Namaku Evelyn Lin, biasa dipanggil Lin. Saat aku menulis diary ini,
usiaku hampir 17 tahun. Kata orang-orang wajahku termasuk cantik
menggemaskan, walaupun tubuhku agak mungil, tapi aku dianugerahi badan
yang lumayan sexy. Aku menulis diary ini supaya orang-orang tahu
kejadian yang menimpa aku dan keluargaku.
Dulu ayahku adalah pemilik sebuah perusahaan yang cukup besar di kotaku.
Namun sejak perusahaannya bangkrut, kini keluarga kami dililit hutang.
Semua rumah, mobil, dan barang-barang mewah milik kami sudah disita oleh
para rentenir yang kejam itu. Sekarang kami tinggal di sebuah rumah
kontrakkan kecil dan sudah tidak memiliki apa-apa lagi.
Hari 1
Malam itu, aku dan keluargaku sedang berkumpul di ruang keluarga ketika
tiba2 pintu rumahku diketuk keras2. Sebelum Papa sempat membukakan
pintu, mereka telah mendobrak masuk terlebih dulu. Singkat cerita,
mereka menagih sisa hutang Papa. Papa bilang kalau ia masih belum mampu
melunasinya. Tiba2 salah seorang dari mereka menarik lenganku dan bilang
“Oke, anak gadismu ini akan jadi tebusannya!”
Sebelum bisa berbuat apa2, mereka menyeret aku ke sebuah mobil box dan
mengunci aku di dalamnya. Aku memukul2 pintu itu namun rasanya sia2.
Perjalanan itu cukup jauh, sehingga aku sempat tertidur di dalam mobil
itu.
Hari 2
Saat aku terbangun, aku menemukan kaki dan tanganku terikat oleh rantai
yang tersambung dinding. Aku mencoba melepaskan diri, namun ikatan
rantai itu sangat kuat sehingga hanya menyakitkan tangan dan kakiku.
Ruang itu seperti gudang, sangat kotor dan dipenuhi box-box besar.
Setelah beberapa lama, datanglah dua orang pria berbadan kekar. Mereka
menghampiriku dan mencengkeram daguku.
“Eh, lumayan nih cewek, kecil2 imut gini. Pasti laku Bos,” ujar salah satu dari mereka.
Perasaanku sangat kaget saat mendengar kata “laku”. Apakah mereka akan
menjualku? Apa yang akan terjadi pada diriku? Lamunanku dibuyarkan saat
si Bos mencengkeram kaosku dan dengan kasar merobeknya sampai bawah.
Tangannya yang kasar langsung menggerayangi tubuhku yang langsing, lalu
diikuti oleh anak buahnya. Aku meronta2 karena belum pernah tubuhku
dijamah oleh pria manapun. Lebih2 ketika tangan si Bos mulai menyusup ke
balik BH-ku dan meremas2 payudaraku.
“Kecil-kecil udah montok nih neng susunya,” ujar si Bos sambil tertawa
penuh nafsu. Aku hanya bisa pasrah membiarkan mereka menggerayangi
tubuhku. Tidak lama kemudian si Bos memeloroti celana pendekku dan
memasukkan jarinya ke dalam celana dalamku. Ia memainkan jarinya ke
dalam liang kewanitaanku dengan liar. Badanku menggeliat2 saat merasakan
sensasi aneh tersebut. Belum pernah ada benda apapun yang masuk ke
dalam organ paling intimku itu.
“Masih perawan nih. Cepet lah ambilin gue kamera,” kata si Bos. Setelah
anak buahnya menyerahkannya sebuah kamera digital, ia memotret tubuhku
dalam keadaan telanjang bulat, dari segala sisi. Katanya foto-foto itu
akan ia tawarkan kepada calon pembeli. Perasaanku semakin kacau. Hancur
rasanya harga diriku mengetahui bahwa tubuhku akan dijual untuk
kenikmatan orang yang tidak aku kenal.
Hari 4
Singkat cerita, si Bos menemukan pembeli yang ingin memiliki tubuhku.
Mereka lalu mengikat seluruh tubuhku yang telanjang bulat, lalu
memasukan aku ke sebuah karung yang sangat besar. Aku kembali diseret
masuk ke mobil boks itu dan dibawa ke suatu tempat.
Sesampainya di sana, mereka menyeret tubuhku yang terikat di dalam
karung itu masuk ke sebuah bangunan. Setelah mereka membuka karung itu,
aku baru mengetahui bahwa bangunan itu adalah sebuah rumah dua tingkat.
“Hai cantik, kenalin, nama gue Rio,” sapa seorang pemuda yang (sok)
ramah. “Nama gue Roy,” sapa temannya. Dari postur tubuh mereka, terlihat
bahwa mereka adalah anak kuliahan. Setelah beberapa lama, akhirnya aku
mengetahui bahwa mereka berdua mengontrak di rumah itu, yang kebetulan
letaknya di dekat kampus mereka. Di rumah itu tidak ada siapa2 kecuali
mereka berdua.
Setelah menyerahkan sejumlah uang dalam koper ke orang2 yang menjual
aku, kini hanya ada aku, Rio, dan Roy di rumah itu. Rio melepaskan
ikatan2 tubuhku, sementara Roy memandangi tubuh telanjangku. “Sumpah Yo,
ini cewek kayak artis Korea gitu, imut2 seksi minta diperkosa
huahahaha,” ujar Roy.
“Enak aja! Gak bakalan!” teriak aku spontan.
“Plak!” Tangan Roy menghajar pipi kananku. “Diam cantik, kita udah
ngeluarin duit banyak buat beli diri lo. Sekarang lo milik kita berdua.
Lo mesti ikutin perintah kita, kecuali lo mau mati dengan cara yang
menyakitkan!” ancam Roy. Aku hanya bisa menunduk terdiam, membayangkan
nasibku ini.
“Sekarang mari kita cobain nih perek,” kata Rio. “Berlutut!”
perintahnya, layaknya memerintahkan seekor anjing. Aku terpaksa
mengikuti perintah itu.
“Sekarang isep kontol gue!” perintah Rio sambil menurunkan celananya.
Penisnya ternyata besar sekali, mungkin karena sebelumnya aku belum
pernah melihat penis lelaki. Aku hanya terdiam, tidak dapat membayangkan
apa yang akan terjadi bila benda itu masuk ke dalam mulutku. Rio lalu
menjambak rambutku dan mendorong kepalaku ke arah penisnya. Karena masih
tidak mau membuka mulut, Roy melepaskan ikan pinggangnya dan mencambuk
pantatku. Spontan aku berteriak kesakitan dan membuka mulut lebar2.
Momen itu dimanfaatkan Rio untuk memasukan penisnya ke dalam mulutku.
“Ayo gerakin maju mundur, cantik, anggep aja lolipop,” perintah Rio.
Karena takut, aku terpaksa menggerakan kepalaku maju mundur. “Lebih
cepet lagi, bego!” ujar Rio. Bersamaan dengan itu, ikat pinggang Roy
kembali mendarat di pantatku. “Terus cambukin aja Roy, biar makin
kenceng nih isepannya!” ujar Rio sambil mendesah nikmat.
Penis Rio sudah masuk seluruhnya ke dalam tenggorokanku sehingga aku
sulit bernafas. Setiap kali gerakanku melambat, Roy mencambuki pantat
dan punggungku. Walaupun aku sudah mencoba melakukan yang terbaik, itu
tidak dapat menghentikan Roy menyiksa tubuhku. “Seru nih Yo, pantat
montok kayak gini emang paling enak buat dipecutin,” ujarnya.
Tidak lama kemudian, penis Rio memuncratkan spermanya ke dalam mulutku.
Aku berusaha memuntahkannya, namun penis Rio menahan mulutku sehingga
terpaksa kutelan cairan itu. Rio mencabut penisnya lalu mengusapkan sisa
sperma di penisnya ke mukaku. “Gile tambah imut aja lo belepotan
sperma!”. Setelah itu, mereka bertukar posisi, Roy menyodokkan penisnya
ke mulutku, sementara Rio mencambuki tubuhku dari belakang. Setelah
“adegan” itu, aku menengok ke belakang dan mendapati punggung dan
pantatku penuh dengan garis2 merah. Pantatku rasanya panas dan perih,
walaupun mereka sudah berhenti mencambuki aku.
Setelah itu, mereka menyeret aku ke sebuah kamar, lalu mengikatkan
tangan dan kakiku ke ujung-ujung ranjang, sehingga tubuhku menyerupai
huruf X. Mereka meninggalkan aku di sana sampai malam. Saat datang lagi
di malam hari, mereka membawa lima orang temannya. “Mari kita pesta
malam ini!” teriak Rio. Ia, yang mengaku membayar paling banyak dan
berhak merengut keperawananku, langsung melepaskan pakaiannya dan
berlutut di depanku. Ia mengarahkan penisnya ke vaginaku, lalu
memasukannya secara tiba2. Aku langsung menjerit kesakitan saat benda
keras itu masuk ke liang kewanitaanku itu. Rasa sakitnya luar biasa,
melebihi rasa sakit ketika dicambuki tadi siang. Kata Rio, itu karena
vaginaku masih sempit. Setelah puluhan kali juga akan biasa. Puluhan
kali? Seseorang tolong aku!
Lamunanku buyar saat kurasakan penis Rio merobek selaput daraku.
Terlihat darah mulai mengalir keluar dari vaginaku, membasahi penis Rio.
Penis itu seolah-olah mengoyak-ngoyak dinding vaginaku. Rintihan
kesakitan yang keluar dari mulutku nampaknya menjadi irama yang
menyenangkan bagi pria-pria bejat itu. Sambil memperkosa vaginaku, Rio
juga meremas2 payudaraku, serta berusaha melumat bibirku. Ia berulang
kali menampar mukaku bila aku menolak untuk mengikuti perintahnya.
Bahkan ia mengancam akan menggunting puting susuku bila berani melawan.
Sekitar lima belas kemudian, Rio menyemburkan spermanya ke dalam
rahimku. Ia lalu mencabut penisnya, lalu duduk di atas perutku. Badan
Rio yang cukup berat membuat tubuhku sesak. Ia lalu memainkan penisnya
di antara kedua belah payudaraku, sehingga sisa spermanya membasahi
dadaku.
Kemudian giliran Roy yang menyetubuhi aku. Ia melakukan persis seperti
apa yang dilakukan Rio. Rasa sakitnya pun tidak berkurang. Bahkan kali
ini Roy memilin dan menggigiti puting susuku, menimbulkan rasa perih
yang luar biasa. Setelah itu, teman-teman mereka bergantian memperkosa
aku yang tidak bisa berbuat apa2. Setelah beberapa kali diperkosa, aku
mulai “terbiasa”, dan rasa sakitnya pun sedikit berkurang. Kira2 tengah
malam, ketujuh pria itu telah menikmati tubuhku. Aksi mereka bermacam2,
mulai dari menjilati leher dan payudaraku, menciumi leher dan bibirku,
menggigit dan memelintir puting susuku, dan lain2. Setelah itu, kelima
teman Rio pulang meninggalkan Rio dan Roy berdua di kamar itu.
Mereka lalu melepaskan ikatanku. Badanku terasa sangat lemas sehingga
tidak bisa berbuat apa2. Roy memaksa aku untuk menungging. Ia lalu
memukuli pantatku dengan tangannya. Masih belum hilang bekas luka
cambukan tadi siang, sekarang rasa sakit di pantatku kembali membara.
Suara tangan yang menampar gumpalan daging bergantian dengan suara
teriakanku yang kian melemah, berlangsung selama belasan menit. Setelah
puas, ia mulai menjilati belahan pantatku, lalu masuk ke lubang duburku
sehingga aku merasa geli. Tanpa sepengetahuanku, tiba2 ia memasukan
penisnya ke lubang pantatku yang sangat sempit itu. Aku kembali
merasakan sakit yang luar biasa, sehingga menjerit sekeras-kerasnya.
Melihat mulutku yang terbuka lebar, Rio pun kembali memaksaku mengulum
penisnya. Kini tubuhku diperkosa sekaligus dari depan dan belakang. Di
saat yang hampir bersamaan, mereka menyemburkan spermanya di lubang
pantat dan mulutku. Setelah itu mereka bertukar posisi. Roy memaksaku
mengulum penisnya yang baru saja keluar dari lubang kotoranku. Tentu
saja aku merasa jijik dan enggan. Namun saat penis Rio masuk ke lubang
pantatku, aku kembali menjerit sehingga penis Roy pun dengan mudah masuk
ke mulutku. Setelah puas menyetubuhi aku, mereka melepaskan penisnya
dari tubuhku, lalu tubuhku jatuh ke ranjang karena kelelahan. Setelah
itu mereka meninggalkan aku yang tidak sadarkan diri.
Hari 5
Pagi ini aku dibangunkan dengan seember air dingin yang dituangkan ke
mukaku. Aku pun terbangun dengan kaget. Rio yang mengguyur aku lalu
meyuruhku mengikutinya ke dapur.
“Lo bisa masak apa Lin?” tanya Rio.
“Emm aku gak bisa masak Kak” jawabku.
Rio lalu menjedotkan kepalaku ke dinding dapur keras2. “Dengerin Lin
(mungkin ia tahu namaku dari orang yang menjual aku), pertama lo harus
panggil gue Tuan! Gue bukan kakak lo!”
“Iya, maaf Tuan,” sahutku lirih. Lagipula siapa yang mau punya kakak sebejat dia.
“Kedua, gue udah beli lo mahal2, tapi gak bisa apa2! Nyepong aja gak bisa, masak juga gak bisa! Mau lo gue siksa sampe mati?”
“Eng..enggak Tuan. Saya bisa masak kok,” kataku memberanikan diri. Aku
mencoba mengingat resep-resep sederhana yang pernah diajarkan Mama dulu.
“Bagus, sekarang bikinin gue sama Roy makanan.”
Singkat cerita, aku mencoba untuk memasak nasi goreng untuk mereka.
Selagi memasak, Rio mencuri kesempatan untuk meraba2 tubuhku. Setelah
mencicipi masakanku, Rio menyemburkan isi mulutnya tepat ke wajahku.
“Apa-apaan ini? Lo mau bunuh gue?” kata Rio. Aku hanya bisa menunduk
dengan muka yang belepotan nasi bercampur ludah Rio. Aku tahu itu hanya
ulah Rio saja, toh buktinya ia dan Roy menghabiskan makanan itu dengan
lahap. Mereka menyisakan sedikit buatku, yang dari kemarin siang belum
makan apapun. Bahkan mereka mengencingi dan menginjak2 makananku. Karena
merasa lapar, aku pun terpaksa memakan makanan itu dengan rasa jijik.
“Lin, sekarang kita berangkat ke kampus dulu. Lo bersihin ini rumah,
sapu, pel, cuci & setrika, pokoknya pas gue pulang gue mau rumah ini
bersih. Kalo nggak lo tau akibatnya!” perintah Rio. Ternyata selain
dijadikan gadis pemuas birahi, mereka juga menjadikan aku pembantu rumah
tangga. Aku belum pernah merasa sehina ini seumur hidup. Bahkan sebelum
meninggalkan rumah, Roy bilang kalau ia ingin buang air kecil. Ia
menyuruhku berlutut dan membuka mulut, lalu mengencingi mulut dan
wajahku. Dengan terpaksa aku pun menelan sebagian air kencing Roy.
Setelah mereka meninggalkan rumah, timbul tekadku untuk melarikan diri.
Aku mengambil sehelai kain untuk menutupi tubuhku yang telanjang, lalu
berusaha untuk keluar dari jendela. Setelah beberapa lama, aku pun
berhasil keluar dari rumah sialan itu. Aku berusaha sekeras mungkin agar
tidak terlihat orang, hingga tiba2 seorang ibu berteriak “Itu pelacur
sialan yang suka godain suami2 kita!”
Astaga dari mana pula tuduhan ini. Sialnya teriakan si ibu didengar oleh
warga-warga lain. Mereka berdatangan dari segala arah dan menarik2
tubuhku hingga kain yang kupakai terlepas. Setelah berunding, mereka
setuju untuk mengikat aku di tiang listrik yang tidak jauh dari lokasi.
Beberapa dari mereka mengambil rotan dan memukuli tubuhku, dengan kedua
tanganku terikat keatas, sementara kakiku diikat kira2 20 cm dari
tanah. Semakin keras aku menjerit kesakitan, semakin bersemangat pula
warga-warga itu mengeroyok tubuhku yang dikira pelacur itu. Bahkan
sebagian dari mereka melempari aku dengan batu dan kerikil. Beberapa
tangan-tangan nakal juga menggerayangi payudara dan daerah sensitifku.
Puncaknya ketika seseorang memasukan segenggam ranting pohon ke dalam
vaginaku. Bagian ujung ranting yang tajam menusuk-nusuk dinding vaginaku
hingga darah mengucur mengaliri paha dan kakiku.
Aku memohon ampun, berharap semua ini berakhir. Ternyata tidak lama
kemudian, seorang hansip datang dan menghentikan amuk massa tersebut.
“Stop semuanya stop! Dia bukan pelacur! Dia ‘barang baru’nya bos Rio
nih!” ujar si hansip. Aku merasa sedikit lega, walaupun tetap terhina
dengan sebutan “barang baru”. Si hansip melepaskan aku dan membawanya ke
pos yang tertutup. Di situ ia menggerayangi tubuhku, namun tidak berani
memperkosa aku, katanya “takut dimarahin si bos”. Menurut ceritanya, si
Bos cukup disegani di kompleks itu, karena konon ayahnya adalah seorang
pejabat.
Setelah Rio dan Roy pulang dari kampus, si hansip segera mengantarkan
aku ke rumah Rio. Begitu mengetahui bahwa aku berusaha untuk kabur, Rio
menampar pipiku keras2. “Beri dia pelajaran Roy! Cewe gak tau diuntung!”
Roy, yang nampaknya memiliki kelainan seksual yaitu gemar menyiksa
perempuan, langsung tersenyum. Ia menyeretku ke halaman belakang rumah
itu, lalu mengikat tubuhku menghadap pohon. Ia memposisikan tanganku
memeluk pohon itu, lalu mengikatnya dari belakang pohon itu. Tekstur
pohon yang kasar itu bergesekkan dengan sekujur tubuhku yang terluka
akibat dikeroyok warga tadi pagi, apalagi vaginaku yang masih terluka
akibat ranting-ranting tajam. Roy mengambil rotan, lalu – seperti biasa –
mulai mencambuki pantatku. Mulai dari pukulan pelan, makin lama makin
keras, hingga sekuat tenaganya. Suara kayu yang megnhantam tubuhku
berganti-gantian dengan lolongan kesakitan dari mulutku. Keadaan makin
parah ketika hujan deras turun membasahi kami semua. Di tengah hujan
itu, Roy semakin semangat menyiksa punggung dan pantatku, apalagi dalam
keadaan basah, menurutnya “lebih menggairahkan”. Tubuhku yang telanjang
bulat menggigil kedinginan karena hujan lebat itu. Rasa sakit yang luar
biasa baik pada bagian depan maupun belakang tubuhku, ditambah rasa
kedinginan itu akhirnya membuatku tidak sadarkan diri. Pada saat itu,
kukira aku hampir mati kesakitan.
Saat hari sudah malam, aku baru tersadar. Hujan masih turun, walaupun
tidak selebat tadi sore. Bekas luka di sekujur tubuhku semakin nyeri
saat terkena air hujan, ditambah angin dingin yang menusuk tubuhku. Aku
menoleh ke belakang dan mendapati sekujur punggung, pantat, dan pahaku
terluka parah, beberapa bagian bahkan mengeluarkan darah. Bahkan mereka
memasukan sebuah botol beling kecil ke dalam lubang pantatku. Saat itu
lampu rumah sudah gelap. Mereka mungkin sudah tertidur. Aku pun terpaksa
bermalam dalam keadaan terikat di sebatang pohon, telanjang bulat,
basah dan kedinginan, serta kesakitan karena luka2 akibat penyiksaan
berturut-turut dalam hari nahas itu.
Thursday, June 14, 2012
Paling banyak dibaca
-
Playing Card atau di Indonesia sering disebut kartu Remi ( padahal nama salah satu permainan ) mungkin datang dari Timur, Mesir atau Arab – ...
-
Video Mesum Wanita Dewasa Vs Anak Kecil Full 111
-
10. A whale is swimming off the Valdes peninsula (Argentina). 9-Icebergs and an Adelie penguin in Adelie Land of Antarctica. Antarctica...
-
Salam Jp buat yang belum bergabung tunggu apa lagi Togelhok88 Bandar judi online togel terpercaya, Tempat betting aman togelhok88 "LI...
-
Cerita Dewasa – Wanita STW Yang Aku Tiduri Ternyata Ibu TemankuCerita Dewasa – Wanita STW Yang Aku Tiduri Ternyata Ibu TemankuCerita Dewasa ...
-
Kalau kamu perhatikan bentuk-bentuk benda di bumi ini, sangat beragam, bukan? Ada yang bulat, lonjong, persegi, kubus, piramid, dan masih ba...
-
Erotis, Seksi, Menarik serta Kaya? Berikut adalah 10 idola pria Jepang. Penilaiandilakukan atas sering muncul dalam acara TV, film DVD dan...
-
BEIJING--MI: Sejumlah ilmuwan dan pembuat film menemukan spesies baru tikus raksasa dan hewan lain yang selama ini tak pernah disaksikan jau...
-
Pada pertengahan bulan Juni, Fauziah dan anaknya datang ke rumah Waluyo. Anak-anak sekolah baru saja beberapa hari memulai libur panjangnya...
-
Orang memodifikasi tubuh mereka untuk terlihat berbeda. Mereka memiliki perasaan yang unik dan khusus, dipilih dengan cara. Sebagian besa...