jantan dan betina siap untuk dibesarkan didalam kolam pembesaran yaitu kolam tanah, dengan masa pembesaran 6 bulan lobster dapat dipanen hingga ukuran 10 -12 ekor per Kg. Cukup sederhana kan, untuk induk lobster ukuran 4 Inci dapat menghasilkan 200 ekor telur dengan tingkat kematian 15%. Semakin besar ukuran lobster dan semakin sering lobster dikawinkan maka lobster tersebut akan semakin banyak menghasilkan telur.
TEKNIK BUDIDAYA LOBSTER AIR TAWAR PEMBENIHAN MAUPUN PEMBESARAN
Lobster air tawar biasanya hidup di danau, rawa atau sungai. Ar tawar, yang terletak di kawasan perairan papua nugini dan Australia. Umumnya tempat hidup (habitat) lobster air tawar memiliki ciri-ciri khusus, seperti sungai yang tepinya dangkal dan bagian dasarnya terdiri atas Lumpur, pasir dan bantuan.
Suhu untuk pertumbuhan lobster adalah 26 – 310 C. dengan kandungan oksigen terlarut (02) 3-5 ppm, dan PH 6 – 8,5. sebetulnya ini tidak berpengaruh terlalu besar harus mengikuti patokan diatas. Namun cara yang sangat sederhana misalkan untuk kolam yang akan diisi air hendaknya diendapkan terlebih dahulu selama 1 hari 1 malam dengan tambahan supplayan oksigen terlarut seperti pompa atau aerator gunannya agar ph air menjadi naik atau stabil dikisaran 7 dan oksigen terlalut akan naik sampai 4-5 ppm dan untuk suhu tidak terlalu sudah dengan iklim seperti di Indonesia ini.
Supplayan oksigen terlarut itu sangat sekali dibutuhkan untuk kelangsungan hidup lobster. Media persembunyian juga harus ada agar gunanya mengurangi tinggat bertemunya lobster dengan yang lain. Karna lobster memiliki sifat kanibalisme yang tinggi ini bisa kita hindari dengan memberi paduan tempat persembunyian yang banyak seperti batu bata roster, genteng, pipa paralon yang dapat disesuaikan dengan ukuran lobster, paranet angrek atau karung.
Untuk anakan yang baru menetas dapat diberikan makan cacing sutra, cacing beku, kutu air beku, pellet yang halus dll. Pada umumnya apapun makan dapat dimakan oleh lobster air tawar karna di habitat asalnya apapun yang ada diperairan akan dimakannya, karna lobster air tawar memang tidak susah seperti jenis perudangan lainnya atau pun perikanan lainnya.
Riset dari ILC Farm untuk makanan yang mengandung protein segar jauh lebih cepat pertumbuhannya di banding sayur-sayuran atau pellet lobster. Cacing termasuk jenis protein segar yang dapat ditemui dan tidak repot untuk mencarinnya dan dari segi harga pun tidak terlalu mahal untuk anakan lobster yang berukuran 5 inci dengan jumlah telur kurang lebih 400 butir dapat dapat menghabiskan sekitar 2 liter cacing sutra dengan harga Rp 10.000. per liter untuk makan perbulan. Dengan waktu 2 – 3 bulan dapat mengahasilkan bibit ukuran 2 inci Up.
Untuk bibit lobster air tawar berukuran 2 inci masuk pembesaran untuk pembesaran lobster konsumsi dengan pembesaran 5 – 6 bulan pada perinsipnya sama bisa kita berikan apa saja, tapi ILC farm tetap memilih protein segar sebagai menu utama dan pellet lobster atau sayuran sebagai menu selingan. protein segar pun sangat bervareasi mulai dari cacahan ikan sampai empla usus, jeroan dan keong mas. Tetapi keong mas ternya memiliki kandungan protein yang sangat lengkap dan gizi yang banyak dan mudah dicari atau dikembangbiakan. Pembesaran dapat menekan biaya untuk pakan sampai menjadi 0 %. Ini terbukti sangat ampuh. Budidaya apapun biaya paling besar yaitu penyediyaan pakan, kalau biaya pakan bisa ditekan sampai 0 % dana investasi bisa digunakan untuk penunjang lainnya. Tanpa mengurangi dari kelezatan lobster itu sendiri. Suatu proses lobster bisa tumbuh sehat dan bongsor adalah tersedianya air yang cukup, oksigen terlarut yang cukup agar bisa merubah zat-zat makan menjadi daging dan pakan yang berprotein segar. Maka lobster akan tumbuh cepat dan dapat mempersingkat waktu pemanenan.
Budidaya lobster air tawar sangatlah mudah dan tidak harus memiliki keahlian khusus seperti budidaya udang atau ikan air tawar yang memiliki teknik sedemikian rumit dengan sistem kawin suntik dan pengawasan khusus. Memang untuk lobster air tawar ini yang terpenting ada minat untuk mengerjakannnya saja. Sediakan oksigen yang cukup di dalam air dan pakan yang cukup tidak berlebihan maka lobster akan tumbuh sempurna dan bongsor. Tidak menyita waktu banyak apabila secara rutin dikerjakan. Lobster air tawar dapat diberi makan pada pagi dan sore hari. Untuk pembersihan kolam dan pensortiran paska panen dapat dilakukan pada waktu libur.
Apa yang dibutuhkan untuk segmen pembenihan dan pembesaran:
1. Pembenihan adalah menghasilkan bibit atau anakan lobster air tawar hingga ukuran 2 inci. Yang diperlukan adalah Induk Berkualitas yang tidak mudah terserang penyakit dan bukan dari hasil perwakinan sedarah (inbreeding) pasalnya perkawinan sedarah akan menghasilkan lobster berkelamin ganda atau intersex. Untuk mendapatkan indukan yang baik, harus dilakukan selective breeding yaitu memilih lobster yang pertumbuhannya paling cepat diantara yang lain dalam satu generasi. Dipisahkan antara kelamin jantan dan betina pada ukuran 2 inci agar pada saat menginjak dewasa lobter tersebut tidak kawin dalam usia dini.
Apa yang dibutuhkan pada segmen pembenihan adalah induk lobster air tawar yang diset untuk 1 set (5 betina+4jantan) dengan kepadatan tempat pembesaran 50cmX50cm dengan tinggi air maks 30 cm dengan atap tertutup atau bisa memberi atap sebuah paranet untuk tanaman anggrek atau terpal. Untuk kolam perkawinan diusahakan maks 1 set 1m2, karena kalau kapasitas sedikit sedangkan kolam terlalu besar itu akan mengurangi lobster memilih pasangannya. Karena frekwensi mereka jarang bertemu. Dan untuk media pembenihan tidak harus memiliki lahan yang luas, perkawinan indukan cukup mengunakan aquarium atau kolam semen dan pembesaran hingga ukuran 2 inci dapat dilakukan dikolam semen juga.
2. Pembesaran adalah menghasilkan lobter ukuran konsumsi, biasanya untuk lobster air tawar yang disajikan di restoran ukuran Per Kg isi 10-12 ekor. Apa yang dibutuhkan yaitu bibit lobster air tawar ukuran 2 inci untuk pembesaran. Dan ini harus memiliki lahan agak sedikit besar dan kami sarankan untuk pembesaran harus kolam tanah. Karena kolam tanah memiliki struktur tanah untuk lobster hidup seperti di habitat aslinya, karana saya sudah meriset membandingkan pembesaran di aquarium, kolam semen, bak fiber, kolam terpal, kolam karper tetapi tetap kolam tanag menghasilkan pertumbuhan yang lebih cepat dari yang lainnya. maksimal 10 ekor per meter. Dan ini harus dipisahkan antara jenis kelamin betina dan jantan agar ketika pembesaran lobster tidak kawin. Dan diusahakan untuk kelamin jantan saja yang dibesarkan karena memang jantan lebih cepat pembesaran dibanding betina.
Pembenihan dan pembesaran pada dasarnya menjadi satu kesatuan. Awalnya hanya induk lobster air tawar yang dikawinkan dalam kolam semen setelah 2 minggu kolam dikuras semua maka akan ada lobster yang sudah gending telur dipindahkan kedalam kolam atau aquarium untuk masa pengeraman 1 bulan setelah itu lobster dipindahkan ke kolam semen untuk penetasan anakan lobster setelah itu biarkan anakan lobster besar hingga ukuran 2 inci selama 2 bulan setelah itu lobster disortir antara kelamin jantan dan betina siap untuk dibesarkan didalam kolam pembesaran yaitu kolam tanah, dengan masa pembesaran 6 bulan lobster dapat dipanen hingga ukuran 10 -12 ekor per Kg. Cukup sederhana kan, untuk induk lobster ukuran 4 Inci dapat menghasilkan 200 ekor telur dengan tingkat kematian 15%. Semakin besar ukuran lobster dan semakin sering lobster dikawinkan maka lobster tersebut akan semakin banyak menghasilkan telur.
TEKNIK BUDIDAYA LOBSTER AIR TAWAR PEMBENIHAN MAUPUN PEMBESARAN
Lobster air tawar biasanya hidup di danau, rawa atau sungai. Ar tawar, yang terletak di kawasan perairan papua nugini dan Australia. Umumnya tempat hidup (habitat) lobster air tawar memiliki ciri-ciri khusus, seperti sungai yang tepinya dangkal dan bagian dasarnya terdiri atas Lumpur, pasir dan bantuan.
Suhu untuk pertumbuhan lobster adalah 26 – 310 C. dengan kandungan oksigen terlarut (02) 3-5 ppm, dan PH 6 – 8,5. sebetulnya ini tidak berpengaruh terlalu besar harus mengikuti patokan diatas. Namun cara yang sangat sederhana misalkan untuk kolam yang akan diisi air hendaknya diendapkan terlebih dahulu selama 1 hari 1 malam dengan tambahan supplayan oksigen terlarut seperti pompa atau aerator gunannya agar ph air menjadi naik atau stabil dikisaran 7 dan oksigen terlalut akan naik sampai 4-5 ppm dan untuk suhu tidak terlalu sudah dengan iklim seperti di Indonesia ini.
Supplayan oksigen terlarut itu sangat sekali dibutuhkan untuk kelangsungan hidup lobster. Media persembunyian juga harus ada agar gunanya mengurangi tinggat bertemunya lobster dengan yang lain. Karna lobster memiliki sifat kanibalisme yang tinggi ini bisa kita hindari dengan memberi paduan tempat persembunyian yang banyak seperti batu bata roster, genteng, pipa paralon yang dapat disesuaikan dengan ukuran lobster, paranet angrek atau karung.
Untuk anakan yang baru menetas dapat diberikan makan cacing sutra, cacing beku, kutu air beku, pellet yang halus dll. Pada umumnya apapun makan dapat dimakan oleh lobster air tawar karna di habitat asalnya apapun yang ada diperairan akan dimakannya, karna lobster air tawar memang tidak susah seperti jenis perudangan lainnya atau pun perikanan lainnya.
Riset dari ILC Farm untuk makanan yang mengandung protein segar jauh lebih cepat pertumbuhannya di banding sayur-sayuran atau pellet lobster. Cacing termasuk jenis protein segar yang dapat ditemui dan tidak repot untuk mencarinnya dan dari segi harga pun tidak terlalu mahal untuk anakan lobster yang berukuran 5 inci dengan jumlah telur kurang lebih 400 butir dapat dapat menghabiskan sekitar 2 liter cacing sutra dengan harga Rp 10.000. per liter untuk makan perbulan. Dengan waktu 2 – 3 bulan dapat mengahasilkan bibit ukuran 2 inci Up.
Untuk bibit lobster air tawar berukuran 2 inci masuk pembesaran untuk pembesaran lobster konsumsi dengan pembesaran 5 – 6 bulan pada perinsipnya sama bisa kita berikan apa saja, tapi ILC farm tetap memilih protein segar sebagai menu utama dan pellet lobster atau sayuran sebagai menu selingan. protein segar pun sangat bervareasi mulai dari cacahan ikan sampai empla usus, jeroan dan keong mas. Tetapi keong mas ternya memiliki kandungan protein yang sangat lengkap dan gizi yang banyak dan mudah dicari atau dikembangbiakan. Pembesaran dapat menekan biaya untuk pakan sampai menjadi 0 %. Ini terbukti sangat ampuh. Budidaya apapun biaya paling besar yaitu penyediyaan pakan, kalau biaya pakan bisa ditekan sampai 0 % dana investasi bisa digunakan untuk penunjang lainnya. Tanpa mengurangi dari kelezatan lobster itu sendiri. Suatu proses lobster bisa tumbuh sehat dan bongsor adalah tersedianya air yang cukup, oksigen terlarut yang cukup agar bisa merubah zat-zat makan menjadi daging dan pakan yang berprotein segar. Maka lobster akan tumbuh cepat dan dapat mempersingkat waktu pemanenan.
Labels:
Bisnis,
Bisnis Offline,
Budidaya,
Kerja Nyata,
Kumpulan Cara
Cara Budidaya Ikan Mujair
1. SEJARAH SINGKAT
Ikan mujair merupakan jenis ikan konsumsi air tawar, bentuk badan pipih dengan warna abu-abu, coklat atau hitam. Ikan ini berasal dari perairan Afrika dan pertama kali di Indonesia ditemukan oleh bapak Mujair di muara sungai Serang pantai selatan Blitar Jawa Timur pada tahun 1939. Ikan mujair mempunyai toleransi yang besar terhadap kadar garam/salinit as. Jenis ikan ini mempunyai kecepatan pertumbuhan yang relatif lebih cepat, tetapi setelah dewasa percepatan pertumbuhannya akan menurun. Panjang total maksimum yang dapat dicapai ikan mujair adalah 40 cm.
2. SENTRA PERIKANAN
Sentra perikanan terdapat didaerah Jawa Barat, Jawa Tengah, Sumatera, Kalimantan.
3. JENIS
Klasifikasi ikan mujair adalah sebagai berikut:
Kelas : Pisces
Sub kelas : Teleostei
Ordo : Percomorphi
Sub-ordo : Percoidea
Famili : Cichlidae
Genus : Oreochromis
Species : Oreochromis mossambicus
Adapun jenis ikan mujair yang dikenal antara lain: mujair biasa, mujair merah (mujarah) atau jamerah dan mujair albino.
4. MANFAAT
Sebagai sumber penyediaan protein hewani.
5. PERSYARATAN LOKASI
1) Tanah yang baik untuk kolam pemeliharaan adalah jenis tanah liat/lempung, tidak berporos. Jenis tanah tersebut dapat menahan massa air yang besar dan tidak bocor sehingga dapat dibuat pematang/dinding kolam.
2) Kemiringan tanah yang baik untuk pembuatan kolam berkisar antara 3-5% untuk memudahkan pengairan kolam secara gravitasi.
3) Ikan mujair dapat tumbuh normal, jika lokasi pemeliharaan berada pada ketinggian antara 150-1000 m dpl.
4) Kualitas air untuk pemeliharaan ikan mujair harus bersih, tidak terlalu keruh dan tidak tercemar bahan-bahan kimia beracun, dan minyak/limbah pabrik.
5) Ikan mujair dapat berkembang pesat di kolam, sawah, kakaban, dan sungai air deras. Kolam dengan sistem pengairannya yang mengalir sangat baik bagi pertumbuhan dan perkembangan fisik ikan mujair. Debit air untuk kolam air tenang 8-15 liter/detik/ha, sedangkan untuk pembesaran di kolam air deras debitnya 100 liter/menit/m 3 .
6) Keasaman air (pH) yang baik adalah antara 7-8.
7) Suhu air yang baik berkisar antara 20-25 derajat C.
6. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
6.1. Penyiapan Sarana dan Peralatan
A. Kolam
Sarana berupa kolam yang perlu disediakan dalam usaha budidaya ikan mujair tergantung dari sistim pemeliharaannya (sistim 1 kolam, 2 kolam dlsb). Adapun jenis kolam yang umum dipergunakan dalam budidaya ikan mujair antara lain:
1) Kolam pemeliharaan induk/kolam pemijahan
Kolam ini berfungsi sebagai kolam pemijahan, kolam sebaiknya berupa kolam tanah yang luasnya 50-100 meter persegi dan kepadatan kolam induk hanya 2 ekor/m². Adapun syarat kolam pemijahan adalah suhu air berkisar antara 20-22 derajat C; kedalaman air 40-60 cm; dasar kolam sebaiknya berpasir.
2) Kolam pemeliharaan benih/kolam pendederan
Luas kolam tidak lebih dari 50-100 meter persegi. Kedalaman air kolam antara 30-50 cm. Kepadatan sebaiknya 5-50 ekor/meter persegi. Lama pemeliharaan di dalam kolam pendederan/ipukan antara 3-4 minggu, pada saat benih ikan berukuran 3-5 cm.
3) Kolam pembesaran
Kolam pembesaran berfungsi sebagai tempat untuk memelihara dan membesarkan benih selepas dari kolam pendederan. Adakalanya dalam pemeliharaan ini diperlukan beberapa kolam pembesaran, yaitu:
*) Kolam pembesaran tahap I berfungsi untuk memelihara benih ikan selepas dari kolam pendederan. Kolam ini sebaiknya berjumlah antara 2-4 buah dengan luas maksimum 250-500 meter persegi/kolam. Pembesaran tahap I ini tidak dianjurkan memakai kolam semen, sebab benih ukuran ini memerlukan ruang yang luas. Setelah benih menjadi gelondongan kecil maka benih memasuki pembesaran tahap kedua atau langsung dijual kepada pera petani.
*) Kolam pembesaran tahap II berfungsi untuk memelihara benih gelondongan besar. Kolam dapat berupa kolam tanah atau sawah. Keramba apung juga dapat digunakan dengan mata jaring 1,25–1,5 cm. Jumlah penebaran pembesaran tahap II sebaiknya tidak lebih dari 10 ekor/meter persegi.
*) Pembesaran tahap III berfungsi untuk membesarkan benih. Diperlukan kolam tanah antara 80-100 cm dengan luas 500-2.000 meter persegi.
*) Kolam/tempat pemberokan
Merupakan tempat pembersihan ikan sebelum dipasarkan
B. Peralatan
Alat-alat yang biasa digunakan dalam usaha pembenihan ikan mujair diantaranya adalah: jala, waring (anco), hapa (kotak dari jaring/kelambu untuk menampung sementara induk maupun benih), seser, ember-ember, baskom berbagai ukuran, timbangan skala kecil (gram) dan besar (Kg), cangkul, arit, pisau serta piring secchi (secchi disc) untuk mengukur kadar kekeruhan. Sedangkan peralatan lain yang digunakan untuk memanen/menangkap ikan mujair antara lain adalah warring/scoopnet yang halus, ayakan panglembangan diameter 100 cm, ayakan penandean diameter 5 cm, tempat menyimpan ikan, keramba kemplung, keramba kupyak, fish bus (untuk mengangkut ikan jarak dekat), kekaban (untuk tempat penempelan telur yang bersifat melekat), hapa dari kain tricote (untuk penetasan telur secara terkontrol) atau kadang-kadang untuk penangkapan benih, ayakan penyabetan dari alumunium/bambu, oblok/delok (untuk pengangkut benih), sirib (untuk menangkap benih ukuran 10 cm keatas), anco/hanco (untuk menangkap ikan), lambit dari jaring nilon (untuk menangkap ikan konsumsi), scoopnet (untuk menangkap benih ikan yang berumur satu minggu keatas), seser (gunanya= scoopnet, tetapi ukurannya lebih besar), jaring berbentuk segiempat (untuk menangkap induk ikan atau ikan konsumsi).
C. Persiapan Media
Yang dimaksud dengan persiapan adalah melakukan penyiapan media untuk pemeliharaan ikan, terutama mengenai pengeringan, pemupukan dlsb. Dalam menyiapkan media pemeliharaan ini, yang perlu dilakukan adalah pengeringan kolam selama beberapa hari, lalu dilakukan pengapuran untuk memberantas hama dan ikan-ikan liar sebanyak 25-200 gram/meter persegi, diberi pemupukan berupa pupuk buatan, yaitu urea dan TSP masing- masing dengan dosis 50-700 gram/meter persegi, bisa juga ditambahkan pupuk buatan yang berupa urea dan TSP masing-masing dengan dosis 15 gram dan 10 gram/meter persegi.
6.2. Pembibitan
Untuk menyiapkan bibit ikan mujair yang akan dipelihara, perlu diperhatikan hal-hal penyiapan media pemeliharaan, pemilihan dan pemeliharaan induk, penetasan dan persyaratan bibit, ciri-ciri bibit dan induk unggul.
A. Pemilihan Induk
Ciri-ciri induk bibit mujair yang unggul adalah sebagai berikut:
1) Mampu memproduksi benih dalam jumlah yang besar dengan kwalitas yang tinggi.
2) Pertumbuhannya sangat cepat.
3) Sangat responsif terhadap makanan buatan yang diberikan.
4) Resisten terhadap serangan hama, parasit dan penyakit.
5) Dapat hidup dan tumbuh baik pada lingkungan perairan yang relatif buruk.
6) Ukuran induk yang baik untuk dipijahkan yaitu 100 gram lebih per ekornya.
7) Adapun ciri-ciri untuk membedakan induk jantan dan induk betina adalah sebagai berikut:
1. Betina
* Terdapat 3 buah lubang pada urogenetial yaitu: dubur, lubang pengeluaran telur dan lubang urine.
* Ujung sirip berwarna kemerah-merahan pucat tidak jelas.
* Warna perut lebih putih.
* Warna dagu putih.
* Jika perut distriping tidak mengeluarkan cairan.
2. Jantan
* Pada alat urogenetial terdapat 2 buah lubang yaitu: anus dan lubang sperma merangkap lubang urine.
* Ujung sirip berwarna kemerah-merahan terang dan jelas.
* Warna perut lebih gelap/kehitam-hitaman.
* Warna dagu kehitam-hitaman dan kemerah-merahan.
* Jika perut distriping mengeluarkan cairan.
B. Sistim Pembibitan
Pembibitan ikan mujair dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu:
1) Sistim satu kolam
Pada sistim ini kolam pemijahan/pembenihan disatukan dengan kolam pendederan/ pemeliharaan anak. Setelah dilakukan persiapan media pembibitan, tebarkan induk jantan dan betina dengan perbandingan 1:2 atau 1:4 dengan jumlah kepadatan 2 pasang/10 meter persegi. Pamanenan dilakukan setiap 2 minggu sekali.
2) Sistim dua kolam
Pada sistim ini proses pemijahan dan pendederan dilakukan pada kolam terpisah, dengan perbandingan luas kolam pemijahan dengan kolam pendederan adalah 1:2 atau 1:4. Dasar kolam pendederan harus lebih rendah dari dasar kolam lainnya agar aliran air cukup deras mengalir dari kolam pemijahan ke kolam pendederan. Pada pintu kedua kolam tersebut dipasang saringan kasar agar hanya anak-anak ikan saja yang dapat lewat. Jumlah dan kepadatan induk jantan dan betina yang disebarkan sama dengan sistim satu kolam.
3) Sistim platform
Pada sistim ini kolam dibagi dalam 4 bagian, yaitu
Kolam pertama sebagai tempat induk jantan dan betina bertemu atau tempat pemijahan.
Kolam kedua tempat induk betina dimana disekat oleh kisi atau krei bambu dengan ukuran lubang-lubang sebesar badan induk betina sehingga hanya induk betina yang dapat lolos ke kolam kedua ini.
Kolam ketiga merupakan tempat pelepasan larva dan temapat yang ke empat adalah tempat pendederan. Persiapan media dan jumlah induk yang dilepas sama dengan sistim yang pertama.
C. Pembenihan
Pemijahan dan penetasan ikan mujair berlangsung sepanjang tahun pada kolam pemijahan dan tidak memerlukan lingkungan pemijahan secara khusus. Hal yang perlu dilakukan adalah penyiapan media pemeliharaan seperti pengerikan pengapuran dan pemupukan. Ketinggian air di kolam dipertahankan sekitar 50 cm. Untuk menambah tingkat produkivitas dan kesuburan, maka diberikan makanan tambahan dengan komposisi sebagai berikut: tepung ikan 25%, tepung kopra 10% dan dedak halus sebesar 65%. Komposisi ransum ini digunakan dalam usaha budidaya ikan mujair secara komersial. Dapat juga diberi makanan yang berupa pellet yang berkadar protein 20-30% dengan dosis 2-3% dari berat populasi per hari, diberikan sebanyak 2 kali/hari yaitu pada pagi dan sore hari. Pemijahan akan terjadi setelah induk jantan membuat lubang sarang yang berupa cekungan di dasar kolam dengan garis tengah sekitar 10-35 cm. Begitu pembuatan sarang pemijahan selesai, segera berlangsung proses pemijahan. Setelah proses pembuahan selesai, maka telur-telur hasil pemijahan segera dikumpulkan oleh induk betina ke dalam mulutnya untuk dierami hingga menetas. Pada saat tersebut induk betina tidak aktif makan sehingga terlihat tubuhnya kurus. Telur akan menetas setelah 3-5 hari pada suhu air sekitar 25-27°C. Setelah sekitar 2 minggu sejak penetasan, induk betina baru melepaskan anak-anaknya, karena telah mampu mencari makanan sendiri.
D. Pemeliharaan Bibit
Pendederan atau pemeliharaan anak ikan mujair dilakukan setelah telur-telur hasil pemijahan menetas. Kegiatan ini dilakukan pada kolam pendederan yang sudah siap menerima anak ikan dimana kolam tersebut dikeringkan terlebih dahulu serta dibersihkan dari ikan-ikan liar. Kolam diberi kapur dan dipupuk sesuai ketentuan. Begitu pula dengan pemberian pakan untuk bibit diseuaikan dengan ketentuan. Jumlah penebaran dalam kolam pendederan tergantung dari ukuran benih ikan. Benih ikan ukuran 1-3 cm, jumlah penebarannya sekitar 30-50 ekor/meter persegi, ukuran 3-5 cm jumlah penebarannya berkisar 5-10 ekor/meter persegi. Sedangkan anak ikan ukuran 5-8 cm jumlah penebarannya 2-5 ekor/meter persegi. Untuk benih yang ukuran 5-8 cm ini, sebaiknya dilakukan secara monoseks kultur, karena pada ukuran tersebut benih ikan sudah dapat dibedakan yang berjenis kelamin jantan atau betina.
E. Pemeliharaan Pembesaran
Pemeliharaan pembesaran dapat dilakukan secara polikultur maupun monokultur.
* Polikultur
ikan mujair 50%, ikan tawes 20%, dan mas 30%, atau
ikan mujair 50%, ikan gurame 20% dan ikan mas 30%.
* Monokultur
Pemeliharaan sistem ini merupakan pemeliharaan terbaik dibandingkan dengan polikultur dan pada sistem ini dilakukan pemisahan antara induk jantan dan betina. Pembesaran ikan mujair pun dapat pula dilakukan di jaring apung, berupa Hapa berukuran 1 x 2 m sampai 2 x 3 m dengan kedalaman 75-100 cm. Ukuran hapa dapat disesuaikan dengan kedalaman kolam. Selain itu sawah yang sedang diberokan dapat dipergunakan pula untuk pemijahan dan pemeliharaan benih ikan mujair. Sebelum digunakan petak sawah diperdalam dahulu agar dapat menampung air sedalam 50-60 cm, dibuat parit selebar 1-1,5 m dengan kedalaman 60-75 cm.
F. Pemupukan
Pemupukan kolam bertujuan untuk meningkatkan dan produktivitas kolam, yaitu dengan cara merangsang pertumbuhan makanan alami sebanyak-banyaknya. Pupuk yang biasa digunakan adalah pupuk kandang atau pupuk hijau dengan dosis 50–700 gram/m²
G. Pemberian Pakan
Apabila tingkat produkivitas dan kesuburan kolam sudah semakin berkurang, maka bisa diberikan makanan tambahan dengan komposisi sebagai berikut: tepung ikan 25%, tepung kopra 10% dan dedak halus sebesar 65%. Komposisi ransum ini digunakan dalam usaha budidaya ikan munjair secara komersial. Dapat juga diberi makanan yang berupa pellet yang berkadar protein 20-30% dengan dosis 2-3% dari berat populasi per hari, diberikan sebanyak dua kali per hari yaitu pada pagi dan sore hari. Disamping itu juga kondisi pakan dalam perairan tersebut sesuai dengan dosis atau ketentuan yang ada. Yaitu selain pakan dari media dasar juga perlu diberi makanan tambahan berupa hancuran pellet atau remah dengan dosis 10% dari berat populasi per hari. Pemberiannya 2-3 kali/hari.
H. Pemeliharaan Kolam/Tambak
Dalam hal pemeliharaan ikan mujair yang tidak boleh terabaikan adalah menjaga kondisi perairan agar kualitas air cukup stabil dan bersih serta tidak tercemari/teracuni oleh zat beracun.
7. HAMA DAN PENYAKIT
7.1. Hama
Bebeasan (Notonecta)
Berbahaya bagi benih karena sengatannya.
Pengendalian: menuangkan minyak tanah ke permukaan air 500 cc/100 meter persegi.
Ucrit (Larva cybister)
Menjepit badan ikan dengan taringnya hingga robek.
Pengendalian: sulit diberantas; hindari bahan organik menumpuk di sekitar kolam.
Kodok
Makan telur telur ikan.
Pengendalian: sering membuang telur yang mengapung; menangkap dan membuang hidup-hidup.
Ular
Menyerang benih dan ikan kecil.
Pengendalian: lakukan penangkapan; pemagaran kolam.
Lingsang
Memakan ikan pada malam hari.
Pengendalian:pasang jebakan berumpun.
Burung
Memakan benih yang berwarna menyala seperti merah, kuning.
Pengendalian: diberi penghalang bambu agar supaya sulit menerkam; diberi rumbai-rumbai atau tali penghalang.
7.2. Penyakit
Secara umum hal-hal yang dilakukan untuk dapat mencegah timbulnya penyakit dan hama pada budidaya ikan mujair:
* Pengeringan dasar kolam secara teratur setiap selesai panen.
* Pemeliharaan ikan yang benar-benar bebas penyakit.
* Hindari penebaran ikan secara berlebihan melebihi kapasitas.
* Sistem pemasukan air yang ideal adalah paralel, tiap kolam diberi satu pintu pemasukan air.
* Pemberian pakan cukup, baik kualitas maupun kuantitasnya.
* Penanganan saat panen atau pemindahan benih hendaknya dilakukan secara hati-hati dan benar.
* Binatang seperti burung, siput, ikan seribu (lebistus reticulatus peters) sebagai pembawa penyakit jangan dibiarkan masuk ke areal perkolaman.
8. PANEN
Pemanenan ikan mujair dapat dilakukan dengan cara: panen total dan panen sebagian.
8.1. Panen sebagian atau panen selektif
Panen selektif dilakukan tanpa pengeringan kolam, ikan yang akan dipanen dipilih dengan ukuran tertentu (untuk pemanenan benih). Ukuran benih yang akan dipanen (umur 1-1,5 bulan) tergantung dari permintaan konsumen, umumnya digolongkan untuk ukuran: 1-3 cm; 3-5 cm dan 5-8 cm. Pemanenan dilakukan dengan menggunakan waring yang di atasnya telah ditaburi umpan (dedak). Ikan yang tidak terpilih (biasanya terluka akibat jaring), sebelum dikembalikan ke kolam sebaiknya dipisahkan dan diberi obat dengan larutan malachite green 0,5-1,0 ppm selama 1 jam.
8.2. Panen total
Umumnya panen total dilakukan untuk menangkap/memanen ikan hasil pembesaran. Umumnya umur ikan mujair yang dipanen berkisar antara 5 bulan dengan berat berkisar antara 30-45 gram/ekor. Panen total dilakukan dengan cara mengeringkan kolam, hingga ketinggian air tinggal 10-20 cm. Petak pemanenan/petak penangkapan dibuat seluas 1 m persegi di depan pintu pengeluaran (monnik), sehingga memudahkan dalam penangkapan ikan. Pemanenan dilakukan pagi hari saat keadaan tidak panas dengan menggunakan waring atau scoopnet yang halus. Lakukan pemanenan secepatnya dan hati-hati untuk menghindari lukanya ikan.
9. PASCAPANEN
Penanganan pascapanen ikan mujair dapat dilakukan dengan cara penanganan ikan hidup maupun ikan segar.
9.1. Penanganan ikan hidup
Adakalanya ikan konsumsi ini akan lebih mahal harganya bila dijual dalam keadaan hidup. Hal yang perlu diperhatikan agar ikan tersebut sampai ke konsumen dalam keadaan hidup, segar dan sehat antara lain:
* Dalam pengangkutan gunakan air yang bersuhu rendah sekitar 20 derajat C.
* Waktu pengangkutan hendaknya pada pagi hari atau sore hari.
* Jumlah kepadatan ikan dalam alat pengangkutan tidak terlalu padat.
9.2. Penanganan ikan segar
Ikan segar mas merupakan produk yang cepat turun kualitasnya. Hal yang perlu diperhatikan untuk mempertahankan kesegaran antara lain:
* Penangkapan harus dilakukan hati-hati agar ikan-ikan tidak luka.
* Sebelum dikemas, ikan harus dicuci agar bersih dan lendir.
* Wadah pengangkut harus bersih dan tertutup. Untuk pengangkutan jarak dekat (2 jam perjalanan), dapat digunakan keranjang yang dilapisi dengan daun pisang/plastik. Untuk pengangkutan jarak jauh digunakan kotak dan seng atau fiberglass. Kapasitas kotak maksimum 50 kg dengan tinggi kotak maksimum 50 cm.
* Ikan diletakkan di dalam wadah yang diberi es dengan suhu 6-7 derajat C. Gunakan es berupa potongan kecil-kecil (es curai) dengan perbandingan jumlah es dan ikan=1:1. Dasar kotak dilapisi es setebal 4-5 cm. Kemudian ikan disusun di atas lapisan es ini setebal 5-10 cm, lalu disusul lapisan es lagi dan seterusnya. Antara ikan dengan dinding kotak diberi es, demikian juga antara ikan dengan penutup kotak.
Sedangkan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pananganan benih adalah sebagai berikut:
* Benih ikan harus dipilih yang sehat yaitu bebas dari penyakit, parasit dan tidak cacat. Setelah itu, benih ikan baru dimasukkan ke dalam kantong plastik (sistem tertutup) atau keramba (sistem terbuka).
* Air yang dipakai media pengangkutan harus bersih, sehat, bebas hama dan penyakit serta bahan organik lainya. Sebagai contoh dapat digunakan air sumur yang telah diaerasi semalam.
* Sebelum diangkut benih ikan harus diberok dahulu selama beberapa hari. Gunakan tempat pemberokan berupa bak yang berisi air bersih dan dengan aerasi yang baik. Bak pemberokan dapat dibuat dengan ukuran 1 m x 1 m atau 2 m x 0,5 m. Dengan ukuran tersebut, bak pemberokan dapat menampung benih ikan mas sejumlah 5000–6000 ekor dengan ukuran 3-5 cm. Jumlah benih dalam pemberokan harus disesuaikan dengan ukuran benihnya.
Berdasarkan lama/jarak pengiriman, sistem pengangkutan benih terbagi menjadi dua bagian, yaitu:
Sistem terbuka
Dilakukan untuk mengangkut benih dalam jarak dekat atau tidak memerlukan waktu yang lama. Alat pengangkut berupa keramba. Setiap keramba dapat diisi air bersih 15 liter dan dapat untuk mengangkut sekitar 5000 ekor benih ukuran 3-5 cm.
Sistem tertutup
Dilakukan untuk pengangkutan benih jarak jauh yang memerlukan waktu lebih dari 4-5 jam, menggunakan kantong plastik. Volume media pengangkutan terdiri dari air bersih 5 liter yang diberi buffer Na2(hpo)4.1H2O sebanyak 9 gram.
Cara pengemasan benih ikan yang diangkut dengan kantong plastik:
* masukkan air bersih ke dalam kantong plastik kemudian benih;
* hilangkan udara dengan menekan kantong plastik ke permukaan air;
* alirkan oksigen dari tabung dialirkan ke kantong plastik sebanyak 2/3 volume keseluruhan rongga (air:oksigen=1:1);
* kantong plastik lalu diikat.
* kantong plastik dimasukkan ke dalam dos dengan posisi membujur atau ditidurkan. Dos yang berukuran panjang 0,50 m, lebar 0,35 m, dan tinggi 0,50 m dapat diisi 2 buah kantong plastik.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan setelah benih sampai di tempat tujuan adalah sebagai berikut:
* Siapkan larutan tetrasiklin 25 ppm dalam waskom (1 kapsul tertasiklin dalam 10 liter air bersih).
* Buka kantong plastik, tambahkan air bersih yang berasal dari kolam setempat sedikit demi sedikit agar perubahan suhu air dalam kantong plastik terjadi perlahan-lahan.
* Pindahkan benih ikan ke waskom yang berisi larutan tetrasiklin selama 1-2 menit.
* Masukan benih ikan ke dalam bak pemberokan. Dalam bak pemberokan benih ikan diberi pakan secukupnya. Selain itu, dilakukan pengobatan dengan tetrasiklin 25 ppm selama 3 hari berturut-turut. Selain tetrsikli dapat juga digunakan obat lain seperti KMNO4 sebanyak 20 ppm atau formalin sebanyak 4% selama 3-5 menit.
* Setelah 1 minggu dikarantina, tebar benih ikan di kolam budidaya.
10. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA
Analisis Usaha Budidaya
Perkiraan analisis usaha budidaya pembenihan ikan mujair selama 1 bulan pada tahun 1999 di daerah Jawa Tengah adalah sebagai berikut:
Biaya produksi
Sewa kolam Rp. 120.000,-
Benih ikan mujair 4000 ekor, @ Rp.150,- Rp. 600.000,-
Pakan
Dedak 8 karung @ Rp.800,- Rp. 6.400,-
Obat dan pupuk
Kotoran ayam 4 karung, @ Rp.7.000,- Rp. 28.000,-
Urea dan TSP 10 kg, @ Rp.1.800,- Rp. 18.000,-
Kapur 30 kg, @ Rp. 1.200,- Rp. 36.000,-
Peralatan Rp. 96.000,-
Tenaga kerja 1 orang @ Rp. 7000,- Rp. 210.000,-
Biaya tak terduga 10% Rp. 111.440,-
Jumlah biaya produksi Rp.1.225.840,-
Pendapatan
benih ikan 85%,4000 ekor @ Rp.550,- Rp.1.870.000,-
Keuntungan Rp. 644.160,-
Parameter kelayakan usaha : B/C ratio 11,52
Gambaran Peluang Agribisnis
Dengan adanya luas perairan umum di Indonesia yang terdiri dari sungai, rawa, danau alam dan buatan seluas hampir mendekati 13 juta ha merupakan potensi alam yang sangat baik bagi pengembangan usaha perikanan di Indonesia. Disamping itu banyak potensi pendukung lainnya yang dilaksanakan oleh pemerintah dan swasta dalam hal permodalan, program penelitian dalam hal pembenihan, penanganan penyakit dan hama dan penanganan pasca panen, penanganan budidaya serta adanya kemudahan dalam hal periizinan import. Walaupun permintaan di tingkal pasaran lokal akan ikan mujair dan ikan air tawar lainnya selalu mengalami pasang surut, namun dilihat dari jumlah hasil penjualan secara rata-rata selalu mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Apabila pasaran lokal ikan mujair mengalami kelesuan, maka akan sangat berpengaruh terhadap harga jual baik di tingkat petani maupun di tingkat grosir di pasar ikan. Selain itu penjualan benih ikan mujair boleh dikatakan hampir tak ada masalah, prospeknya cukup baik. Selain adanya potensi pendukung dan faktor permintaan komoditi perikanan untuk pasaran lokal, maka sektor perikanan merupakan salah satu peluang usaha bisnis yang cerah.
11. DAFTAR PUSTAKA
Sugiarti, Ir. 1988. Teknik Pembenihan Ikan Mujair dan Nila Penerbitan CV Simpleks (Anggota IKAPI) Jakarta.
Rahardi, F. 1993. Kristiawati, Regina. Nazaruddin. Agribisnis Perikanan, Penerbit Swadaya, Jakarta.
12. KONTAK HUBUNGAN
Proyek Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pedesaan – BAPPENAS;
Jl.Sunda Kelapa No. 7 Jakarta, Tel. 021 390 9829 , Fax. 021 390 9829
Sumber : Proyek Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pedesaan, Bappenas
http://marwah-peternakan.blogspot.com/2008/08/ternak-ikan-mujair.html
Ikan mujair merupakan jenis ikan konsumsi air tawar, bentuk badan pipih dengan warna abu-abu, coklat atau hitam. Ikan ini berasal dari perairan Afrika dan pertama kali di Indonesia ditemukan oleh bapak Mujair di muara sungai Serang pantai selatan Blitar Jawa Timur pada tahun 1939. Ikan mujair mempunyai toleransi yang besar terhadap kadar garam/salinit as. Jenis ikan ini mempunyai kecepatan pertumbuhan yang relatif lebih cepat, tetapi setelah dewasa percepatan pertumbuhannya akan menurun. Panjang total maksimum yang dapat dicapai ikan mujair adalah 40 cm.
2. SENTRA PERIKANAN
Sentra perikanan terdapat didaerah Jawa Barat, Jawa Tengah, Sumatera, Kalimantan.
3. JENIS
Klasifikasi ikan mujair adalah sebagai berikut:
Kelas : Pisces
Sub kelas : Teleostei
Ordo : Percomorphi
Sub-ordo : Percoidea
Famili : Cichlidae
Genus : Oreochromis
Species : Oreochromis mossambicus
Adapun jenis ikan mujair yang dikenal antara lain: mujair biasa, mujair merah (mujarah) atau jamerah dan mujair albino.
4. MANFAAT
Sebagai sumber penyediaan protein hewani.
5. PERSYARATAN LOKASI
1) Tanah yang baik untuk kolam pemeliharaan adalah jenis tanah liat/lempung, tidak berporos. Jenis tanah tersebut dapat menahan massa air yang besar dan tidak bocor sehingga dapat dibuat pematang/dinding kolam.
2) Kemiringan tanah yang baik untuk pembuatan kolam berkisar antara 3-5% untuk memudahkan pengairan kolam secara gravitasi.
3) Ikan mujair dapat tumbuh normal, jika lokasi pemeliharaan berada pada ketinggian antara 150-1000 m dpl.
4) Kualitas air untuk pemeliharaan ikan mujair harus bersih, tidak terlalu keruh dan tidak tercemar bahan-bahan kimia beracun, dan minyak/limbah pabrik.
5) Ikan mujair dapat berkembang pesat di kolam, sawah, kakaban, dan sungai air deras. Kolam dengan sistem pengairannya yang mengalir sangat baik bagi pertumbuhan dan perkembangan fisik ikan mujair. Debit air untuk kolam air tenang 8-15 liter/detik/ha, sedangkan untuk pembesaran di kolam air deras debitnya 100 liter/menit/m 3 .
6) Keasaman air (pH) yang baik adalah antara 7-8.
7) Suhu air yang baik berkisar antara 20-25 derajat C.
6. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
6.1. Penyiapan Sarana dan Peralatan
A. Kolam
Sarana berupa kolam yang perlu disediakan dalam usaha budidaya ikan mujair tergantung dari sistim pemeliharaannya (sistim 1 kolam, 2 kolam dlsb). Adapun jenis kolam yang umum dipergunakan dalam budidaya ikan mujair antara lain:
1) Kolam pemeliharaan induk/kolam pemijahan
Kolam ini berfungsi sebagai kolam pemijahan, kolam sebaiknya berupa kolam tanah yang luasnya 50-100 meter persegi dan kepadatan kolam induk hanya 2 ekor/m². Adapun syarat kolam pemijahan adalah suhu air berkisar antara 20-22 derajat C; kedalaman air 40-60 cm; dasar kolam sebaiknya berpasir.
2) Kolam pemeliharaan benih/kolam pendederan
Luas kolam tidak lebih dari 50-100 meter persegi. Kedalaman air kolam antara 30-50 cm. Kepadatan sebaiknya 5-50 ekor/meter persegi. Lama pemeliharaan di dalam kolam pendederan/ipukan antara 3-4 minggu, pada saat benih ikan berukuran 3-5 cm.
3) Kolam pembesaran
Kolam pembesaran berfungsi sebagai tempat untuk memelihara dan membesarkan benih selepas dari kolam pendederan. Adakalanya dalam pemeliharaan ini diperlukan beberapa kolam pembesaran, yaitu:
*) Kolam pembesaran tahap I berfungsi untuk memelihara benih ikan selepas dari kolam pendederan. Kolam ini sebaiknya berjumlah antara 2-4 buah dengan luas maksimum 250-500 meter persegi/kolam. Pembesaran tahap I ini tidak dianjurkan memakai kolam semen, sebab benih ukuran ini memerlukan ruang yang luas. Setelah benih menjadi gelondongan kecil maka benih memasuki pembesaran tahap kedua atau langsung dijual kepada pera petani.
*) Kolam pembesaran tahap II berfungsi untuk memelihara benih gelondongan besar. Kolam dapat berupa kolam tanah atau sawah. Keramba apung juga dapat digunakan dengan mata jaring 1,25–1,5 cm. Jumlah penebaran pembesaran tahap II sebaiknya tidak lebih dari 10 ekor/meter persegi.
*) Pembesaran tahap III berfungsi untuk membesarkan benih. Diperlukan kolam tanah antara 80-100 cm dengan luas 500-2.000 meter persegi.
*) Kolam/tempat pemberokan
Merupakan tempat pembersihan ikan sebelum dipasarkan
B. Peralatan
Alat-alat yang biasa digunakan dalam usaha pembenihan ikan mujair diantaranya adalah: jala, waring (anco), hapa (kotak dari jaring/kelambu untuk menampung sementara induk maupun benih), seser, ember-ember, baskom berbagai ukuran, timbangan skala kecil (gram) dan besar (Kg), cangkul, arit, pisau serta piring secchi (secchi disc) untuk mengukur kadar kekeruhan. Sedangkan peralatan lain yang digunakan untuk memanen/menangkap ikan mujair antara lain adalah warring/scoopnet yang halus, ayakan panglembangan diameter 100 cm, ayakan penandean diameter 5 cm, tempat menyimpan ikan, keramba kemplung, keramba kupyak, fish bus (untuk mengangkut ikan jarak dekat), kekaban (untuk tempat penempelan telur yang bersifat melekat), hapa dari kain tricote (untuk penetasan telur secara terkontrol) atau kadang-kadang untuk penangkapan benih, ayakan penyabetan dari alumunium/bambu, oblok/delok (untuk pengangkut benih), sirib (untuk menangkap benih ukuran 10 cm keatas), anco/hanco (untuk menangkap ikan), lambit dari jaring nilon (untuk menangkap ikan konsumsi), scoopnet (untuk menangkap benih ikan yang berumur satu minggu keatas), seser (gunanya= scoopnet, tetapi ukurannya lebih besar), jaring berbentuk segiempat (untuk menangkap induk ikan atau ikan konsumsi).
C. Persiapan Media
Yang dimaksud dengan persiapan adalah melakukan penyiapan media untuk pemeliharaan ikan, terutama mengenai pengeringan, pemupukan dlsb. Dalam menyiapkan media pemeliharaan ini, yang perlu dilakukan adalah pengeringan kolam selama beberapa hari, lalu dilakukan pengapuran untuk memberantas hama dan ikan-ikan liar sebanyak 25-200 gram/meter persegi, diberi pemupukan berupa pupuk buatan, yaitu urea dan TSP masing- masing dengan dosis 50-700 gram/meter persegi, bisa juga ditambahkan pupuk buatan yang berupa urea dan TSP masing-masing dengan dosis 15 gram dan 10 gram/meter persegi.
6.2. Pembibitan
Untuk menyiapkan bibit ikan mujair yang akan dipelihara, perlu diperhatikan hal-hal penyiapan media pemeliharaan, pemilihan dan pemeliharaan induk, penetasan dan persyaratan bibit, ciri-ciri bibit dan induk unggul.
A. Pemilihan Induk
Ciri-ciri induk bibit mujair yang unggul adalah sebagai berikut:
1) Mampu memproduksi benih dalam jumlah yang besar dengan kwalitas yang tinggi.
2) Pertumbuhannya sangat cepat.
3) Sangat responsif terhadap makanan buatan yang diberikan.
4) Resisten terhadap serangan hama, parasit dan penyakit.
5) Dapat hidup dan tumbuh baik pada lingkungan perairan yang relatif buruk.
6) Ukuran induk yang baik untuk dipijahkan yaitu 100 gram lebih per ekornya.
7) Adapun ciri-ciri untuk membedakan induk jantan dan induk betina adalah sebagai berikut:
1. Betina
* Terdapat 3 buah lubang pada urogenetial yaitu: dubur, lubang pengeluaran telur dan lubang urine.
* Ujung sirip berwarna kemerah-merahan pucat tidak jelas.
* Warna perut lebih putih.
* Warna dagu putih.
* Jika perut distriping tidak mengeluarkan cairan.
2. Jantan
* Pada alat urogenetial terdapat 2 buah lubang yaitu: anus dan lubang sperma merangkap lubang urine.
* Ujung sirip berwarna kemerah-merahan terang dan jelas.
* Warna perut lebih gelap/kehitam-hitaman.
* Warna dagu kehitam-hitaman dan kemerah-merahan.
* Jika perut distriping mengeluarkan cairan.
B. Sistim Pembibitan
Pembibitan ikan mujair dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu:
1) Sistim satu kolam
Pada sistim ini kolam pemijahan/pembenihan disatukan dengan kolam pendederan/ pemeliharaan anak. Setelah dilakukan persiapan media pembibitan, tebarkan induk jantan dan betina dengan perbandingan 1:2 atau 1:4 dengan jumlah kepadatan 2 pasang/10 meter persegi. Pamanenan dilakukan setiap 2 minggu sekali.
2) Sistim dua kolam
Pada sistim ini proses pemijahan dan pendederan dilakukan pada kolam terpisah, dengan perbandingan luas kolam pemijahan dengan kolam pendederan adalah 1:2 atau 1:4. Dasar kolam pendederan harus lebih rendah dari dasar kolam lainnya agar aliran air cukup deras mengalir dari kolam pemijahan ke kolam pendederan. Pada pintu kedua kolam tersebut dipasang saringan kasar agar hanya anak-anak ikan saja yang dapat lewat. Jumlah dan kepadatan induk jantan dan betina yang disebarkan sama dengan sistim satu kolam.
3) Sistim platform
Pada sistim ini kolam dibagi dalam 4 bagian, yaitu
Kolam pertama sebagai tempat induk jantan dan betina bertemu atau tempat pemijahan.
Kolam kedua tempat induk betina dimana disekat oleh kisi atau krei bambu dengan ukuran lubang-lubang sebesar badan induk betina sehingga hanya induk betina yang dapat lolos ke kolam kedua ini.
Kolam ketiga merupakan tempat pelepasan larva dan temapat yang ke empat adalah tempat pendederan. Persiapan media dan jumlah induk yang dilepas sama dengan sistim yang pertama.
C. Pembenihan
Pemijahan dan penetasan ikan mujair berlangsung sepanjang tahun pada kolam pemijahan dan tidak memerlukan lingkungan pemijahan secara khusus. Hal yang perlu dilakukan adalah penyiapan media pemeliharaan seperti pengerikan pengapuran dan pemupukan. Ketinggian air di kolam dipertahankan sekitar 50 cm. Untuk menambah tingkat produkivitas dan kesuburan, maka diberikan makanan tambahan dengan komposisi sebagai berikut: tepung ikan 25%, tepung kopra 10% dan dedak halus sebesar 65%. Komposisi ransum ini digunakan dalam usaha budidaya ikan mujair secara komersial. Dapat juga diberi makanan yang berupa pellet yang berkadar protein 20-30% dengan dosis 2-3% dari berat populasi per hari, diberikan sebanyak 2 kali/hari yaitu pada pagi dan sore hari. Pemijahan akan terjadi setelah induk jantan membuat lubang sarang yang berupa cekungan di dasar kolam dengan garis tengah sekitar 10-35 cm. Begitu pembuatan sarang pemijahan selesai, segera berlangsung proses pemijahan. Setelah proses pembuahan selesai, maka telur-telur hasil pemijahan segera dikumpulkan oleh induk betina ke dalam mulutnya untuk dierami hingga menetas. Pada saat tersebut induk betina tidak aktif makan sehingga terlihat tubuhnya kurus. Telur akan menetas setelah 3-5 hari pada suhu air sekitar 25-27°C. Setelah sekitar 2 minggu sejak penetasan, induk betina baru melepaskan anak-anaknya, karena telah mampu mencari makanan sendiri.
D. Pemeliharaan Bibit
Pendederan atau pemeliharaan anak ikan mujair dilakukan setelah telur-telur hasil pemijahan menetas. Kegiatan ini dilakukan pada kolam pendederan yang sudah siap menerima anak ikan dimana kolam tersebut dikeringkan terlebih dahulu serta dibersihkan dari ikan-ikan liar. Kolam diberi kapur dan dipupuk sesuai ketentuan. Begitu pula dengan pemberian pakan untuk bibit diseuaikan dengan ketentuan. Jumlah penebaran dalam kolam pendederan tergantung dari ukuran benih ikan. Benih ikan ukuran 1-3 cm, jumlah penebarannya sekitar 30-50 ekor/meter persegi, ukuran 3-5 cm jumlah penebarannya berkisar 5-10 ekor/meter persegi. Sedangkan anak ikan ukuran 5-8 cm jumlah penebarannya 2-5 ekor/meter persegi. Untuk benih yang ukuran 5-8 cm ini, sebaiknya dilakukan secara monoseks kultur, karena pada ukuran tersebut benih ikan sudah dapat dibedakan yang berjenis kelamin jantan atau betina.
E. Pemeliharaan Pembesaran
Pemeliharaan pembesaran dapat dilakukan secara polikultur maupun monokultur.
* Polikultur
ikan mujair 50%, ikan tawes 20%, dan mas 30%, atau
ikan mujair 50%, ikan gurame 20% dan ikan mas 30%.
* Monokultur
Pemeliharaan sistem ini merupakan pemeliharaan terbaik dibandingkan dengan polikultur dan pada sistem ini dilakukan pemisahan antara induk jantan dan betina. Pembesaran ikan mujair pun dapat pula dilakukan di jaring apung, berupa Hapa berukuran 1 x 2 m sampai 2 x 3 m dengan kedalaman 75-100 cm. Ukuran hapa dapat disesuaikan dengan kedalaman kolam. Selain itu sawah yang sedang diberokan dapat dipergunakan pula untuk pemijahan dan pemeliharaan benih ikan mujair. Sebelum digunakan petak sawah diperdalam dahulu agar dapat menampung air sedalam 50-60 cm, dibuat parit selebar 1-1,5 m dengan kedalaman 60-75 cm.
F. Pemupukan
Pemupukan kolam bertujuan untuk meningkatkan dan produktivitas kolam, yaitu dengan cara merangsang pertumbuhan makanan alami sebanyak-banyaknya. Pupuk yang biasa digunakan adalah pupuk kandang atau pupuk hijau dengan dosis 50–700 gram/m²
G. Pemberian Pakan
Apabila tingkat produkivitas dan kesuburan kolam sudah semakin berkurang, maka bisa diberikan makanan tambahan dengan komposisi sebagai berikut: tepung ikan 25%, tepung kopra 10% dan dedak halus sebesar 65%. Komposisi ransum ini digunakan dalam usaha budidaya ikan munjair secara komersial. Dapat juga diberi makanan yang berupa pellet yang berkadar protein 20-30% dengan dosis 2-3% dari berat populasi per hari, diberikan sebanyak dua kali per hari yaitu pada pagi dan sore hari. Disamping itu juga kondisi pakan dalam perairan tersebut sesuai dengan dosis atau ketentuan yang ada. Yaitu selain pakan dari media dasar juga perlu diberi makanan tambahan berupa hancuran pellet atau remah dengan dosis 10% dari berat populasi per hari. Pemberiannya 2-3 kali/hari.
H. Pemeliharaan Kolam/Tambak
Dalam hal pemeliharaan ikan mujair yang tidak boleh terabaikan adalah menjaga kondisi perairan agar kualitas air cukup stabil dan bersih serta tidak tercemari/teracuni oleh zat beracun.
7. HAMA DAN PENYAKIT
7.1. Hama
Bebeasan (Notonecta)
Berbahaya bagi benih karena sengatannya.
Pengendalian: menuangkan minyak tanah ke permukaan air 500 cc/100 meter persegi.
Ucrit (Larva cybister)
Menjepit badan ikan dengan taringnya hingga robek.
Pengendalian: sulit diberantas; hindari bahan organik menumpuk di sekitar kolam.
Kodok
Makan telur telur ikan.
Pengendalian: sering membuang telur yang mengapung; menangkap dan membuang hidup-hidup.
Ular
Menyerang benih dan ikan kecil.
Pengendalian: lakukan penangkapan; pemagaran kolam.
Lingsang
Memakan ikan pada malam hari.
Pengendalian:pasang jebakan berumpun.
Burung
Memakan benih yang berwarna menyala seperti merah, kuning.
Pengendalian: diberi penghalang bambu agar supaya sulit menerkam; diberi rumbai-rumbai atau tali penghalang.
7.2. Penyakit
Secara umum hal-hal yang dilakukan untuk dapat mencegah timbulnya penyakit dan hama pada budidaya ikan mujair:
* Pengeringan dasar kolam secara teratur setiap selesai panen.
* Pemeliharaan ikan yang benar-benar bebas penyakit.
* Hindari penebaran ikan secara berlebihan melebihi kapasitas.
* Sistem pemasukan air yang ideal adalah paralel, tiap kolam diberi satu pintu pemasukan air.
* Pemberian pakan cukup, baik kualitas maupun kuantitasnya.
* Penanganan saat panen atau pemindahan benih hendaknya dilakukan secara hati-hati dan benar.
* Binatang seperti burung, siput, ikan seribu (lebistus reticulatus peters) sebagai pembawa penyakit jangan dibiarkan masuk ke areal perkolaman.
8. PANEN
Pemanenan ikan mujair dapat dilakukan dengan cara: panen total dan panen sebagian.
8.1. Panen sebagian atau panen selektif
Panen selektif dilakukan tanpa pengeringan kolam, ikan yang akan dipanen dipilih dengan ukuran tertentu (untuk pemanenan benih). Ukuran benih yang akan dipanen (umur 1-1,5 bulan) tergantung dari permintaan konsumen, umumnya digolongkan untuk ukuran: 1-3 cm; 3-5 cm dan 5-8 cm. Pemanenan dilakukan dengan menggunakan waring yang di atasnya telah ditaburi umpan (dedak). Ikan yang tidak terpilih (biasanya terluka akibat jaring), sebelum dikembalikan ke kolam sebaiknya dipisahkan dan diberi obat dengan larutan malachite green 0,5-1,0 ppm selama 1 jam.
8.2. Panen total
Umumnya panen total dilakukan untuk menangkap/memanen ikan hasil pembesaran. Umumnya umur ikan mujair yang dipanen berkisar antara 5 bulan dengan berat berkisar antara 30-45 gram/ekor. Panen total dilakukan dengan cara mengeringkan kolam, hingga ketinggian air tinggal 10-20 cm. Petak pemanenan/petak penangkapan dibuat seluas 1 m persegi di depan pintu pengeluaran (monnik), sehingga memudahkan dalam penangkapan ikan. Pemanenan dilakukan pagi hari saat keadaan tidak panas dengan menggunakan waring atau scoopnet yang halus. Lakukan pemanenan secepatnya dan hati-hati untuk menghindari lukanya ikan.
9. PASCAPANEN
Penanganan pascapanen ikan mujair dapat dilakukan dengan cara penanganan ikan hidup maupun ikan segar.
9.1. Penanganan ikan hidup
Adakalanya ikan konsumsi ini akan lebih mahal harganya bila dijual dalam keadaan hidup. Hal yang perlu diperhatikan agar ikan tersebut sampai ke konsumen dalam keadaan hidup, segar dan sehat antara lain:
* Dalam pengangkutan gunakan air yang bersuhu rendah sekitar 20 derajat C.
* Waktu pengangkutan hendaknya pada pagi hari atau sore hari.
* Jumlah kepadatan ikan dalam alat pengangkutan tidak terlalu padat.
9.2. Penanganan ikan segar
Ikan segar mas merupakan produk yang cepat turun kualitasnya. Hal yang perlu diperhatikan untuk mempertahankan kesegaran antara lain:
* Penangkapan harus dilakukan hati-hati agar ikan-ikan tidak luka.
* Sebelum dikemas, ikan harus dicuci agar bersih dan lendir.
* Wadah pengangkut harus bersih dan tertutup. Untuk pengangkutan jarak dekat (2 jam perjalanan), dapat digunakan keranjang yang dilapisi dengan daun pisang/plastik. Untuk pengangkutan jarak jauh digunakan kotak dan seng atau fiberglass. Kapasitas kotak maksimum 50 kg dengan tinggi kotak maksimum 50 cm.
* Ikan diletakkan di dalam wadah yang diberi es dengan suhu 6-7 derajat C. Gunakan es berupa potongan kecil-kecil (es curai) dengan perbandingan jumlah es dan ikan=1:1. Dasar kotak dilapisi es setebal 4-5 cm. Kemudian ikan disusun di atas lapisan es ini setebal 5-10 cm, lalu disusul lapisan es lagi dan seterusnya. Antara ikan dengan dinding kotak diberi es, demikian juga antara ikan dengan penutup kotak.
Sedangkan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pananganan benih adalah sebagai berikut:
* Benih ikan harus dipilih yang sehat yaitu bebas dari penyakit, parasit dan tidak cacat. Setelah itu, benih ikan baru dimasukkan ke dalam kantong plastik (sistem tertutup) atau keramba (sistem terbuka).
* Air yang dipakai media pengangkutan harus bersih, sehat, bebas hama dan penyakit serta bahan organik lainya. Sebagai contoh dapat digunakan air sumur yang telah diaerasi semalam.
* Sebelum diangkut benih ikan harus diberok dahulu selama beberapa hari. Gunakan tempat pemberokan berupa bak yang berisi air bersih dan dengan aerasi yang baik. Bak pemberokan dapat dibuat dengan ukuran 1 m x 1 m atau 2 m x 0,5 m. Dengan ukuran tersebut, bak pemberokan dapat menampung benih ikan mas sejumlah 5000–6000 ekor dengan ukuran 3-5 cm. Jumlah benih dalam pemberokan harus disesuaikan dengan ukuran benihnya.
Berdasarkan lama/jarak pengiriman, sistem pengangkutan benih terbagi menjadi dua bagian, yaitu:
Sistem terbuka
Dilakukan untuk mengangkut benih dalam jarak dekat atau tidak memerlukan waktu yang lama. Alat pengangkut berupa keramba. Setiap keramba dapat diisi air bersih 15 liter dan dapat untuk mengangkut sekitar 5000 ekor benih ukuran 3-5 cm.
Sistem tertutup
Dilakukan untuk pengangkutan benih jarak jauh yang memerlukan waktu lebih dari 4-5 jam, menggunakan kantong plastik. Volume media pengangkutan terdiri dari air bersih 5 liter yang diberi buffer Na2(hpo)4.1H2O sebanyak 9 gram.
Cara pengemasan benih ikan yang diangkut dengan kantong plastik:
* masukkan air bersih ke dalam kantong plastik kemudian benih;
* hilangkan udara dengan menekan kantong plastik ke permukaan air;
* alirkan oksigen dari tabung dialirkan ke kantong plastik sebanyak 2/3 volume keseluruhan rongga (air:oksigen=1:1);
* kantong plastik lalu diikat.
* kantong plastik dimasukkan ke dalam dos dengan posisi membujur atau ditidurkan. Dos yang berukuran panjang 0,50 m, lebar 0,35 m, dan tinggi 0,50 m dapat diisi 2 buah kantong plastik.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan setelah benih sampai di tempat tujuan adalah sebagai berikut:
* Siapkan larutan tetrasiklin 25 ppm dalam waskom (1 kapsul tertasiklin dalam 10 liter air bersih).
* Buka kantong plastik, tambahkan air bersih yang berasal dari kolam setempat sedikit demi sedikit agar perubahan suhu air dalam kantong plastik terjadi perlahan-lahan.
* Pindahkan benih ikan ke waskom yang berisi larutan tetrasiklin selama 1-2 menit.
* Masukan benih ikan ke dalam bak pemberokan. Dalam bak pemberokan benih ikan diberi pakan secukupnya. Selain itu, dilakukan pengobatan dengan tetrasiklin 25 ppm selama 3 hari berturut-turut. Selain tetrsikli dapat juga digunakan obat lain seperti KMNO4 sebanyak 20 ppm atau formalin sebanyak 4% selama 3-5 menit.
* Setelah 1 minggu dikarantina, tebar benih ikan di kolam budidaya.
10. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA
Analisis Usaha Budidaya
Perkiraan analisis usaha budidaya pembenihan ikan mujair selama 1 bulan pada tahun 1999 di daerah Jawa Tengah adalah sebagai berikut:
Biaya produksi
Sewa kolam Rp. 120.000,-
Benih ikan mujair 4000 ekor, @ Rp.150,- Rp. 600.000,-
Pakan
Dedak 8 karung @ Rp.800,- Rp. 6.400,-
Obat dan pupuk
Kotoran ayam 4 karung, @ Rp.7.000,- Rp. 28.000,-
Urea dan TSP 10 kg, @ Rp.1.800,- Rp. 18.000,-
Kapur 30 kg, @ Rp. 1.200,- Rp. 36.000,-
Peralatan Rp. 96.000,-
Tenaga kerja 1 orang @ Rp. 7000,- Rp. 210.000,-
Biaya tak terduga 10% Rp. 111.440,-
Jumlah biaya produksi Rp.1.225.840,-
Pendapatan
benih ikan 85%,4000 ekor @ Rp.550,- Rp.1.870.000,-
Keuntungan Rp. 644.160,-
Parameter kelayakan usaha : B/C ratio 11,52
Gambaran Peluang Agribisnis
Dengan adanya luas perairan umum di Indonesia yang terdiri dari sungai, rawa, danau alam dan buatan seluas hampir mendekati 13 juta ha merupakan potensi alam yang sangat baik bagi pengembangan usaha perikanan di Indonesia. Disamping itu banyak potensi pendukung lainnya yang dilaksanakan oleh pemerintah dan swasta dalam hal permodalan, program penelitian dalam hal pembenihan, penanganan penyakit dan hama dan penanganan pasca panen, penanganan budidaya serta adanya kemudahan dalam hal periizinan import. Walaupun permintaan di tingkal pasaran lokal akan ikan mujair dan ikan air tawar lainnya selalu mengalami pasang surut, namun dilihat dari jumlah hasil penjualan secara rata-rata selalu mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Apabila pasaran lokal ikan mujair mengalami kelesuan, maka akan sangat berpengaruh terhadap harga jual baik di tingkat petani maupun di tingkat grosir di pasar ikan. Selain itu penjualan benih ikan mujair boleh dikatakan hampir tak ada masalah, prospeknya cukup baik. Selain adanya potensi pendukung dan faktor permintaan komoditi perikanan untuk pasaran lokal, maka sektor perikanan merupakan salah satu peluang usaha bisnis yang cerah.
11. DAFTAR PUSTAKA
Sugiarti, Ir. 1988. Teknik Pembenihan Ikan Mujair dan Nila Penerbitan CV Simpleks (Anggota IKAPI) Jakarta.
Rahardi, F. 1993. Kristiawati, Regina. Nazaruddin. Agribisnis Perikanan, Penerbit Swadaya, Jakarta.
12. KONTAK HUBUNGAN
Proyek Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pedesaan – BAPPENAS;
Jl.Sunda Kelapa No. 7 Jakarta, Tel. 021 390 9829 , Fax. 021 390 9829
Sumber : Proyek Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pedesaan, Bappenas
http://marwah-peternakan.blogspot.com/2008/08/ternak-ikan-mujair.html
Labels:
Bisnis,
Bisnis Offline,
Budidaya,
Kerja Nyata,
Kumpulan Cara
Cara Budidaya Ikan Mas ( Cyprinus carpio L )
Ikan
mas merupakan jenis ikan konsumsi air tawar, berbadan memanjang pipih
ke samping dan lunak. Ikan mas sudah dipelihara sejak tahun 475 sebelum
masehi di Cina. Di Indonesia ikan mas mulai dipelihara sekitar tahun
1920. Ikan mas yang terdapat di Indonesia merupakan ikan mas yang dibawa
dari Cina, Eropa, Taiwan dan Jepang. Ikan mas Punten dan Majalaya
merupakan hasil seleksi di Indonesia. Sampai saat ini sudah terdapat 10
ikan mas yang dapat diidentifikasi berdasarkan karakteristik
morfologisnya.
2. SENTRA PERIKANAN
Budidaya ikan mas telah berkembang pesat di kolam biasa, di sawah, waduk, sungai air deras, bahkan ada yang dipelihara dalam keramba di perairan umum. Adapun sentra produksi ikan mas adalah: Ciamis, Sukabumi, Tasikmalaya, Bogor, Garut, Bandung, Cianjur, Purwakarta
3. JENIS
Dalam ilmu taksonomi hewan, klasifikasi ikan mas adalah sebagai berikut:
Kelas : Osteichthyes
Anak kelas : Actinopterygii
Bangsa : Cypriniformes
Suku : Cyprinidae
Marga : Cyprinus
Jenis : Cyprinus carpio L.
Saat ini ikan mas mempunyai banyak ras atau stain. Perbedaan sifat dan ciri dari ras disebabkan oleh adanya interaksi antara genotipe dan lingkungan kolam, musim dan cara pemeliharaan yang terlihat dari penampilan bentuk fisik, bentuk tubuh dan warnanya. Adapun ciri-ciri dari beberapa strain ikan mas adalah sebagai berikut:
1. Ikan mas punten:
sisik berwarna hijau gelap; potongan badan paling pendek; bagian punggung tinggi melebar; mata agak menonjol; gerakannya gesit; perbandingan antara panjang badan dan tinggi badan antara 2,3:1.
2. Ikan mas majalaya:
sisik berwarna hijau keabu-abuan dengan tepi sisik lebih gelap; punggung tinggi; badannya relatif pendek; gerakannya lamban, bila diberi makanan suka berenang di permukaan air; perbandingan panjang badan dengan tinggi badan antara 3,2:1.
3. Ikan mas si nyonya:
sisik berwarna kuning muda; badan relatif panjang; mata pada ikan muda tidak menonjol, sedangkan ikan dewasa bermata sipit; gerakannya lamban, lebih suka berada di permukaan air; perbandingan panjang badan dengan tinggi badan antara 3,6:1.
4. Ikan mas taiwan:
sisik berwarna hijau kekuning-kuningan; badan relatif panjang; penampang punggung membulat; mata agak menonjol; gerakan lebih gesit dan aktif; perbandingan panjang badan dengan tinggi badan antara 3,5:1.
5. Ikan mas koi:
bentuk badan bulat panjang dan bersisisk penuh; warna sisik bermacam-macam seperti putih, kuning, merah menyala, atau kombinasi dari warna-warna tersebut. Beberapa ras koi adalah long tail Indonesian carp, long tail platinm nishikigoi, platinum nishikigoi, long tail shusui nishikigoi, shusi nishikigoi, kohaku hishikigoi, lonh tail hishikigoi, taishusanshoku nshikigoi dan long tail taishusanshoku nishikigoi. Dari sekian banyak strain ikan mas, di Jawa Barat ikan mas punten kurang berkembang karena diduga orang Jawa Barat lebih menyukai ikan mas yang berbadan relatif panjang. Ikan mas majalaya termasuk jenis unggul yang banyak dibudidayakan.
4. MANFAAT
1. Sebagai sumber penyediaan protein hewani.
2. Sebagai ikan hias.
5. PERSYARATAN LOKASI
1. Tanah yang baik untuk kolam pemeliharaan adalah jenis tanah liat/lempung, tidak berporos. Jenis tanah tersebut dapat menahan massa air yang besar dan tidak bocor sehingga dapat dibuat pematang/dinding kolam.
2. Kemiringan tanah yang baik untuk pembuatan kolam berkisar antara 3-5% untuk memudahkan pengairan kolam secara gravitasi.
3. Ikan mas dapat tumbuh normal, jika lokasi pemeliharaan berada pada ketinggian antara 150-1000 m dpl.
4. Kualitas air untuk pemeliharaan ikan mas harus bersih, tidak terlalu keruh dan tidak tercemar bahan-bahan kimia beracun, dan minyak/limbah pabrik.
5. Ikan mas dapat berkembang pesat di kolam, sawah, kakaban, dan sungai air deras. Kolam dengan sistem pengairannya yang mengalir sangat baik bagi pertumbuhan dan perkembangan fisik ikan mas. Debit air untuk kolam air tenang 8-15 liter/detik/ha, sedangkan untuk pembesaran di kolam air deras debitnya 100 liter/menit/m³.
6. Keasaman air (pH) yang baik adalah antara 7-8.
7. Suhu air yang baik berkisar antara 20-25°C.
6. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
A. Penyiapan Sarana dan Peralatan
a. Kolam
Lokasi kolam dicari yang dekat dengan sumber air dan bebas banjir. Kolam dibangun di lahan yang landai dengan kemiringan 2–5% sehingga memudahkan pengairan kolam secara gravitasi.
1. Kolam pemeliharaan induk
Luas kolam tergantung jumlah induk dan intensitas pengelolaannya. Sebagai contoh untuk 100 kg induk memerlukan kolam seluas 500 meter persegi bila hanya mengandalkan pakan alami dan dedak. Sedangkan bila
diberi pakan pelet, maka untuk 100 kg induk memerlukan luas 150-200 meter persegi saja. Bentuk kolam sebaiknya persegi panjang dengan dinding bisa ditembok atau kolam tanah dengan dilapisi anyaman bambu bagian dalamnya. Pintu pemasukan air bisa dengan paralon dan dipasang sarinya, sedangkan untuk pengeluaran air sebaiknya berbentuk monik.
2. Kolam pemijahan
Tempat pemijahan dapat berupa kolam tanah atau bak tembok. Ukuran/luas kolam pemijahan tergantung jumlah induk yang dipijahkan dengan bentuk kolam empat persegi panjang. Sebagai patokan bahwa untuk 1 ekor induk dengan berat 3 kg memerlukan luas kolam sekitar 18 m² dengan 18 buah ijuk/kakaban. Dasar kolam dibuat miring kearah pembuangan, untuk menjamin agar dasar kolam dapat dikeringkan. Pintu pemasukan bisa dengan pralon dan pengeluarannya bisa juga memakai pralon (kalau ukuran kolam kecil) atau pintu monik. Bentuk kolam penetasan pada dasarnya sama dengan kolam pemijahan dan seringkali juga untuk penetasan menggunakan kolam pemijahan. Pada kolam penetasan diusahakan agar air yang masuk dapat menyebar ke daerah yang ada telurnya.
3. Kolam pendederan
Bentuk kolam pendederan yang baik adalah segi empat. Untuk kegiatan pendederan ini biasanya ada beberapa kolam yaitu pendederan pertama dengan luas 25-500 m 2 dan pendederan lanjutan 500-1000 m 2 per petak. Pemasukan air bisa dengan pralon dan pengeluaran/ pembuangan dengan pintu berbentuk monik. Dasar kolam dibuatkan kemalir (saluran dasar) dan di dekat pintu pengeluaran dibuat kubangan. Fungsi kemalir adalah tempat berkumpulnya benih saat panen dan kubangan untuk memudahkan penangkapan benih. dasar kolam dibuat miring ke arah pembuangan. Petak tambahan air yang mempunyai kekeruhan tinggi (air sungai) maka perlu dibuat bak pengendapan dan bak penyaringan.
b. Peralatan
Alat-alat yang biasa digunakan dalam usaha pembenihan ikan mas diantaranya adalah: jala, waring (anco), hapa (kotak dari jaring/kelambu untuk menampung sementara induk maupun benih), seser, ember-ember, baskom berbagai ukuran, timbangan skala kecil (gram) dan besar (kg), cangkul, arit, pisau serta piring secchi (secchi disc) untuk mengukur kadar kekeruhan. Sedangkan peralatan lain yang digunakan untuk memanen/menangkap ikan mas antara lain adalah warring / scoopnet yang halus, ayakan panglembangan diameter 100 cm, ayakan penandean diameter 5 cm, tempat menyimpan ikan, keramba kemplung, keramba kupyak, fish bus (untuk mengangkut ikan jarak dekat), kekaban (untuk tempat penempelan telur yang bersifat melekat), hapa dari kain tricote (untuk penetasan telur secara terkontrol) atau kadang-kadang untuk penangkapan benih, ayakan penyabetan dari alumunium/bambu, oblok/delok (untuk pengangkut benih), sirib (untuk menangkap benih ukuran 10 cm keatas), anco/hanco (untuk menangkap ikan), lambit dari jaring nilon (untuk menangkap ikan konsumsi), scoopnet (untuk menangkap benih ikan yang berumur satu minggu keatas), seser (gunanya= scoopnet, tetapi ukurannya lebih besar), jaring berbentuk segiempat (untuk menangkap induk ikan atau ikan konsumsi).
c. Persiapan Media
Yang dimaksud dengan persiapan adalah melakukan penyiapan media untuk pemeliharaan ikan, terutama mengenai pengeringan, pemupukan dlsb. Dalam menyiapkan media pemeliharaan ini, yang perlu dilakukan adalah pengeringan kolam selama beberapa hari, lalu dilakukan pengapuran untuk memberantas hama dan ikan-ikan liar sebanyak 25-200 gram/meter persegi, diberi pemupukan berupa pupuk buatan, yaitu urea dan TSP masing-masing dengan dosis 50-700 gram/meter persegi, bisa juga ditambahkan pupuk buatan yang berupa urea dan TSP masing-masing dengan dosis 15 gram dan 10 gram/meter persegi.
B. Pembibitan
a. Pemilihan Bibit dan Induk
Usaha pembenihan ikan mas dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu secara tradisional, semi intensif dan secara intensif. Dengan semakin meningkatnya teknologi budidaya ikan, khususnya teknologi pembenihan maka telah dilaksanakan penggunaan induk-induk yang berkualitas baik. Keberhasilan usaha pembenihan tidak lagi banyak bergantung pada kondisi alam namun manusia telah banyak menemukan kemajuan diantaranya pemijahan dengan hipofisisasi, peningkatan derajat pembuahan telur dengan teknik pembunuhan buatan, penetasan telur secara terkontrol, pengendalian kuantitas dan kualitas air, teknik kultur makanan alami dan pemurnian kualitas induk ikan. Untuk peningkatan produksi benih perlu dilakukan penyeleksian terhadap induk ikan mas.
* Adapun ciri-ciri induk jantan dan induk betina unggul yang sudah matang untuk dipijah adalah sebagai berikut:
1. Betina: umur antara 1,5-2 tahun dengan berat berkisar 2 kg/ekor; Jantan: umur minimum 8 bulan dengan berat berkisar 0,5 kg/ekor.
2. Bentuk tubuh secar akeseluruhan mulai dari mulut sampai ujung sirip ekor mulus, sehat, sirip tidak cacat.
3. Tutup insan normal tidak tebal dan bila dibuka tidak terdapat bercak putih; panjang kepala minimal 1/3 dari panjang badan; lensa mata tampak jernih.
4. Sisik tersusun rapih, cerah tidak kusam.
5. Pangkal ekor kuat dan normal dengan panjang panmgkal ekor harus lebih panjang dibandingkan lebar/tebal ekor.
* Sedangkan ciri-ciri untuk membedakan induk jantan dan induk betina adalah sebagai berikut:
1. Betina
o Badan bagian perut besar, buncit dan lembek.
o Gerakan lambat, pada malam hari biasanya loncat-loncat.
o Jika perut distriping mengeluarkan cairan berwarna kuning.
2. Jantan
o Badan tampak langsing.
o Gerakan lincah dan gesit.
o Jika perut distriping mengeluarkan cairan sperma berwarna putih.
b. Sistim Pembenihan/Pemijahan
Saat ini dikenal dua macam sistim pemijahan pada budidaya ikan mas, yaitu
1. Sistim pemijahan tradisional
Dikenal beberapa cara melakukan pemijahan secara tradisional, yaitu:
* Cara sunda:
1. luas kolam pemijahan 25-30 meter persegi, dasar kolam sedikit berlumpur, kolam dikeringkan lalu diisi air pada pagi hari, induk dimasukan pada sore hari;
2. disediakan injuk untuk menepelkan telur;
3. setelah proses pemijahan selesai, ijuk dipindah ke kolam penetasan.
* Cara cimindi:
1. luas kolam pemijahan 25-30 meter persegi, dasar kolam sedikit berlumpur, kolam dikeringkan lalu diisi air pada pagi hari, induk dimasukan pada sore hari; kolam pemijahan merupakan kolam penetasan;
2. disediakan injuk untuk menepelkan telur, ijuk dijepit bambu dan diletakkan dipojok kolam dan dibatasi pematang antara dari tanah;
3. setelah proses pemijahan selesai induk dipindahkan ke kolam lain;
4. tujuh hari setelah pemijahan ijuk ini dibuka kemudian sekitar 2-3 minggu setelah itu dapat dipanen benih-benih ikan.
* Cara rancapaku:
1. luas kolam pemijahan 25-30 meter persegi, dasar kolam sedikit berlumpur, kolam dikeringkan lalu diisi air pada pagi hari, induk dimasukan pada sore hari; kolam pemijahan merupakan kolam penetasan, batas pematang antara terbuat dari batu;
2. disediakan rumput kering untuk menepelkan telur, rumput disebar merata di seluruh permukaan air kolam dan dibatasi pematang antara dari tanah;
3. setelah proses pemijahan selesai induk tetap di kolam pemijahan.;
4. setelah benih ikan kuat maka akan berpindah tempat melalui sela bebatuan, setelah 3 minggu maka benih dapat dipanen.
* Cara sumatera:
1. luas kolam pemijahan 5 meter persegi, dasar kolam sedikit berlumpur, kolam dikeringkan lalu diisi air pada pagi hari, induk dimasukan pada sore hari; kolam pemijahan merupakan kolam penetasan;
2. disediakan injuk untuk menepelkan telur, ijuk ditebar di permukaan air;
3. setelah proses pemijahan selesai induk dipindahkan ke kolam lain;
4. setelah benih berumur 5 hari lalu pindahkan ke kolam pendederan.
* Cara dubish:
1. luas kolam pemijahan 25-50 meter persegi, dibuat parit keliling dengan lebar 60 cm dalam 35 cm, kolam dikeringkan lalu diisi air pada pagi hari, induk dimasukan pada sore hari; kolam pemijahan merupakan kolam penetasan;
2. sebagai media penempel telur digunakan tanaman hidup seperti Cynodon dactylon setinggi 40 cm;
3. setelah proses pemijahan selesai induk dipindahkan ke kolam lain;
4. setelah benih berumur 5 hari lalu pindahkan ke kolam pendederan.
* Cara hofer:
1. sama seperti cara dubish hanya tidak ada parit dan tanaman Cynodon dactylon dipasang di depan pintu pemasukan air.
2. Sistim kawin suntik
Pada sisitim ini induk baik jantan maupun betina yang matang bertelur dirangsang untuk memijah setelah penyuntikan ekstrak kelenjar hyphofise ke dalam tubuh ikan. Kelenjar hyphofise diperoleh dari kepala ikan donor (berada dilekukan tulang tengkorak di bawah otak besar). Setelah suntikan dilakukan dua kali, dalam tempo 6 jam induk akan terangsang melakukan pemijahan. Sistim ini memerlukan biaya yang tinggi, sarana yang lengkap dan perawatan yang intensif.
3. Pembenihan/Pemijahan
Hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan pemijahan ikan mas:
1. Dasar kolam tidak berlumpur, tidak bercadas.
2. Air tidak terlalu keruh; kadar oksigen dalam air cukup; debit air cukup; dan suhu berkisar 25 derajat C.
3. Diperlukan bahan penempel telur seperti ijuk atau tanaman air.
4. Jumlah induk yang disebar tergantung dari luas kolam, sebagai patokan seekor induk berat 1 kg memerlukan kolam seluas 5 meter persegi.
5. Pemberian makanan dengan kandungan protein 25%. Untuk pellet diberikan secara teratur 2 kali sehari (pagi dan sore hari) dengan takaran 2-4% dari jumlah berat induk ikan.
4. Pemeliharaan Bibit/Pendederan
Pendederan atau pemeliharaan anak ikan mas dilakukan setelah telur-telur hasil pemijahan menetas. Kegiatan ini dilakukan pada kolam pendederan (luas 200-500 meter persegi) yang sudah siap menerima anak ikan dimana kolam tersebut dikeringkan terlebih dahulu serta dibersihkan dari ikan-ikan liar. Kolam diberi kapur dan dipupuk sesuai ketentuan. Begitu pula dengan pemberian pakan untuk bibit diseuaikan dengan ketentuan.
Pendederan ikan mas dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu:
1. Tahap I: umur benih yang disebar sekitar 5-7 hari(ukuran1-1,5 cm); jumlah benih yang disebar=100-200 ekor/meter persegi; lama pemeliharaan 1 bulan; ukuran benih menjadi 2-3 cm.
2. Tahap II: umur benih setelah tahap I selesai; jumlah benih yang disebar=50-75 ekor/meter persegi; lama pemeliharaan 1 bulan; ukuran benih menjadi 3-5 cm.
3. Tahap III: umur benih setelah tahap II selesai; jumlah benih yang disebar=25-50 ekor/meter persegi; lama pemeliharaan 1 bulan; ukuran benih menjadi 5-8 cm; perlu penambahan makanan berupa dedak halus 3-5% dari jumlah bobot benih.
4. Tahap IV: umur benih setelah tahap III selesai; jumlah benih yang disebar=3-5 ekor/meter persegi; lama pemeliharaan 1 bulan; ukuran benih menjadi 8-12 cm; perlu penambahan makanan berupa dedak halus 3-5% dari jumlah bobot benih.
5. Perlakuan dan Perawatan Bibit
Apabila benih belum mencapai ukuran 100 gram, maka benih diberi pakan pelet 2 mm sebanyak 3 kali bobot total benih yang diberikan 4 kali sehari selama 3 minggu.
3. Pemeliharaan Pembesaran
Pemeliharaan pembesaran dapat dilakukan secara polikultur maupun monokultur.
1. Polikultur
1. ikan mas 50%, ikan tawes 20%, dan mujair 30%, atau
2. ikan mas 50%, ikan gurame 20% dan ikan mujair 30%.
2. Monokultur
Pemeliharaan sistem ini merupakan pemeliharaan terbaik dibandingkan dengan polikultur dan pada sistem ini dilakukan pemisahan antara induk jantan dan betina.
1. Pemupukan
Pemupukan dengan kotoran kandang (ayam) sebanyak 250-500 gram/m 2 , TSP 10 gram/m 2 , Urea 10 gram/m 2 , kapur 25-100 gram/m 2 . Setelah itu kolam diisi air 39\0-40 cm. Biarkan 5-7 hari. Dua hari setelah pengisian air, kolam disemprot dengan insektisida organophosphat seperti Sumithion 60 EC, Basudin 60 EC dengan dosis 2-4 ppm. Tujuannya untuk memberantas serangga dan udang-udangan yang memangsa rotifera. Setelah 7 hari kemudian, air ditinggikan sekitar 60 cm. Padat penebaran ikan tergantung pemeliharaannya. Jika hanya mengandalkan pakan alami dan dedak, maka padat penebaran adalah 100-200 ekor/m 2 , sedangkan bila diberi pakan pellet, maka penebaran adalah 300-400 ekor/m 2 (benih lepas hapa). Penebaran dilakukan pada pagi/sore hari saat suhu rendah.
2. Pemberian Pakan
Dalam pembenihan secara intensif biasanya diutamakan pemberian pakan buatan. Pakan yang berkualitas baik mengandung zat-zat makanan yang cukup, yaitu protein yang mengandung asam amino esensial, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral. Perawatan larva dalam hapa sekitar 4-5 hari. Setelah larva tidak menempel pada kakaban (3-4 hari kemudian) kakaban diangkat dan dibersihkan. Pemberian pakan untuk larva, 1 butir kuning telur rebus untuk 100.000 ekor/hari. Caranya kuning telur dibuat suspensi (1/4 liter air untuk 1 butir), kuning telur diremas dalam kain kemudian diberikan pada benih, perawatan 5-7 hari.
3. Pemeliharaan Kolam/Tambak
Dalam hal pemeliharaan ikan mas yang tidak boleh terabaikan adalah menjaga kondisi perairan agar kualitas air cukup stabil dan bersih serta tidak tercemari/teracuni oleh zat beracun.
7. HAMA DAN PENYAKIT
A. Hama
1. Bebeasan (Notonecta)
Berbahaya bagi benih karena sengatannya. Pengendalian: menuangkan minyak tanah ke permukaan air 500 cc/100 meter persegi.
2. Ucrit (Larva cybister)
Menjepit badan ikan dengan taringnya hingga robek. Pengendalian: sulit diberantas; hindari bahan organik menumpuk di sekitar kolam.
3. Kodok
Makan telur telur ikan. Pengendalian: sering membuang telur yang mengapung; menagkap dan membuang hidup-hidup.
4. Ular
Menyerang benih dan ikan kecil. Pengendalian: lakukan penangkapan; pemagaran kolam.
5. Lingsang
Memakan ikan pada malam hari. Pengendalian:pasang jebakan berumpun.
6. Burung
Memakan benih yang berwarna menyala seperti merah, kuning. Pengendalian: diberi penghalang bambu agar supaya sulit menerkam; diberi rumbai-rumbai atau tali penghalang.
7. Ikan gabus
Memangsa ikan kecil. Pengendalian:pintu masukan air diberi saringan atau dibuat bak filter.
8. Belut dan kepiting
Pengendalian: lakukan penangkapan.
B. Penyakit
1. Bintik merah (White spot)
Gejala: pada bagian tubuh (kepala, insang, sirip) tampak bintik-bintik putih, pada infeksi berat terlihat jelas lapisan putih, menggosok-gosokkan badannya pada benda yang ada disekitarnya dan berenang sangat lemah serta sering muncul di permukaan air.
Pengendalian: direndam dalam larutan Methylene blue 1% (1 gram dalam 100 cc air) larutan ini diambil 2-4 cc dicampur 4 liter air selama 24 jam dan Direndam dalam garam dapur NaCl selama 10 menit, dosis 1-3 gram/100 cc air.
2. Bengkak insang dan badan ( Myxosporesis)
Gejala: tutup insang selalu terbuka oleh bintik kemerahan, bagian punggung terjadi pendarahan.
Pengendalian; pengeringan kolam secara total, ditabur kapur tohon 200 gram/m 2 , biarkan selama 1-2 minggu.
3. Cacing insang, sirip, kulit (Dactypogyrus dan girodactylogyrus)
Gejala: ikan tampak kurus, sisik kusam, sirip ekor kadang-kadang rontok, ikan menggosok-gosokkan badannya pada benda keras disekitarnya, terjadi pendarahan dan menebal pada insang.
Pengendalian:
1. direndan dalam larutan formalin 250 gram/m3 selama 15 menit dan direndam dalam Methylene blue 3 gram/m3 selama 24 jam;
2. hindari penebaran ikan yang berlebihan.
4. Kutu ikan (argulosis)
Gejala: benih dan induk menjadi kurus, karena dihisap darahnya. Bagian kulit, sirip dan insang terlihat jelas adanya bercak merah (hemorrtage).
Pengendalian:
1. ikan yang terinfeksi direndan dalam garam dapur 20 gram/liter air selama 15 menit dan direndam larutan PK 10 ppm (10 ml/m3) selama 30 menit;
2. dengan pengeringan kolam hingga retak-retak.
5. Jamur (Saprolegniasis)
Menyerang bagian kepala, tutup insang, sirip dan bagian yang lainnya.
Gejala: tubuh yang diserang tampak seperti kapas. Telur yang terserang jamur, terlihat benang halus seperti kapas.
Pengendalian: direndam dalam larutan Malactile green oxalat (MGO) dosis 3 gram/m3 selama 30 menit; telur yang terserang direndam dengan MGO 2-3 gram/m3 selama 1 jam.
6. Gatal (Trichodiniasis)
Menyerang benih ikan.
Gejala: gerakan lamban; suka menggosok-gosokan badan pada sisi kolam/aquarium.
Pengendalian: rendam selam 15 menit dalam larutan formalin 150-200 ppm.
7. Bakteri psedomonas flurescens
Penyakit yang sangat ganas.
Gejala: pendarahan dan bobok pada kulit; sirip ekor terkikis.
Pengendalian: pemberian pakan yang dicampur oxytetracycline 25-30 mg/kg ikan atau sulafamerazine 200mg/kg ikan selama 7 hari berturut-turut.
8. Bakteri aeromonas punctata
Penyakit yang sangat ganas.
Gejala: warna badan suram, tidak cerah; kulit kesat dan melepuh; cara bernafas mengap-mengap; kantong empedu gembung; pendarahan dalam organ hati dan ginjal.
Pengendalian: penyuntikan chloramphenicol 10-15 mg/kg ikan atau streptomycin 80-100 mg/kg ikan; pakan dicampur terramicine 50 mg/kg ikan selama 7 hari berturut-turut.
Secara umum hal-hal yang dilakukan untuk dapat mencegah timbulnya penyakit dan hama pada budidaya ikan mas:
1. Pengeringan dasar kolam secara teratur setiap selesai panen.
2. Pemeliharaan ikan yang benar-benar bebas penyakit.
3. Hindari penebaran ikan secara berlebihan melebihi kapasitas.
4. Sistem pemasukan air yang ideal adalah paralel, tiap kolam diberi satu pintu pemasukan air.
5. Pemberian pakan cukup, baik kualitas maupun kuantitasnya.
6. Penanganan saat panen atau pemindahan benih hendaknya dilakukan secara hati-hati dan benar.
7. Binatang seperti burung, siput, ikan seribu (lebistus reticulatus peters) sebagai pembawa penyakit jangan dibiarkan masuk ke areal perkolaman.
8. PANEN
1. Pemanenan Benih
Sebelum dilakukan pemanenan benih ikan, terlebih dahulu dipersiapkan alat-alat tangkap dan sarana perlengkapannya. Beberapa alat tangkap dan sarana yang disiapkan diantaranya keramba, ember biasa, ember lebar, seser halus sebagai alat tangkap benih, jaring atau hapa sebagai penyimpanan benih sementara, saringan yang digunakan untuk mengeluarkan air dari kolam agar benih ikan tidak terbawa arus, dan bak-bak penampungan yang berisi air bersih untuk penyimpanan benih hasil panen. Panen benih ikan dimulai pagi-pagi, yaitu antara jam 04.00–05.00 pagi dan sebaiknya berakhir tidak lebih dari jam 09.00 pagi. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari terik matahari yang dapat mengganggu benih ikan kesehatan tersebut. Pemanenan dilakukan mula-mula dengan menyurutkan air kolam pendederan sekitar pkul 04.00 atau 05.00 pagi secara perlahan-lahan agar ikan tidak stres akibat tekanan air yang berubah secara mendadak. Setelah air surut benih mulai ditangkap dengan seser halus atau jaring dan ditampung dalam ember atau keramba. Benih dapat dipanen setelah dipelihara selama 21 hari. Panenan yang dapat diperoleh dapat mencapai 70-80% dengan ukuran benih antara 8-12 cm.
2. Cara Perhitungan
Benih Untuk mengetahui benih ikan hasil panenan yang disimpan dalam bak penyimpanan maka sebelum dijual, terlebih dahulu dihitung jumlahnya. Cara menghitung benih umumnya dengan memakai takaran, yaitu dengan menggunakan sendok untuk larva dan kebul, cawan untuk menghitung putihan, dan dihitung per ekor untuk benih ukuran glondongan. Penghitungan benih biasanya dengan cara:
1. Penghitungan dengan sendok.
2. Penghitungan dengan mangkok.
3. Pembersihan
Pada umumnya, dasar kolam pendederan sudah dirancang miring dan ada saluran di tengah kolam, selain itu pada dasar kolam tersebut ada bagian yang lebih dalam dengan ukuran 1-2 meter persegi sehingga ketika air menyurut, maka benih ikan akan mengumpul di bagian kolam yang dalam tersebut. Benih ikan lalu ditangkap sampai habis dan tidak ada yang ketinggalan dalam kolam. Benih ikan tersebut semuanya disimpan dalam bak-bak penampungan yang telah disiapkan.
4. Pemanenan Hasil Pembesaran
Untuk menangkap/memanen ikan hasil pembesaran umumnya dilakukan panen total. Umur ikan mas yang dipanen berkisar antara 3-4 bulan dengan berat berkisar antara 400-600 gram/ekor. Panen total dilakukan dengan cara mengeringkan kolam, hingga ketinggian air tinggal 10-20 cm. Petak pemanenan / petak penangkapan dibuat seluas 2 meter persegi di depan pintu pengeluaran (monnik), sehingga memudahkan dalam penangkapan ikan. Pemanenan dilakukan pagi hari saat keadaan tidak panas dengan menggunakan waring atau scoopnet yang halus. Lakukan pemanenan secepatnya dan hati-hati untuk menghindari lukanya ikan.
9. PASCAPANEN
Penanganan pascapanen ikan mas dapat dilakukan dengan cara penanganan ikan hidup maupun ikan segar.
1. Penanganan ikan hidup
Adakalanya ikan konsumsi ini akan lebih mahal harganya bila dijual dalam keadaan hidup. Hal yang perlu diperhatikan agar ikan tersebut sampai ke konsumen dalam keadaan hidup, segar dan sehat antara lain:
1. Dalam pengangkutan gunakan air yang bersuhu rendah sekitar 20 derajat C.
2. Waktu pengangkutan hendaknya pada pagi hari atau sore hari.
3. Jumlah kepadatan ikan dalam alat pengangkutan tidak terlalu padat.
2. Penanganan ikan segar
Ikan segar mas merupakan produk yang cepat turun kualitasnya. Hal yang perlu diperhatikan untuk mempertahankan kesegaran antara lain:
1. Penangkapan harus dilakukan hati-hati agar ikan-ikan tidak luka.
2. Sebelum dikemas, ikan harus dicuci agar bersih dan lendir.
3. Wadah pengangkut harus bersih dan tertutup. Untuk pengangkutan jarak dekat (2 jam perjalanan), dapat digunakan keranjang yang dilapisi dengan daun pisang/plastik. Untuk pengangkutan jarak jauh digunakan kotak dan seng atau fiberglass. Kapasitas kotak maksimum 50 kg dengan tinggi kotak maksimum 50 cm.
4. Ikan diletakkan di dalam wadah yang diberi es dengan suhu 6-7 derajat C. Gunakan es berupa potongan kecil-kecil (es curai) dengan erbandingan jumlah es dan ikan=1:1. Dasar kotak dilapisi es setebal 4-5 cm. Kemudian ikan disusun di atas lapisan es ini setebal 5-10 cm, lalu disusul lapisan es lagi dan seterusnya. Antara ikan dengan dinding kotak diberi es, demikian juga antara ikan dengan penutup kotak.
3. Sedangkan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pananganan benih adalah sebagai berikut:
1. Benih ikan harus dipilih yang sehat yaitu bebas dari penyakit, parasit dan tidak cacat. Setelah itu, benih ikan baru dimasukkan ke dalam kantong plastik (sistem tertutup) atau keramba (sistem terbuka).
2. Air yang dipakai media pengangkutan harus bersih, sehat, bebas hama dan penyakit serta bahan organik lainya. Sebagai contoh dapat digunakan air sumur yang telah diaerasi semalam.
3. Sebelum diangkut benih ikan harus diberok dahulu selama beberapa hari. Gunakan tempat pemberokan berupa bak yang berisi air bersih dan dengan aerasi yang baik. Bak pemberokan dapat dibuat dengan ukuran 1 m x 1 m atau 2 m x 0,5 m. Dengan ukuran tersebut, bak pemberokan dapat menampung benih ikan mas sejumlah 5000–6000 ekor dengan ukuran 3-5 cm. Jumlah benih dalam pemberokan harus disesuaikan dengan ukuran benihnya.
4. Berdasarkan lama/jarak pengiriman, sistem pengangkutan benih terbagi menjadi dua bagian, yaitu:
* Sistem terbuka
Dilakukan untuk mengangkut benih dalam jarak dekat atau tidak memerlukan waktu yang lama. Alat pengangkut berupa keramba. Setiap keramba dapat diisi air bersih 15 liter dan dapat untuk mengangkut sekitar 5000 ekor benih ukuran 3-5 cm.
* Sistem tertutup
Dilakukan untuk pengangkutan benih jarak jauh yang memerlukan waktu lebih dari 4-5 jam, menggunakan kantong plastik. Volume media pengangkutan terdiri dari air bersih 5 liter yang diberi buffer Na2(hpo)4.H2O sebanyak 9 gram.
Cara pengemasan benih ikan yang diangkut dengan kantong plastik:
1. masukkan air bersih ke dalam kantong plastik kemudian benih;
2. hilangkan udara dengan menekan kantong plastik ke permukaan air;
3. alirkan oksigen dari tabung dialirkan ke kantong plastik sebanyak 2/3 volume keseluruhan rongga (air:oksigen=1:2);
4. kantong plastik lalu diikat.
5. kantong plastik dimasukkan ke dalam dos dengan posisi membujur atau ditidurkan. Dos yang berukuran panjang 0,50 m, lebar 0,35 m, dan tinggi 0,50 m dapat diisi 2 buah kantong plastik.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan setelah benih sampai di tempat tujuan adalah sebagai berikut:
1. Siapkan larutan tetrasiklin 25 ppm dalam waskom (1 kapsul tertasiklin dalam 10 liter air bersih).
2. Buka kantong plastik, tambahkan air bersih yang berasal dari kolam setempat sedikit demi sedikit agar perubahan suhu air dalam kantong plastik terjadi perlahan-lahan.
3. Pindahkan benih ikan ke waskom yang berisi larutan tetrasiklin selama 1- 2 menit.
4. Masukan benih ikan ke dalam bak pemberokan. Dalam bak pemberokan benih ikan diberi pakan secukupnya. Selain itu, dilakukan pengobatan dengan tetrasiklin 25 ppm selama 3 hari berturut-turut. Selain tetrsikli dapat juga digunakan obat lain seperti KMNO4 sebanyak 20 ppm atau formalin sebanyak 4% selama 3-5 menit.
5. Setelah 1 minggu dikarantina, tebar benih ikan di kolam budidaya.
10. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA
1. Analisis Usaha Budidaya
Analisis budidaya ikan mas koki dengan luas lahan 70 m 2 (kapasitas 1000 ekor) selama 7 bulan pada tahun 1999 di daerah Jawa Barat.
1. Biaya produksi
1. Sewa dan pembuatan kolam Rp. 1.500.000,-
2. Benih ikan 1.000 ekor, @ Rp.100,- Rp. 100.000,-
3. Pakan
* Cacing rambut 150 kg @ Rp. 1.500,- Rp. 225.000,-
* Pelet udang 10 kg @ Rp. 9.500,- Rp. 95.000,-
* Tepung jagung 50 kg @ Rp. 1.500,- Rp. 75.000,-
* Ganti air 7 bulan x 4 x2 @ Rp. 5.000,- Rp. 140.000,-
* Tenaga kerja 28 minggu @ Rp.10.000,- Rp. 280.000,-
* Obat-oabatan Rp. 10.000,-
4. Peralatan Rp. 50.000,-
5. Lain-lain Rp. 150.000,-
Jumlah biaya produksi Rp. 2.625.000,-
2. Pendapatan
1. Panen I (2 bulan) 400 ekor @ Rp.1.000,- Rp. 400.000,-
2. Panen II (4 bulan) 250 ekor @ Rp. 3.000,- Rp. 750.000,-
3. Panen III ( 2 bulan) 250 ekor @ Rp. 10.000,- Rp. 2.500.000,-
Jumlah pendapatan Rp. 3.650.000,-
3. Keuntungan dalam 7 bulan Rp. 1.025.000,- --> Keuntungan per bulan Rp. 146.425,-
4. Parameter kelayakan usaha : B/C ratio 1,39
2. Gambaran Peluang Agribisnis
Dengan adanya luas perairan umum di Indonesia yang terdiri dari sungai, rawa, danau alam dan buatan seluas hampir mendekati 13 juta ha merupakan potensi alam yang sangat baik bagi pengembangan usaha perikanan di Indonesia. Disamping itu banyak potensi pendukung lainnya yang dilaksanakan oleh pemerintah dan swasta dalam hal permodalan, program penelitian dalam hal pembenihan, penanganan penyakit dan hama dan penanganan pasca panen, penanganan budidaya serta adanya kemudahan dalam hal periizinan import. Walaupun permintaan di tingkal pasaran lokal akan ikan mas dan ikan air tawar lainnya selalu mengalami pasang surut, namun dilihat dari jumlah hasil penjualan secara rata-rata selalu mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Apabila pasaran lokal ikan mas mengalami kelesuan, maka akan sangat berpengaruh terhadap harga jual baik di tingkat petani maupun di tingkat grosir di pasar ikan. Selain itu penjualan benih ikan mas boleh dikatakan hampir tak ada masalah, prospeknya cukup baik. Selain adanya potensi pendukung dan faktor permintaan komoditi perikanan untuk pasaran lokal, maka sektor perikanan merupakan salah satu peluang usaha bisnis yang cerah.
11. DAFTAR PUSTAKA
1. DAMANA, Rahman. 1990. Pembenihan Ikan Mas Secara Intensif dalam Sinar Tani. 2 ,Juni 1990 hal. 2
2. GUNAWAN. Mengenal Cara Pemijahan Ikan Mas dalam Sinar Tani. 27 Agustus 1988 hal. 5
3. RUKMANA, Rahmat. 1991. Budidaya Ikan Mas, Untungnya Bagai Menabung Emas dalam Sinar Tani. 13 Februari 1991 hal. 5
4. RUKMANA, Rahmat. 1992. Prospek Usaha Ikan Mas Menggiurkan Dan Menguntungkan dalam Suara Karya. 18 Februari 1992 hal. 7
5. SANTOSO, Budi. 1993. Petunjuk praktis : Budidaya ikan mas. Yogyakarta : Kanisius.
6. SUMANTADINATA, Komar. 1981. Pengembangbiakan ikan-ikan peliharaan di Indonesia. Jakarta : Sastra Hudaya.
7. SUSENO, Djoko. 1999. Pengelolaan usaha pembenihan ikan mas, cet. :7. Jakarta : Penebar Swadaya.
12. KONTAK HUBUNGAN
Proyek Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pedesaan – BAPPENAS;
Jl.Sunda Kelapa No. 7 Jakarta, Tel. 021 390 9829 , Fax. 021 390 9829
Sumber : Proyek Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pedesaan, Bappenas
http://amblogfree.blogspot.com/2010/03/budidaya-ikan-mas-cyprinus-carpio-l.html
2. SENTRA PERIKANAN
Budidaya ikan mas telah berkembang pesat di kolam biasa, di sawah, waduk, sungai air deras, bahkan ada yang dipelihara dalam keramba di perairan umum. Adapun sentra produksi ikan mas adalah: Ciamis, Sukabumi, Tasikmalaya, Bogor, Garut, Bandung, Cianjur, Purwakarta
3. JENIS
Dalam ilmu taksonomi hewan, klasifikasi ikan mas adalah sebagai berikut:
Kelas : Osteichthyes
Anak kelas : Actinopterygii
Bangsa : Cypriniformes
Suku : Cyprinidae
Marga : Cyprinus
Jenis : Cyprinus carpio L.
Saat ini ikan mas mempunyai banyak ras atau stain. Perbedaan sifat dan ciri dari ras disebabkan oleh adanya interaksi antara genotipe dan lingkungan kolam, musim dan cara pemeliharaan yang terlihat dari penampilan bentuk fisik, bentuk tubuh dan warnanya. Adapun ciri-ciri dari beberapa strain ikan mas adalah sebagai berikut:
1. Ikan mas punten:
sisik berwarna hijau gelap; potongan badan paling pendek; bagian punggung tinggi melebar; mata agak menonjol; gerakannya gesit; perbandingan antara panjang badan dan tinggi badan antara 2,3:1.
2. Ikan mas majalaya:
sisik berwarna hijau keabu-abuan dengan tepi sisik lebih gelap; punggung tinggi; badannya relatif pendek; gerakannya lamban, bila diberi makanan suka berenang di permukaan air; perbandingan panjang badan dengan tinggi badan antara 3,2:1.
3. Ikan mas si nyonya:
sisik berwarna kuning muda; badan relatif panjang; mata pada ikan muda tidak menonjol, sedangkan ikan dewasa bermata sipit; gerakannya lamban, lebih suka berada di permukaan air; perbandingan panjang badan dengan tinggi badan antara 3,6:1.
4. Ikan mas taiwan:
sisik berwarna hijau kekuning-kuningan; badan relatif panjang; penampang punggung membulat; mata agak menonjol; gerakan lebih gesit dan aktif; perbandingan panjang badan dengan tinggi badan antara 3,5:1.
5. Ikan mas koi:
bentuk badan bulat panjang dan bersisisk penuh; warna sisik bermacam-macam seperti putih, kuning, merah menyala, atau kombinasi dari warna-warna tersebut. Beberapa ras koi adalah long tail Indonesian carp, long tail platinm nishikigoi, platinum nishikigoi, long tail shusui nishikigoi, shusi nishikigoi, kohaku hishikigoi, lonh tail hishikigoi, taishusanshoku nshikigoi dan long tail taishusanshoku nishikigoi. Dari sekian banyak strain ikan mas, di Jawa Barat ikan mas punten kurang berkembang karena diduga orang Jawa Barat lebih menyukai ikan mas yang berbadan relatif panjang. Ikan mas majalaya termasuk jenis unggul yang banyak dibudidayakan.
4. MANFAAT
1. Sebagai sumber penyediaan protein hewani.
2. Sebagai ikan hias.
5. PERSYARATAN LOKASI
1. Tanah yang baik untuk kolam pemeliharaan adalah jenis tanah liat/lempung, tidak berporos. Jenis tanah tersebut dapat menahan massa air yang besar dan tidak bocor sehingga dapat dibuat pematang/dinding kolam.
2. Kemiringan tanah yang baik untuk pembuatan kolam berkisar antara 3-5% untuk memudahkan pengairan kolam secara gravitasi.
3. Ikan mas dapat tumbuh normal, jika lokasi pemeliharaan berada pada ketinggian antara 150-1000 m dpl.
4. Kualitas air untuk pemeliharaan ikan mas harus bersih, tidak terlalu keruh dan tidak tercemar bahan-bahan kimia beracun, dan minyak/limbah pabrik.
5. Ikan mas dapat berkembang pesat di kolam, sawah, kakaban, dan sungai air deras. Kolam dengan sistem pengairannya yang mengalir sangat baik bagi pertumbuhan dan perkembangan fisik ikan mas. Debit air untuk kolam air tenang 8-15 liter/detik/ha, sedangkan untuk pembesaran di kolam air deras debitnya 100 liter/menit/m³.
6. Keasaman air (pH) yang baik adalah antara 7-8.
7. Suhu air yang baik berkisar antara 20-25°C.
6. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
A. Penyiapan Sarana dan Peralatan
a. Kolam
Lokasi kolam dicari yang dekat dengan sumber air dan bebas banjir. Kolam dibangun di lahan yang landai dengan kemiringan 2–5% sehingga memudahkan pengairan kolam secara gravitasi.
1. Kolam pemeliharaan induk
Luas kolam tergantung jumlah induk dan intensitas pengelolaannya. Sebagai contoh untuk 100 kg induk memerlukan kolam seluas 500 meter persegi bila hanya mengandalkan pakan alami dan dedak. Sedangkan bila
diberi pakan pelet, maka untuk 100 kg induk memerlukan luas 150-200 meter persegi saja. Bentuk kolam sebaiknya persegi panjang dengan dinding bisa ditembok atau kolam tanah dengan dilapisi anyaman bambu bagian dalamnya. Pintu pemasukan air bisa dengan paralon dan dipasang sarinya, sedangkan untuk pengeluaran air sebaiknya berbentuk monik.
2. Kolam pemijahan
Tempat pemijahan dapat berupa kolam tanah atau bak tembok. Ukuran/luas kolam pemijahan tergantung jumlah induk yang dipijahkan dengan bentuk kolam empat persegi panjang. Sebagai patokan bahwa untuk 1 ekor induk dengan berat 3 kg memerlukan luas kolam sekitar 18 m² dengan 18 buah ijuk/kakaban. Dasar kolam dibuat miring kearah pembuangan, untuk menjamin agar dasar kolam dapat dikeringkan. Pintu pemasukan bisa dengan pralon dan pengeluarannya bisa juga memakai pralon (kalau ukuran kolam kecil) atau pintu monik. Bentuk kolam penetasan pada dasarnya sama dengan kolam pemijahan dan seringkali juga untuk penetasan menggunakan kolam pemijahan. Pada kolam penetasan diusahakan agar air yang masuk dapat menyebar ke daerah yang ada telurnya.
3. Kolam pendederan
Bentuk kolam pendederan yang baik adalah segi empat. Untuk kegiatan pendederan ini biasanya ada beberapa kolam yaitu pendederan pertama dengan luas 25-500 m 2 dan pendederan lanjutan 500-1000 m 2 per petak. Pemasukan air bisa dengan pralon dan pengeluaran/ pembuangan dengan pintu berbentuk monik. Dasar kolam dibuatkan kemalir (saluran dasar) dan di dekat pintu pengeluaran dibuat kubangan. Fungsi kemalir adalah tempat berkumpulnya benih saat panen dan kubangan untuk memudahkan penangkapan benih. dasar kolam dibuat miring ke arah pembuangan. Petak tambahan air yang mempunyai kekeruhan tinggi (air sungai) maka perlu dibuat bak pengendapan dan bak penyaringan.
b. Peralatan
Alat-alat yang biasa digunakan dalam usaha pembenihan ikan mas diantaranya adalah: jala, waring (anco), hapa (kotak dari jaring/kelambu untuk menampung sementara induk maupun benih), seser, ember-ember, baskom berbagai ukuran, timbangan skala kecil (gram) dan besar (kg), cangkul, arit, pisau serta piring secchi (secchi disc) untuk mengukur kadar kekeruhan. Sedangkan peralatan lain yang digunakan untuk memanen/menangkap ikan mas antara lain adalah warring / scoopnet yang halus, ayakan panglembangan diameter 100 cm, ayakan penandean diameter 5 cm, tempat menyimpan ikan, keramba kemplung, keramba kupyak, fish bus (untuk mengangkut ikan jarak dekat), kekaban (untuk tempat penempelan telur yang bersifat melekat), hapa dari kain tricote (untuk penetasan telur secara terkontrol) atau kadang-kadang untuk penangkapan benih, ayakan penyabetan dari alumunium/bambu, oblok/delok (untuk pengangkut benih), sirib (untuk menangkap benih ukuran 10 cm keatas), anco/hanco (untuk menangkap ikan), lambit dari jaring nilon (untuk menangkap ikan konsumsi), scoopnet (untuk menangkap benih ikan yang berumur satu minggu keatas), seser (gunanya= scoopnet, tetapi ukurannya lebih besar), jaring berbentuk segiempat (untuk menangkap induk ikan atau ikan konsumsi).
c. Persiapan Media
Yang dimaksud dengan persiapan adalah melakukan penyiapan media untuk pemeliharaan ikan, terutama mengenai pengeringan, pemupukan dlsb. Dalam menyiapkan media pemeliharaan ini, yang perlu dilakukan adalah pengeringan kolam selama beberapa hari, lalu dilakukan pengapuran untuk memberantas hama dan ikan-ikan liar sebanyak 25-200 gram/meter persegi, diberi pemupukan berupa pupuk buatan, yaitu urea dan TSP masing-masing dengan dosis 50-700 gram/meter persegi, bisa juga ditambahkan pupuk buatan yang berupa urea dan TSP masing-masing dengan dosis 15 gram dan 10 gram/meter persegi.
B. Pembibitan
a. Pemilihan Bibit dan Induk
Usaha pembenihan ikan mas dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu secara tradisional, semi intensif dan secara intensif. Dengan semakin meningkatnya teknologi budidaya ikan, khususnya teknologi pembenihan maka telah dilaksanakan penggunaan induk-induk yang berkualitas baik. Keberhasilan usaha pembenihan tidak lagi banyak bergantung pada kondisi alam namun manusia telah banyak menemukan kemajuan diantaranya pemijahan dengan hipofisisasi, peningkatan derajat pembuahan telur dengan teknik pembunuhan buatan, penetasan telur secara terkontrol, pengendalian kuantitas dan kualitas air, teknik kultur makanan alami dan pemurnian kualitas induk ikan. Untuk peningkatan produksi benih perlu dilakukan penyeleksian terhadap induk ikan mas.
* Adapun ciri-ciri induk jantan dan induk betina unggul yang sudah matang untuk dipijah adalah sebagai berikut:
1. Betina: umur antara 1,5-2 tahun dengan berat berkisar 2 kg/ekor; Jantan: umur minimum 8 bulan dengan berat berkisar 0,5 kg/ekor.
2. Bentuk tubuh secar akeseluruhan mulai dari mulut sampai ujung sirip ekor mulus, sehat, sirip tidak cacat.
3. Tutup insan normal tidak tebal dan bila dibuka tidak terdapat bercak putih; panjang kepala minimal 1/3 dari panjang badan; lensa mata tampak jernih.
4. Sisik tersusun rapih, cerah tidak kusam.
5. Pangkal ekor kuat dan normal dengan panjang panmgkal ekor harus lebih panjang dibandingkan lebar/tebal ekor.
* Sedangkan ciri-ciri untuk membedakan induk jantan dan induk betina adalah sebagai berikut:
1. Betina
o Badan bagian perut besar, buncit dan lembek.
o Gerakan lambat, pada malam hari biasanya loncat-loncat.
o Jika perut distriping mengeluarkan cairan berwarna kuning.
2. Jantan
o Badan tampak langsing.
o Gerakan lincah dan gesit.
o Jika perut distriping mengeluarkan cairan sperma berwarna putih.
b. Sistim Pembenihan/Pemijahan
Saat ini dikenal dua macam sistim pemijahan pada budidaya ikan mas, yaitu
1. Sistim pemijahan tradisional
Dikenal beberapa cara melakukan pemijahan secara tradisional, yaitu:
* Cara sunda:
1. luas kolam pemijahan 25-30 meter persegi, dasar kolam sedikit berlumpur, kolam dikeringkan lalu diisi air pada pagi hari, induk dimasukan pada sore hari;
2. disediakan injuk untuk menepelkan telur;
3. setelah proses pemijahan selesai, ijuk dipindah ke kolam penetasan.
* Cara cimindi:
1. luas kolam pemijahan 25-30 meter persegi, dasar kolam sedikit berlumpur, kolam dikeringkan lalu diisi air pada pagi hari, induk dimasukan pada sore hari; kolam pemijahan merupakan kolam penetasan;
2. disediakan injuk untuk menepelkan telur, ijuk dijepit bambu dan diletakkan dipojok kolam dan dibatasi pematang antara dari tanah;
3. setelah proses pemijahan selesai induk dipindahkan ke kolam lain;
4. tujuh hari setelah pemijahan ijuk ini dibuka kemudian sekitar 2-3 minggu setelah itu dapat dipanen benih-benih ikan.
* Cara rancapaku:
1. luas kolam pemijahan 25-30 meter persegi, dasar kolam sedikit berlumpur, kolam dikeringkan lalu diisi air pada pagi hari, induk dimasukan pada sore hari; kolam pemijahan merupakan kolam penetasan, batas pematang antara terbuat dari batu;
2. disediakan rumput kering untuk menepelkan telur, rumput disebar merata di seluruh permukaan air kolam dan dibatasi pematang antara dari tanah;
3. setelah proses pemijahan selesai induk tetap di kolam pemijahan.;
4. setelah benih ikan kuat maka akan berpindah tempat melalui sela bebatuan, setelah 3 minggu maka benih dapat dipanen.
* Cara sumatera:
1. luas kolam pemijahan 5 meter persegi, dasar kolam sedikit berlumpur, kolam dikeringkan lalu diisi air pada pagi hari, induk dimasukan pada sore hari; kolam pemijahan merupakan kolam penetasan;
2. disediakan injuk untuk menepelkan telur, ijuk ditebar di permukaan air;
3. setelah proses pemijahan selesai induk dipindahkan ke kolam lain;
4. setelah benih berumur 5 hari lalu pindahkan ke kolam pendederan.
* Cara dubish:
1. luas kolam pemijahan 25-50 meter persegi, dibuat parit keliling dengan lebar 60 cm dalam 35 cm, kolam dikeringkan lalu diisi air pada pagi hari, induk dimasukan pada sore hari; kolam pemijahan merupakan kolam penetasan;
2. sebagai media penempel telur digunakan tanaman hidup seperti Cynodon dactylon setinggi 40 cm;
3. setelah proses pemijahan selesai induk dipindahkan ke kolam lain;
4. setelah benih berumur 5 hari lalu pindahkan ke kolam pendederan.
* Cara hofer:
1. sama seperti cara dubish hanya tidak ada parit dan tanaman Cynodon dactylon dipasang di depan pintu pemasukan air.
2. Sistim kawin suntik
Pada sisitim ini induk baik jantan maupun betina yang matang bertelur dirangsang untuk memijah setelah penyuntikan ekstrak kelenjar hyphofise ke dalam tubuh ikan. Kelenjar hyphofise diperoleh dari kepala ikan donor (berada dilekukan tulang tengkorak di bawah otak besar). Setelah suntikan dilakukan dua kali, dalam tempo 6 jam induk akan terangsang melakukan pemijahan. Sistim ini memerlukan biaya yang tinggi, sarana yang lengkap dan perawatan yang intensif.
3. Pembenihan/Pemijahan
Hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan pemijahan ikan mas:
1. Dasar kolam tidak berlumpur, tidak bercadas.
2. Air tidak terlalu keruh; kadar oksigen dalam air cukup; debit air cukup; dan suhu berkisar 25 derajat C.
3. Diperlukan bahan penempel telur seperti ijuk atau tanaman air.
4. Jumlah induk yang disebar tergantung dari luas kolam, sebagai patokan seekor induk berat 1 kg memerlukan kolam seluas 5 meter persegi.
5. Pemberian makanan dengan kandungan protein 25%. Untuk pellet diberikan secara teratur 2 kali sehari (pagi dan sore hari) dengan takaran 2-4% dari jumlah berat induk ikan.
4. Pemeliharaan Bibit/Pendederan
Pendederan atau pemeliharaan anak ikan mas dilakukan setelah telur-telur hasil pemijahan menetas. Kegiatan ini dilakukan pada kolam pendederan (luas 200-500 meter persegi) yang sudah siap menerima anak ikan dimana kolam tersebut dikeringkan terlebih dahulu serta dibersihkan dari ikan-ikan liar. Kolam diberi kapur dan dipupuk sesuai ketentuan. Begitu pula dengan pemberian pakan untuk bibit diseuaikan dengan ketentuan.
Pendederan ikan mas dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu:
1. Tahap I: umur benih yang disebar sekitar 5-7 hari(ukuran1-1,5 cm); jumlah benih yang disebar=100-200 ekor/meter persegi; lama pemeliharaan 1 bulan; ukuran benih menjadi 2-3 cm.
2. Tahap II: umur benih setelah tahap I selesai; jumlah benih yang disebar=50-75 ekor/meter persegi; lama pemeliharaan 1 bulan; ukuran benih menjadi 3-5 cm.
3. Tahap III: umur benih setelah tahap II selesai; jumlah benih yang disebar=25-50 ekor/meter persegi; lama pemeliharaan 1 bulan; ukuran benih menjadi 5-8 cm; perlu penambahan makanan berupa dedak halus 3-5% dari jumlah bobot benih.
4. Tahap IV: umur benih setelah tahap III selesai; jumlah benih yang disebar=3-5 ekor/meter persegi; lama pemeliharaan 1 bulan; ukuran benih menjadi 8-12 cm; perlu penambahan makanan berupa dedak halus 3-5% dari jumlah bobot benih.
5. Perlakuan dan Perawatan Bibit
Apabila benih belum mencapai ukuran 100 gram, maka benih diberi pakan pelet 2 mm sebanyak 3 kali bobot total benih yang diberikan 4 kali sehari selama 3 minggu.
3. Pemeliharaan Pembesaran
Pemeliharaan pembesaran dapat dilakukan secara polikultur maupun monokultur.
1. Polikultur
1. ikan mas 50%, ikan tawes 20%, dan mujair 30%, atau
2. ikan mas 50%, ikan gurame 20% dan ikan mujair 30%.
2. Monokultur
Pemeliharaan sistem ini merupakan pemeliharaan terbaik dibandingkan dengan polikultur dan pada sistem ini dilakukan pemisahan antara induk jantan dan betina.
1. Pemupukan
Pemupukan dengan kotoran kandang (ayam) sebanyak 250-500 gram/m 2 , TSP 10 gram/m 2 , Urea 10 gram/m 2 , kapur 25-100 gram/m 2 . Setelah itu kolam diisi air 39\0-40 cm. Biarkan 5-7 hari. Dua hari setelah pengisian air, kolam disemprot dengan insektisida organophosphat seperti Sumithion 60 EC, Basudin 60 EC dengan dosis 2-4 ppm. Tujuannya untuk memberantas serangga dan udang-udangan yang memangsa rotifera. Setelah 7 hari kemudian, air ditinggikan sekitar 60 cm. Padat penebaran ikan tergantung pemeliharaannya. Jika hanya mengandalkan pakan alami dan dedak, maka padat penebaran adalah 100-200 ekor/m 2 , sedangkan bila diberi pakan pellet, maka penebaran adalah 300-400 ekor/m 2 (benih lepas hapa). Penebaran dilakukan pada pagi/sore hari saat suhu rendah.
2. Pemberian Pakan
Dalam pembenihan secara intensif biasanya diutamakan pemberian pakan buatan. Pakan yang berkualitas baik mengandung zat-zat makanan yang cukup, yaitu protein yang mengandung asam amino esensial, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral. Perawatan larva dalam hapa sekitar 4-5 hari. Setelah larva tidak menempel pada kakaban (3-4 hari kemudian) kakaban diangkat dan dibersihkan. Pemberian pakan untuk larva, 1 butir kuning telur rebus untuk 100.000 ekor/hari. Caranya kuning telur dibuat suspensi (1/4 liter air untuk 1 butir), kuning telur diremas dalam kain kemudian diberikan pada benih, perawatan 5-7 hari.
3. Pemeliharaan Kolam/Tambak
Dalam hal pemeliharaan ikan mas yang tidak boleh terabaikan adalah menjaga kondisi perairan agar kualitas air cukup stabil dan bersih serta tidak tercemari/teracuni oleh zat beracun.
7. HAMA DAN PENYAKIT
A. Hama
1. Bebeasan (Notonecta)
Berbahaya bagi benih karena sengatannya. Pengendalian: menuangkan minyak tanah ke permukaan air 500 cc/100 meter persegi.
2. Ucrit (Larva cybister)
Menjepit badan ikan dengan taringnya hingga robek. Pengendalian: sulit diberantas; hindari bahan organik menumpuk di sekitar kolam.
3. Kodok
Makan telur telur ikan. Pengendalian: sering membuang telur yang mengapung; menagkap dan membuang hidup-hidup.
4. Ular
Menyerang benih dan ikan kecil. Pengendalian: lakukan penangkapan; pemagaran kolam.
5. Lingsang
Memakan ikan pada malam hari. Pengendalian:pasang jebakan berumpun.
6. Burung
Memakan benih yang berwarna menyala seperti merah, kuning. Pengendalian: diberi penghalang bambu agar supaya sulit menerkam; diberi rumbai-rumbai atau tali penghalang.
7. Ikan gabus
Memangsa ikan kecil. Pengendalian:pintu masukan air diberi saringan atau dibuat bak filter.
8. Belut dan kepiting
Pengendalian: lakukan penangkapan.
B. Penyakit
1. Bintik merah (White spot)
Gejala: pada bagian tubuh (kepala, insang, sirip) tampak bintik-bintik putih, pada infeksi berat terlihat jelas lapisan putih, menggosok-gosokkan badannya pada benda yang ada disekitarnya dan berenang sangat lemah serta sering muncul di permukaan air.
Pengendalian: direndam dalam larutan Methylene blue 1% (1 gram dalam 100 cc air) larutan ini diambil 2-4 cc dicampur 4 liter air selama 24 jam dan Direndam dalam garam dapur NaCl selama 10 menit, dosis 1-3 gram/100 cc air.
2. Bengkak insang dan badan ( Myxosporesis)
Gejala: tutup insang selalu terbuka oleh bintik kemerahan, bagian punggung terjadi pendarahan.
Pengendalian; pengeringan kolam secara total, ditabur kapur tohon 200 gram/m 2 , biarkan selama 1-2 minggu.
3. Cacing insang, sirip, kulit (Dactypogyrus dan girodactylogyrus)
Gejala: ikan tampak kurus, sisik kusam, sirip ekor kadang-kadang rontok, ikan menggosok-gosokkan badannya pada benda keras disekitarnya, terjadi pendarahan dan menebal pada insang.
Pengendalian:
1. direndan dalam larutan formalin 250 gram/m3 selama 15 menit dan direndam dalam Methylene blue 3 gram/m3 selama 24 jam;
2. hindari penebaran ikan yang berlebihan.
4. Kutu ikan (argulosis)
Gejala: benih dan induk menjadi kurus, karena dihisap darahnya. Bagian kulit, sirip dan insang terlihat jelas adanya bercak merah (hemorrtage).
Pengendalian:
1. ikan yang terinfeksi direndan dalam garam dapur 20 gram/liter air selama 15 menit dan direndam larutan PK 10 ppm (10 ml/m3) selama 30 menit;
2. dengan pengeringan kolam hingga retak-retak.
5. Jamur (Saprolegniasis)
Menyerang bagian kepala, tutup insang, sirip dan bagian yang lainnya.
Gejala: tubuh yang diserang tampak seperti kapas. Telur yang terserang jamur, terlihat benang halus seperti kapas.
Pengendalian: direndam dalam larutan Malactile green oxalat (MGO) dosis 3 gram/m3 selama 30 menit; telur yang terserang direndam dengan MGO 2-3 gram/m3 selama 1 jam.
6. Gatal (Trichodiniasis)
Menyerang benih ikan.
Gejala: gerakan lamban; suka menggosok-gosokan badan pada sisi kolam/aquarium.
Pengendalian: rendam selam 15 menit dalam larutan formalin 150-200 ppm.
7. Bakteri psedomonas flurescens
Penyakit yang sangat ganas.
Gejala: pendarahan dan bobok pada kulit; sirip ekor terkikis.
Pengendalian: pemberian pakan yang dicampur oxytetracycline 25-30 mg/kg ikan atau sulafamerazine 200mg/kg ikan selama 7 hari berturut-turut.
8. Bakteri aeromonas punctata
Penyakit yang sangat ganas.
Gejala: warna badan suram, tidak cerah; kulit kesat dan melepuh; cara bernafas mengap-mengap; kantong empedu gembung; pendarahan dalam organ hati dan ginjal.
Pengendalian: penyuntikan chloramphenicol 10-15 mg/kg ikan atau streptomycin 80-100 mg/kg ikan; pakan dicampur terramicine 50 mg/kg ikan selama 7 hari berturut-turut.
Secara umum hal-hal yang dilakukan untuk dapat mencegah timbulnya penyakit dan hama pada budidaya ikan mas:
1. Pengeringan dasar kolam secara teratur setiap selesai panen.
2. Pemeliharaan ikan yang benar-benar bebas penyakit.
3. Hindari penebaran ikan secara berlebihan melebihi kapasitas.
4. Sistem pemasukan air yang ideal adalah paralel, tiap kolam diberi satu pintu pemasukan air.
5. Pemberian pakan cukup, baik kualitas maupun kuantitasnya.
6. Penanganan saat panen atau pemindahan benih hendaknya dilakukan secara hati-hati dan benar.
7. Binatang seperti burung, siput, ikan seribu (lebistus reticulatus peters) sebagai pembawa penyakit jangan dibiarkan masuk ke areal perkolaman.
8. PANEN
1. Pemanenan Benih
Sebelum dilakukan pemanenan benih ikan, terlebih dahulu dipersiapkan alat-alat tangkap dan sarana perlengkapannya. Beberapa alat tangkap dan sarana yang disiapkan diantaranya keramba, ember biasa, ember lebar, seser halus sebagai alat tangkap benih, jaring atau hapa sebagai penyimpanan benih sementara, saringan yang digunakan untuk mengeluarkan air dari kolam agar benih ikan tidak terbawa arus, dan bak-bak penampungan yang berisi air bersih untuk penyimpanan benih hasil panen. Panen benih ikan dimulai pagi-pagi, yaitu antara jam 04.00–05.00 pagi dan sebaiknya berakhir tidak lebih dari jam 09.00 pagi. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari terik matahari yang dapat mengganggu benih ikan kesehatan tersebut. Pemanenan dilakukan mula-mula dengan menyurutkan air kolam pendederan sekitar pkul 04.00 atau 05.00 pagi secara perlahan-lahan agar ikan tidak stres akibat tekanan air yang berubah secara mendadak. Setelah air surut benih mulai ditangkap dengan seser halus atau jaring dan ditampung dalam ember atau keramba. Benih dapat dipanen setelah dipelihara selama 21 hari. Panenan yang dapat diperoleh dapat mencapai 70-80% dengan ukuran benih antara 8-12 cm.
2. Cara Perhitungan
Benih Untuk mengetahui benih ikan hasil panenan yang disimpan dalam bak penyimpanan maka sebelum dijual, terlebih dahulu dihitung jumlahnya. Cara menghitung benih umumnya dengan memakai takaran, yaitu dengan menggunakan sendok untuk larva dan kebul, cawan untuk menghitung putihan, dan dihitung per ekor untuk benih ukuran glondongan. Penghitungan benih biasanya dengan cara:
1. Penghitungan dengan sendok.
2. Penghitungan dengan mangkok.
3. Pembersihan
Pada umumnya, dasar kolam pendederan sudah dirancang miring dan ada saluran di tengah kolam, selain itu pada dasar kolam tersebut ada bagian yang lebih dalam dengan ukuran 1-2 meter persegi sehingga ketika air menyurut, maka benih ikan akan mengumpul di bagian kolam yang dalam tersebut. Benih ikan lalu ditangkap sampai habis dan tidak ada yang ketinggalan dalam kolam. Benih ikan tersebut semuanya disimpan dalam bak-bak penampungan yang telah disiapkan.
4. Pemanenan Hasil Pembesaran
Untuk menangkap/memanen ikan hasil pembesaran umumnya dilakukan panen total. Umur ikan mas yang dipanen berkisar antara 3-4 bulan dengan berat berkisar antara 400-600 gram/ekor. Panen total dilakukan dengan cara mengeringkan kolam, hingga ketinggian air tinggal 10-20 cm. Petak pemanenan / petak penangkapan dibuat seluas 2 meter persegi di depan pintu pengeluaran (monnik), sehingga memudahkan dalam penangkapan ikan. Pemanenan dilakukan pagi hari saat keadaan tidak panas dengan menggunakan waring atau scoopnet yang halus. Lakukan pemanenan secepatnya dan hati-hati untuk menghindari lukanya ikan.
9. PASCAPANEN
Penanganan pascapanen ikan mas dapat dilakukan dengan cara penanganan ikan hidup maupun ikan segar.
1. Penanganan ikan hidup
Adakalanya ikan konsumsi ini akan lebih mahal harganya bila dijual dalam keadaan hidup. Hal yang perlu diperhatikan agar ikan tersebut sampai ke konsumen dalam keadaan hidup, segar dan sehat antara lain:
1. Dalam pengangkutan gunakan air yang bersuhu rendah sekitar 20 derajat C.
2. Waktu pengangkutan hendaknya pada pagi hari atau sore hari.
3. Jumlah kepadatan ikan dalam alat pengangkutan tidak terlalu padat.
2. Penanganan ikan segar
Ikan segar mas merupakan produk yang cepat turun kualitasnya. Hal yang perlu diperhatikan untuk mempertahankan kesegaran antara lain:
1. Penangkapan harus dilakukan hati-hati agar ikan-ikan tidak luka.
2. Sebelum dikemas, ikan harus dicuci agar bersih dan lendir.
3. Wadah pengangkut harus bersih dan tertutup. Untuk pengangkutan jarak dekat (2 jam perjalanan), dapat digunakan keranjang yang dilapisi dengan daun pisang/plastik. Untuk pengangkutan jarak jauh digunakan kotak dan seng atau fiberglass. Kapasitas kotak maksimum 50 kg dengan tinggi kotak maksimum 50 cm.
4. Ikan diletakkan di dalam wadah yang diberi es dengan suhu 6-7 derajat C. Gunakan es berupa potongan kecil-kecil (es curai) dengan erbandingan jumlah es dan ikan=1:1. Dasar kotak dilapisi es setebal 4-5 cm. Kemudian ikan disusun di atas lapisan es ini setebal 5-10 cm, lalu disusul lapisan es lagi dan seterusnya. Antara ikan dengan dinding kotak diberi es, demikian juga antara ikan dengan penutup kotak.
3. Sedangkan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pananganan benih adalah sebagai berikut:
1. Benih ikan harus dipilih yang sehat yaitu bebas dari penyakit, parasit dan tidak cacat. Setelah itu, benih ikan baru dimasukkan ke dalam kantong plastik (sistem tertutup) atau keramba (sistem terbuka).
2. Air yang dipakai media pengangkutan harus bersih, sehat, bebas hama dan penyakit serta bahan organik lainya. Sebagai contoh dapat digunakan air sumur yang telah diaerasi semalam.
3. Sebelum diangkut benih ikan harus diberok dahulu selama beberapa hari. Gunakan tempat pemberokan berupa bak yang berisi air bersih dan dengan aerasi yang baik. Bak pemberokan dapat dibuat dengan ukuran 1 m x 1 m atau 2 m x 0,5 m. Dengan ukuran tersebut, bak pemberokan dapat menampung benih ikan mas sejumlah 5000–6000 ekor dengan ukuran 3-5 cm. Jumlah benih dalam pemberokan harus disesuaikan dengan ukuran benihnya.
4. Berdasarkan lama/jarak pengiriman, sistem pengangkutan benih terbagi menjadi dua bagian, yaitu:
* Sistem terbuka
Dilakukan untuk mengangkut benih dalam jarak dekat atau tidak memerlukan waktu yang lama. Alat pengangkut berupa keramba. Setiap keramba dapat diisi air bersih 15 liter dan dapat untuk mengangkut sekitar 5000 ekor benih ukuran 3-5 cm.
* Sistem tertutup
Dilakukan untuk pengangkutan benih jarak jauh yang memerlukan waktu lebih dari 4-5 jam, menggunakan kantong plastik. Volume media pengangkutan terdiri dari air bersih 5 liter yang diberi buffer Na2(hpo)4.H2O sebanyak 9 gram.
Cara pengemasan benih ikan yang diangkut dengan kantong plastik:
1. masukkan air bersih ke dalam kantong plastik kemudian benih;
2. hilangkan udara dengan menekan kantong plastik ke permukaan air;
3. alirkan oksigen dari tabung dialirkan ke kantong plastik sebanyak 2/3 volume keseluruhan rongga (air:oksigen=1:2);
4. kantong plastik lalu diikat.
5. kantong plastik dimasukkan ke dalam dos dengan posisi membujur atau ditidurkan. Dos yang berukuran panjang 0,50 m, lebar 0,35 m, dan tinggi 0,50 m dapat diisi 2 buah kantong plastik.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan setelah benih sampai di tempat tujuan adalah sebagai berikut:
1. Siapkan larutan tetrasiklin 25 ppm dalam waskom (1 kapsul tertasiklin dalam 10 liter air bersih).
2. Buka kantong plastik, tambahkan air bersih yang berasal dari kolam setempat sedikit demi sedikit agar perubahan suhu air dalam kantong plastik terjadi perlahan-lahan.
3. Pindahkan benih ikan ke waskom yang berisi larutan tetrasiklin selama 1- 2 menit.
4. Masukan benih ikan ke dalam bak pemberokan. Dalam bak pemberokan benih ikan diberi pakan secukupnya. Selain itu, dilakukan pengobatan dengan tetrasiklin 25 ppm selama 3 hari berturut-turut. Selain tetrsikli dapat juga digunakan obat lain seperti KMNO4 sebanyak 20 ppm atau formalin sebanyak 4% selama 3-5 menit.
5. Setelah 1 minggu dikarantina, tebar benih ikan di kolam budidaya.
10. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA
1. Analisis Usaha Budidaya
Analisis budidaya ikan mas koki dengan luas lahan 70 m 2 (kapasitas 1000 ekor) selama 7 bulan pada tahun 1999 di daerah Jawa Barat.
1. Biaya produksi
1. Sewa dan pembuatan kolam Rp. 1.500.000,-
2. Benih ikan 1.000 ekor, @ Rp.100,- Rp. 100.000,-
3. Pakan
* Cacing rambut 150 kg @ Rp. 1.500,- Rp. 225.000,-
* Pelet udang 10 kg @ Rp. 9.500,- Rp. 95.000,-
* Tepung jagung 50 kg @ Rp. 1.500,- Rp. 75.000,-
* Ganti air 7 bulan x 4 x2 @ Rp. 5.000,- Rp. 140.000,-
* Tenaga kerja 28 minggu @ Rp.10.000,- Rp. 280.000,-
* Obat-oabatan Rp. 10.000,-
4. Peralatan Rp. 50.000,-
5. Lain-lain Rp. 150.000,-
Jumlah biaya produksi Rp. 2.625.000,-
2. Pendapatan
1. Panen I (2 bulan) 400 ekor @ Rp.1.000,- Rp. 400.000,-
2. Panen II (4 bulan) 250 ekor @ Rp. 3.000,- Rp. 750.000,-
3. Panen III ( 2 bulan) 250 ekor @ Rp. 10.000,- Rp. 2.500.000,-
Jumlah pendapatan Rp. 3.650.000,-
3. Keuntungan dalam 7 bulan Rp. 1.025.000,- --> Keuntungan per bulan Rp. 146.425,-
4. Parameter kelayakan usaha : B/C ratio 1,39
2. Gambaran Peluang Agribisnis
Dengan adanya luas perairan umum di Indonesia yang terdiri dari sungai, rawa, danau alam dan buatan seluas hampir mendekati 13 juta ha merupakan potensi alam yang sangat baik bagi pengembangan usaha perikanan di Indonesia. Disamping itu banyak potensi pendukung lainnya yang dilaksanakan oleh pemerintah dan swasta dalam hal permodalan, program penelitian dalam hal pembenihan, penanganan penyakit dan hama dan penanganan pasca panen, penanganan budidaya serta adanya kemudahan dalam hal periizinan import. Walaupun permintaan di tingkal pasaran lokal akan ikan mas dan ikan air tawar lainnya selalu mengalami pasang surut, namun dilihat dari jumlah hasil penjualan secara rata-rata selalu mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Apabila pasaran lokal ikan mas mengalami kelesuan, maka akan sangat berpengaruh terhadap harga jual baik di tingkat petani maupun di tingkat grosir di pasar ikan. Selain itu penjualan benih ikan mas boleh dikatakan hampir tak ada masalah, prospeknya cukup baik. Selain adanya potensi pendukung dan faktor permintaan komoditi perikanan untuk pasaran lokal, maka sektor perikanan merupakan salah satu peluang usaha bisnis yang cerah.
11. DAFTAR PUSTAKA
1. DAMANA, Rahman. 1990. Pembenihan Ikan Mas Secara Intensif dalam Sinar Tani. 2 ,Juni 1990 hal. 2
2. GUNAWAN. Mengenal Cara Pemijahan Ikan Mas dalam Sinar Tani. 27 Agustus 1988 hal. 5
3. RUKMANA, Rahmat. 1991. Budidaya Ikan Mas, Untungnya Bagai Menabung Emas dalam Sinar Tani. 13 Februari 1991 hal. 5
4. RUKMANA, Rahmat. 1992. Prospek Usaha Ikan Mas Menggiurkan Dan Menguntungkan dalam Suara Karya. 18 Februari 1992 hal. 7
5. SANTOSO, Budi. 1993. Petunjuk praktis : Budidaya ikan mas. Yogyakarta : Kanisius.
6. SUMANTADINATA, Komar. 1981. Pengembangbiakan ikan-ikan peliharaan di Indonesia. Jakarta : Sastra Hudaya.
7. SUSENO, Djoko. 1999. Pengelolaan usaha pembenihan ikan mas, cet. :7. Jakarta : Penebar Swadaya.
12. KONTAK HUBUNGAN
Proyek Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pedesaan – BAPPENAS;
Jl.Sunda Kelapa No. 7 Jakarta, Tel. 021 390 9829 , Fax. 021 390 9829
Sumber : Proyek Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pedesaan, Bappenas
http://amblogfree.blogspot.com/2010/03/budidaya-ikan-mas-cyprinus-carpio-l.html
Labels:
Bisnis,
Bisnis Offline,
Budidaya,
Kerja Nyata,
Kumpulan Cara
Cara Budidaya Udang Windu
Informasi yang kami dapatkan di google melalui halama gemawirausaha ada artikel yang berkaitan dengan Cara Budidaya Udang Windu. Semoga artikel Cara Budidaya Udang Windu dapat membantu sahabat Pasarsimo.com yang haus akan ilmu berbudidaya ....
Udang Windu merupakan salah satu komoditas unggulan Indonesia. Rasa udang windu yang manis dan berukuran besar membuat komoditas ini disukai oleh pasar Internasional. Kisaran harga Udang windu bisa mencapai 150 ribu per kilogram untuk isi 10-15 ekor Udang windu. Pemerintah telah meningkatkan target produksi Udang windu pada tahun 2010 mendatang menjadi 377.645 ton setelah tahun 2009 ditargetkan sebesar 123.100 ton (Sumber: Kompas 28/11/09). Ekspor Udang windu saat ini adalah Amerika Serikat, Jepang dan Uni Eropa. Seiring dengan Pola Konsumsi masyarakat dunia yang lebih menyukai makanan organik, maka hasil budi daya udang windu dengan pola pemeliharaan organik membuat udang windu memiliki peluang yang besar diterima pasar.
Persyaratan Budi Daya Udang Windu
Udang windu merupakan hewan yang cocok dipelihara pada lahan tambak di daerah sepanjang pinggir pantai dengan tekstur tanah liat atau tanah liat berpasir supaya dapat menahan air.Suhu air berkisar antara 26 sampai 30 derajat Celcius, salinitas 15-30 ppt. Selain itu lokasi tambak Udang windu diupayakan steril dari zat-zat kimia pencemar, termasuk bakteri coli yang sering dijumpai pada lokasi dekat WC. Maka diupayakan WC berada jauh dari areal tambak. Udang windu bebas zat kimia akan mudah diterima pasar eksport.
Persiapan Lahan Tambak Udang Windu
Persiapan tambak Udang Windu bertujuan untuk meningkatkan kualitas lingkungan,dan produktivitas lahan, dengan mengeliminasi faktor-faktor yang tidak mendukung kelangsungan hidup udang dan mengoptimalkan beberapa faktor yang memberikan dukungan bagi pertumbuhan dan kelangsungan hidup udang windu.
Konstruksi tambak udang windu diupayakan mampu menahan air, mampu membuang air limbah, mampu memelihara kualitas air, dan tambak dapat dikeringkan dengan mudah dan sempurna. Tanah dasar tambak harus dalam kondisi yang sesuai untuk kehidupan
dan pertumbuhan udang. Hal ini karena sebagian besar waktu hidup dan mencari makan udang berada di tanah dasar tambak. Untuk mengupayakan hal tersebut persiapan lahan untuk menebar udang windu meliputi kegiatan:
- Pengeringan Lahan, bertujuan agar gas-gas sisa metabolit dapat menguap.
- Pembalikan tanah pada Tambak, ini dilakukan untuk menyempurnakan proses oksidasi pada tanah.
- Pengapuran dilakukan bila PH tanah kurang dari 6.0
- Pemupukan dengan pupuk organik, untuk menjamin ketersediaan pakan alami bagi udang windu.
Pengairan Tambak Udang Windu
Setelah lahan tambak bagi Udang windu siap digunakan saatnya memberikan pangairan pada tambak. Hal yang perlu diperhatikan adalah sumber air harus bebas dari polutan berbahaya dan tidak memungkinkan masuknya hama pada udang windu. Pada pintu masuk air menuju tambak perlu diberi penyaring terlebih dahulu.Penting juga dilakukan biofiltrasi pada air tambak, dengan biofiltrasi air akan disaring secara alami sehingga kondisi air benar-benar bersih dan sehat. Biofiltrasi bisa memanfatkan tanaman bakau dan tanaman lainnya yang akan menyerap residu beracun pada air.
Pemilihan Bibit Udang Windu
Benih Udang windu dipilih berdasarkan beberapa syarat berikut :
- Warna : warna tubuh transparan, kecoklatan atau kehitaman, punggung tidak berwarna keputihan atau kemerahan.
- Gerakan : gerakan berenang aktip, menentang atau menyongsong arus, cenderung mendekat ke arah cahaya (fototaksis positif).
- Kesehatan dan kondisi tubuh : kondisi tubuh benur yang sehat setelah mencapai ukuran PL 10 organ-organ tubuhnya lengkap,
maxilla, mandibulla, antenulla dan ekor membuka, hepato pancreas transparan, usus penuh dan gelap.
- Responsif terhadap rangsangan : benur akan menjentik menjauh dengan adanya kejutan atau jika wadah sampel benur diketuk, dan
akan berenang mendekati sumber cahaya jika ada rangsangan cahaya, serta responsip terhadap pakan yang diberikan .
Penebaran dilakukan pada pagi atau sore hari untuk menghindari stress dengan terlebih dahulu meletakkan kantong benih di pojok tambak secara perlahan-lahan.
Pengaturan pemberian pakan
a. Penghitungan jumlah pakan bisa dilakukan dengan FCR balik yaitu dengan membagi FCR yang sudah ditargetkan dengan membagi masing – masing bulan (bulan I – IV).
b. Pemberian pakan pada benih yang baru ditebar dihitung sebagai contoh 100.000 PL X 0,01 gr = 1.000 gr. Untuk tambak yang gersang (miskin pakan alami) diberikan 100% biomass setiap kali makan (1 kg). Untuk tambak yang kaya akan zooplankton pemberian 50% biomass.
c. Cara pemberian pakan, pada bulan awal pemeliharaan pakan dalam bentuk crumble, maka perlu dibasahi sedikit agar tidak tertiup angin, serta mudah tenggelam ke dalam air.
Pemberian pakan dapat ditambahkan atau dikurangi dari pakan yang seharusnya apabila berada pada kondisi sebagai berikut :
a. 5 – 7 hari menjelang purnama pakan ditambah 10%.
b. Pada saat purnama atau kondisi moulting massal yang ditandai dengan banyaknya cangkang yang ditemui dipermukaan air atau di
ancho, maka pakan dikurangi sebanyak 10 – 20%.
c. Pada saat suhu kurang dari 250 C (pada kondisi dini hari/musim bediding sekitar Juli – September di pulau Jawa) pakan dikurangi 30%.
d. Penurunan kualitas air seperti : pH lebih dari 8,9; alkalinitas kurang dari 100 ppm; oksigen kurang dari 2,5 ppm pakan diberikan sesuai dengan laju konsumsi di anco dan aktivitas udang mencari pakan disepanjang pematang (Tabel 13). Bila didapati kelompok ukuran udang yang berbeda pada bulan kedua atau ketiga, udang besar diberi pakan sesuai dengan prosentase populasinya, setengah jam kemudian diberikan untuk porsi udang yang kecil. Cara kedua pakan dibagi atas porsi masing–masing ukuran dan diberikan serentak.
Panen Udang Windu
Udang windu dapat dipanen pada usia sekitar 4 bulan.Panen sebaiknya dilakukan pada malam hari agar udang yang dipanen tidak cepat rusak karena suhu tinggi. Sebagai konsekuensinya sarana penerangan harus disediakan dalam jumlah yang cukup. Apabila konstruksi tambak ideal, dan sarana panen mencukupi maka panen dapat dilakukan setiap saat sesuai dengan kebutuhan.
Analisis Usaha Udang Windu
I. Investasi
Sewa tambak (1,5 ha/th) 1,5 @ 3.000.000, = 4.500.000,-
Pompa 6” lengkap 2 unit @ 4.500.000, = 9.000.000.-
Kincir berangkai 2 unit @6.000.000, = 12.000.000,-
Peralatan lapangan (jala, ember dll)1 paket @1.000.000,- = 1.000.000,-
Perbaikan konstruksi tambak 1,5 hektar @ 2.000.000,- = 3.000.000,-
Jumlah I 29.500.000,-
II. Biaya Operasional (siklus/5 Bulan)
a. Biaya Tetap
Sewa tambak (1 ha/siklus) = 2.250.000,-
Penyusutan pompa (10%/siklus) = 1.700.000,-
Penyusutan kincir (10%/siklus) = 2.500.000,-
Penyusutan peralatan lapangan (25%/siklus) = 250.000,-
Penyusutan kontruksi tambak (25%/siklus) = 750.000,-
Jumlah IIa 7.450.000,-
b. Biaya Tidak Tetap
Persiapan lahan 1,5 ha @ 1.000.000, = 1.500.000,-
Benih 300.000 ekor @35 = 10.500.000,-
Pakan 7.000 kg @9.200, = 64.400.000,-
Probiotik 200 liter@ 40.000 = 8.000.000,-
Kaporit 70 galon @135.000,- = 9.450.000,-
Inokulan plankton 20 ton @35.000, = 700.000,-
Pupuk an organik 200 kg @ 1.600,- = 320.000,-
Kapur 2.000 kg @450, = 900.000,-
BBM (kincir, pompa dll) 5.000 liter@ 5.000, = 25.000.000,-
Tenaga kerja (2 x 5 orang) 10 OB @750.000,- = 7.500.000,-
Biaya panen 2 unit @1.000.000,- = 2.000.000,-
Jumlah II b 130.270.000,-
Total biaya operasional (IIa+IIb) Per siklus (5 bulan) 130.270.000,-
Per tahun (2 siklus) 260.540.000,-
III Produksi
Kelangsungan hidup 65% ukuran panen 35 gram/ekor, harga jual Rp. 50.000,-/kg,
produksi 2 kali pertahun Pendapatan dari produksi :
65% x 300.000 ekor x 35 gram (persiklus) 4.875 kg 50.000,- 243.750.000,-
Per tahun 2 siklus 9.750 kg 50.000,- 487.500.000,-
IV Suku bunga investasi per tahun 20 % 5.900.000,-
V. Keuntungan bersih sebelum pajak
Per hektar/sikuls 113.480.000,-
Per hektar/tahun (2 siklus) 226.960.000,-
VI. Rentabililitas ekonomi 78%
VII. B/C Ratio 1.87
VIII. Pay back periode(tahun) 1.2
Dinilai dari rentabilitas ekonomi (78% > 20%) dan B/C ratio (1,87 > 1), maka usaha budidaya udang windu intensif layak dilakukan. Tentu saja harus menerapkan
keseluruhan standar prosedur yang dipersyaratkan.
Udang Windu merupakan salah satu komoditas unggulan Indonesia. Rasa udang windu yang manis dan berukuran besar membuat komoditas ini disukai oleh pasar Internasional. Kisaran harga Udang windu bisa mencapai 150 ribu per kilogram untuk isi 10-15 ekor Udang windu. Pemerintah telah meningkatkan target produksi Udang windu pada tahun 2010 mendatang menjadi 377.645 ton setelah tahun 2009 ditargetkan sebesar 123.100 ton (Sumber: Kompas 28/11/09). Ekspor Udang windu saat ini adalah Amerika Serikat, Jepang dan Uni Eropa. Seiring dengan Pola Konsumsi masyarakat dunia yang lebih menyukai makanan organik, maka hasil budi daya udang windu dengan pola pemeliharaan organik membuat udang windu memiliki peluang yang besar diterima pasar.
Persyaratan Budi Daya Udang Windu
Udang windu merupakan hewan yang cocok dipelihara pada lahan tambak di daerah sepanjang pinggir pantai dengan tekstur tanah liat atau tanah liat berpasir supaya dapat menahan air.Suhu air berkisar antara 26 sampai 30 derajat Celcius, salinitas 15-30 ppt. Selain itu lokasi tambak Udang windu diupayakan steril dari zat-zat kimia pencemar, termasuk bakteri coli yang sering dijumpai pada lokasi dekat WC. Maka diupayakan WC berada jauh dari areal tambak. Udang windu bebas zat kimia akan mudah diterima pasar eksport.
Persiapan Lahan Tambak Udang Windu
Persiapan tambak Udang Windu bertujuan untuk meningkatkan kualitas lingkungan,dan produktivitas lahan, dengan mengeliminasi faktor-faktor yang tidak mendukung kelangsungan hidup udang dan mengoptimalkan beberapa faktor yang memberikan dukungan bagi pertumbuhan dan kelangsungan hidup udang windu.
Konstruksi tambak udang windu diupayakan mampu menahan air, mampu membuang air limbah, mampu memelihara kualitas air, dan tambak dapat dikeringkan dengan mudah dan sempurna. Tanah dasar tambak harus dalam kondisi yang sesuai untuk kehidupan
dan pertumbuhan udang. Hal ini karena sebagian besar waktu hidup dan mencari makan udang berada di tanah dasar tambak. Untuk mengupayakan hal tersebut persiapan lahan untuk menebar udang windu meliputi kegiatan:
- Pengeringan Lahan, bertujuan agar gas-gas sisa metabolit dapat menguap.
- Pembalikan tanah pada Tambak, ini dilakukan untuk menyempurnakan proses oksidasi pada tanah.
- Pengapuran dilakukan bila PH tanah kurang dari 6.0
- Pemupukan dengan pupuk organik, untuk menjamin ketersediaan pakan alami bagi udang windu.
Pengairan Tambak Udang Windu
Setelah lahan tambak bagi Udang windu siap digunakan saatnya memberikan pangairan pada tambak. Hal yang perlu diperhatikan adalah sumber air harus bebas dari polutan berbahaya dan tidak memungkinkan masuknya hama pada udang windu. Pada pintu masuk air menuju tambak perlu diberi penyaring terlebih dahulu.Penting juga dilakukan biofiltrasi pada air tambak, dengan biofiltrasi air akan disaring secara alami sehingga kondisi air benar-benar bersih dan sehat. Biofiltrasi bisa memanfatkan tanaman bakau dan tanaman lainnya yang akan menyerap residu beracun pada air.
Pemilihan Bibit Udang Windu
Benih Udang windu dipilih berdasarkan beberapa syarat berikut :
- Warna : warna tubuh transparan, kecoklatan atau kehitaman, punggung tidak berwarna keputihan atau kemerahan.
- Gerakan : gerakan berenang aktip, menentang atau menyongsong arus, cenderung mendekat ke arah cahaya (fototaksis positif).
- Kesehatan dan kondisi tubuh : kondisi tubuh benur yang sehat setelah mencapai ukuran PL 10 organ-organ tubuhnya lengkap,
maxilla, mandibulla, antenulla dan ekor membuka, hepato pancreas transparan, usus penuh dan gelap.
- Responsif terhadap rangsangan : benur akan menjentik menjauh dengan adanya kejutan atau jika wadah sampel benur diketuk, dan
akan berenang mendekati sumber cahaya jika ada rangsangan cahaya, serta responsip terhadap pakan yang diberikan .
Penebaran dilakukan pada pagi atau sore hari untuk menghindari stress dengan terlebih dahulu meletakkan kantong benih di pojok tambak secara perlahan-lahan.
Pengaturan pemberian pakan
a. Penghitungan jumlah pakan bisa dilakukan dengan FCR balik yaitu dengan membagi FCR yang sudah ditargetkan dengan membagi masing – masing bulan (bulan I – IV).
b. Pemberian pakan pada benih yang baru ditebar dihitung sebagai contoh 100.000 PL X 0,01 gr = 1.000 gr. Untuk tambak yang gersang (miskin pakan alami) diberikan 100% biomass setiap kali makan (1 kg). Untuk tambak yang kaya akan zooplankton pemberian 50% biomass.
c. Cara pemberian pakan, pada bulan awal pemeliharaan pakan dalam bentuk crumble, maka perlu dibasahi sedikit agar tidak tertiup angin, serta mudah tenggelam ke dalam air.
Pemberian pakan dapat ditambahkan atau dikurangi dari pakan yang seharusnya apabila berada pada kondisi sebagai berikut :
a. 5 – 7 hari menjelang purnama pakan ditambah 10%.
b. Pada saat purnama atau kondisi moulting massal yang ditandai dengan banyaknya cangkang yang ditemui dipermukaan air atau di
ancho, maka pakan dikurangi sebanyak 10 – 20%.
c. Pada saat suhu kurang dari 250 C (pada kondisi dini hari/musim bediding sekitar Juli – September di pulau Jawa) pakan dikurangi 30%.
d. Penurunan kualitas air seperti : pH lebih dari 8,9; alkalinitas kurang dari 100 ppm; oksigen kurang dari 2,5 ppm pakan diberikan sesuai dengan laju konsumsi di anco dan aktivitas udang mencari pakan disepanjang pematang (Tabel 13). Bila didapati kelompok ukuran udang yang berbeda pada bulan kedua atau ketiga, udang besar diberi pakan sesuai dengan prosentase populasinya, setengah jam kemudian diberikan untuk porsi udang yang kecil. Cara kedua pakan dibagi atas porsi masing–masing ukuran dan diberikan serentak.
Panen Udang Windu
Udang windu dapat dipanen pada usia sekitar 4 bulan.Panen sebaiknya dilakukan pada malam hari agar udang yang dipanen tidak cepat rusak karena suhu tinggi. Sebagai konsekuensinya sarana penerangan harus disediakan dalam jumlah yang cukup. Apabila konstruksi tambak ideal, dan sarana panen mencukupi maka panen dapat dilakukan setiap saat sesuai dengan kebutuhan.
Analisis Usaha Udang Windu
I. Investasi
Sewa tambak (1,5 ha/th) 1,5 @ 3.000.000, = 4.500.000,-
Pompa 6” lengkap 2 unit @ 4.500.000, = 9.000.000.-
Kincir berangkai 2 unit @6.000.000, = 12.000.000,-
Peralatan lapangan (jala, ember dll)1 paket @1.000.000,- = 1.000.000,-
Perbaikan konstruksi tambak 1,5 hektar @ 2.000.000,- = 3.000.000,-
Jumlah I 29.500.000,-
II. Biaya Operasional (siklus/5 Bulan)
a. Biaya Tetap
Sewa tambak (1 ha/siklus) = 2.250.000,-
Penyusutan pompa (10%/siklus) = 1.700.000,-
Penyusutan kincir (10%/siklus) = 2.500.000,-
Penyusutan peralatan lapangan (25%/siklus) = 250.000,-
Penyusutan kontruksi tambak (25%/siklus) = 750.000,-
Jumlah IIa 7.450.000,-
b. Biaya Tidak Tetap
Persiapan lahan 1,5 ha @ 1.000.000, = 1.500.000,-
Benih 300.000 ekor @35 = 10.500.000,-
Pakan 7.000 kg @9.200, = 64.400.000,-
Probiotik 200 liter@ 40.000 = 8.000.000,-
Kaporit 70 galon @135.000,- = 9.450.000,-
Inokulan plankton 20 ton @35.000, = 700.000,-
Pupuk an organik 200 kg @ 1.600,- = 320.000,-
Kapur 2.000 kg @450, = 900.000,-
BBM (kincir, pompa dll) 5.000 liter@ 5.000, = 25.000.000,-
Tenaga kerja (2 x 5 orang) 10 OB @750.000,- = 7.500.000,-
Biaya panen 2 unit @1.000.000,- = 2.000.000,-
Jumlah II b 130.270.000,-
Total biaya operasional (IIa+IIb) Per siklus (5 bulan) 130.270.000,-
Per tahun (2 siklus) 260.540.000,-
III Produksi
Kelangsungan hidup 65% ukuran panen 35 gram/ekor, harga jual Rp. 50.000,-/kg,
produksi 2 kali pertahun Pendapatan dari produksi :
65% x 300.000 ekor x 35 gram (persiklus) 4.875 kg 50.000,- 243.750.000,-
Per tahun 2 siklus 9.750 kg 50.000,- 487.500.000,-
IV Suku bunga investasi per tahun 20 % 5.900.000,-
V. Keuntungan bersih sebelum pajak
Per hektar/sikuls 113.480.000,-
Per hektar/tahun (2 siklus) 226.960.000,-
VI. Rentabililitas ekonomi 78%
VII. B/C Ratio 1.87
VIII. Pay back periode(tahun) 1.2
Dinilai dari rentabilitas ekonomi (78% > 20%) dan B/C ratio (1,87 > 1), maka usaha budidaya udang windu intensif layak dilakukan. Tentu saja harus menerapkan
keseluruhan standar prosedur yang dipersyaratkan.
Labels:
Bisnis,
Bisnis Offline,
Budidaya,
Kerja Nyata,
Kumpulan Cara
Subscribe to:
Posts (Atom)
Paling banyak dibaca
-
Video Mesum Wanita Dewasa Vs Anak Kecil Full 111
-
Playing Card atau di Indonesia sering disebut kartu Remi ( padahal nama salah satu permainan ) mungkin datang dari Timur, Mesir atau Arab – ...
-
mereka terus menggenjot tubuh lia yang sudah semakin lemah,hingga akhirnya mereka orgasme dan menumpahkan sperma dikedua lubang milik lia. ...
-
"gila nih memek,sempit banget...enaak..". Erang pak yono. Lia hanya bisa pasrah dan meneteskan air matanya.tiba-tiba lia menjerit...
-
Wacana perpindahaan ibu kota yang dilontarkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada saat buka bersama KADIN di Jakarta, Jumat (3/9), seger...
-
VIVAnews.com – Kejadian tak menyenangkan menimpa aktor J ohnny Depp . Ia diserang anjing berukuran besar milik Angelina Jolie . Peristiwa i...
-
Cerita Dewasa – Wanita STW Yang Aku Tiduri Ternyata Ibu TemankuCerita Dewasa – Wanita STW Yang Aku Tiduri Ternyata Ibu TemankuCerita Dewasa ...
-
-
Bahan: 12 bh sayap ayam, potong dua, ambil bagian bawahnya, sisihkan ujungnya untuk kaldu minyak untuk goreng Bahan perendam (aduk rata)...
-
waduhh... ternyata tupai doyan SUSU kucing yakz ?? weleh weleh .....