Tiba-tiba Vera masuk keruangan, "Pak Satorman, boleh ke ruangan sebelah
untuk interview". "Oya, terima kasih", saya kaget dalam lamunan saya dan
segera melihat arloji saya, ternyata sudah 40 menit saya menunggu tanpa
ditemani Andi. Saya pun segera bangkit dan keluar dari ruangan, tapi
pas di depan pintu, Andi dengan mimik muka yang kelihatannya marah,
bergumam "Brengsek" sambil berjalan menuju tangga. Kelihatannya dia juga
gagal diinterview, ini malah membuat saya berbalik pikir, apakah para
calon karyawan yang tak sesuai dengan kriteria perusahaan, atau
interview ini yang lumayan sulit? Saya berusaha menggapai gagang pintu
dengan perasaan saya yang sangat gugup. Saya membuka pintu tersebut,
"Selaamat pagii", saya coba menyapa orang yang berada dalam ruangan itu.
Apa? Ada 2 orang wanita di dalam ruangan itu, mungkin mereka yang akan
menginterview saya? Jantung saya pun berdebar kencang, ini adalah
pertama kali saya mengalami interview kerja. "Silahkan masuk", salah
satu wanita yang duduk berdampingan itu menyapaku dengan senyuman yang
menurut saya betul-betul indah. Sambil berjalan menuju ke meja bundar
tempat mereka duduk, wanita tersebut menjulur tangannya untuk berjabat
tangan denganku, "Susi, manager HRD" dia tetap melayangkan senyumnya
yang manis kepada saya. "Satorman", balas saya menjabat tangannya.
Sedangkan wanita yang satunya lagi duduk diam saja, mukanya kelihatan
judes sekali, walau face-nya lebih cantik dibandingkan wanita yang tadi.
"Satorman", saya coba berjabat tangan dengan wanita judes tersebut.
"Viany, manager marketing", jawabnya sambil menjabat tangan saya masih
dengan muka judes tanpa senyuman. "Silahkan duduk", perintah wanita yang
tersenyum tadi. Saya pun segera duduk, dan berpikir kalau kedua wanita
ini yang akan mewawancarai saya. Kedua wanita ini masih muda, prediksi
saya, mereka masih berumur 30- an, mungkin tak lebih dari 35 tahun.
Tubuh mereka pun kurang lebih sama, dengan bodi yang masih sexy dan
tinggi badan yang sama, kira-kira 165- 168cm, mereka menggunakan rok
yang cukup mini, sangat mempesona di balik usia mereka yang bukan lagi
gadis remaja. Bu Viany lumayan cantik, wajahnya mulus terawat, dengan
rambut terurai panjang di punggungnya, mungkin kalau di umurnya yang
masih remaja, dia adalah gadis incaran teman- teman pria sekelasnya,
cuma sangat disayang, pandangannya terlalu sinis, jujur saja saya agak
muak melihat gaya juteknya tersebut. Sedangkan Bu Susi, mukanya tidak
terlalu cantik, biasa-biasa saja menurut saya. Namun senyumnya telah
mengalahkan segalanya, dia terlihat sangat manis jadinya. Bisa saya
tebak kalau Bu Susi ini adalah seorang yang periang. Kalau mereka berdua
digabungkan mungkin akan menjadi sedikit sempurna, dengan penampilan
luar yang cantiknya Bu Viany digabung dengan inner beauty-nya Bu Susi.
"Satorman, kamu tahu ada lowongan darimana?", tanya Bu Susi dibarengi
senyumannya setelah membolak-balik surat lamaran saya. "Saya cuma coba
taruh saja bu", jawab saya, karna saya sudah pasrah mencari kerja
sehingga saya pun memasukkan lamaran ke mana saja walaupun tak jelas
adanya informasi lowongan. "Jadi, kamu tidak tahu kamu sedang melamar
bagian apa?", sambung Bu Viany dengan judesnya, dan saya pun terdiam
semakin gugup dan tak tenang. Mukanya sangat masam, seperti tidak senang
dengan jawabanku. "Kami lagi butuh staff marketing, kira-kira Satorman
berminat ga?", sambung Bu Susi sambil tersenyum seolah dia tak mau saya
sampai gugup dan kehilangan pembicaraan. Setiap pertanyaan Bu Viany
sangatlah menjatuhkan mental saya, dan Bu Susi yang selalu menjadi
malaikat pendamping yang membantu menenangkan ketegangan saya. Saya
hanya sesekali memandang ke arah Bu Viany karena wajahnya yang judes itu
bisa menciutkan nyaliku. "Kamu belum berpengalam kerja loh, bagaimana
nanti kamu bisa yakin kerja di sini?" tanya si ratu sinis itu, sungguh
kesal saya dengan pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkannya.
Dilihat-lihat, wajah ratu sinis ini hampir mirip dengan Pricil master
chef, sayangnya yang ini kurang enak dipandang karena pengaruh judesnya.
"Satorman kan sudah sarjana, pasti sudah banyak belajar dong di
kuliah... " senyuman Bu Susi sangatlah manis, dia selalu terlihat
menjadi penolongku. Mungkin karena gugup dan tegang saya menjadi tidak
konsentrasi dan banyak pertanyaan yang sulit saya jawab. Apalagi tatapan
Bu Viany yang bagai ratu iblis itu, dengan pertanyaan yang bertubi-tubi
menjatuhkan mental saya, dan menghilangkan harapan saya untuk diterima
bekerja di bank ini. Apa karena pengaruh jabatannya? Di usia 30- an
dengan status seorag manager apalagi dengan penampilan yang menawan, itu
yang membuat dia menjadi sombong seperti itu. "Sekarang coba kamu
praktekkan, coba tawarkan ini di depan kami" kata Bu Viany dengan
melemparkan spidol ke arah saya, tatapannya tidak berubah sama sekali,
tetap sinis. "Gini Satorman, anggap saja Satorman adalah seorang
salesman spidol, dan kami ini calon konsumen, santai saja, tak perlu
tegang.. " sambung Bu Susi si malaikat penebar senyum. Dengan perasaan
gugup saya mencoba menawarkan spidol itu dan agak sedikit terbata-bata.
Dan kelihatannya, Bu Viany sangat tidak puas dengan presentasi saya.
Tetapi Bu Susi tetap tersenyum dan memberi kesempatan kepada saya, "Coba
Satorman ulangi sekali lagi dari awal, tak perlu tegang, anggap saja
kami ini tidak tahu mengenai spidol tersebut, seolah-olah kami tidak
tahu sama sekali apa itu yang namanya spidol", belum sempat saya
memulai, Bu Viany langsung memotong, "Saya mau kamu mempraktekkannya
dari luar ruangan, bagaimana kamu ketemu kami, kamu harus masuk dan
mempromosikannya". What the hell is it? Gumam saya dalam hati. Kenapa
tuh iblis seolah-olah tidak menghargai saya, dia mau saya mengemis
padanya? Tapi apa boleh buat, saya sangat membutuhkan pekerjaan. Dari
luar saya mengetuk pintu dan permisi masuk, memperkenalkan diri kemudian
menjelaskan produk yang sedang saya promosikan ini. Tak terasa hampir 1
jam saya diwawancarai, dan di akhir interview, Bu Viany cuma bilang
"Kalau kamu beruntung, nanti kami hubungi lagi" dia tidak mau memandang
saya seolah saya tak pantas bekerja di perusahaan ini. "Satorman tunggu
kabar dari kami ya paling lama 1 minggu, kalau tidak kami hubungi
berarti kita belum jodoh ya... " kata Bu Susi memberi sedikit harapan
pada saya. Walaupun saya tahu bahwa harapan saya tak sampai lima persen.
Saya pun menjabat tangan mereka dan mengucapkan terima kasih.
Setidaknya saya sudah mencoba, dan sekarang akan meninggalkan ruangan
seolah tempat berkumpulnya si hitam dan si putih.
- bersambung
Thursday, June 14, 2012
Paling banyak dibaca
-
Playing Card atau di Indonesia sering disebut kartu Remi ( padahal nama salah satu permainan ) mungkin datang dari Timur, Mesir atau Arab – ...
-
Video Mesum Wanita Dewasa Vs Anak Kecil Full 111
-
10. A whale is swimming off the Valdes peninsula (Argentina). 9-Icebergs and an Adelie penguin in Adelie Land of Antarctica. Antarctica...
-
Salam Jp buat yang belum bergabung tunggu apa lagi Togelhok88 Bandar judi online togel terpercaya, Tempat betting aman togelhok88 "LI...
-
Cerita Dewasa – Wanita STW Yang Aku Tiduri Ternyata Ibu TemankuCerita Dewasa – Wanita STW Yang Aku Tiduri Ternyata Ibu TemankuCerita Dewasa ...
-
Kalau kamu perhatikan bentuk-bentuk benda di bumi ini, sangat beragam, bukan? Ada yang bulat, lonjong, persegi, kubus, piramid, dan masih ba...
-
Erotis, Seksi, Menarik serta Kaya? Berikut adalah 10 idola pria Jepang. Penilaiandilakukan atas sering muncul dalam acara TV, film DVD dan...
-
BEIJING--MI: Sejumlah ilmuwan dan pembuat film menemukan spesies baru tikus raksasa dan hewan lain yang selama ini tak pernah disaksikan jau...
-
Pada pertengahan bulan Juni, Fauziah dan anaknya datang ke rumah Waluyo. Anak-anak sekolah baru saja beberapa hari memulai libur panjangnya...
-
Orang memodifikasi tubuh mereka untuk terlihat berbeda. Mereka memiliki perasaan yang unik dan khusus, dipilih dengan cara. Sebagian besa...