Dalam perjalanan Andi pun memceritakan semuanya, ternyata mereka
merencanakan sesuatu hal yang buruk, mereka akan balas dendam karena hal
sepele hasil dari interview tadi pagi. "Loh, kalau kita memang tak
masuk kualifikasi, ya apa boleh buat? Lagian mereka kan juga
melaksanakan tugas mereka? Bu Susi pun sepertinya sangat terbuka dengan
saya", saya coba menenangkan mereka, karena saya takut mereka membunuh
kedua wanita itu, apalagi Andi membawa kedua temannya, Syamsul dan Mamat
yang berlatar belakang berprofesi sebagai preman di pasar. Kami pun
memasuki komplek perumahan elit, kondisinya sangat sepi, mungkin karena
yang tinggal di sini adalah rata-rata orang kaya yang selalu sibuk
dengan bisnis mereka. Saya coba memandang sekeliling, seperti tidak
adanya tanda-tanda kehidupan, kalaupun ada mungkin mereka sudah melepas
lelah di kamar. Sampai di ujung komplek, mobil kami berhenti pas di
depan rumah bernomor 18CC . Andi segera turun dan membunyikan bel yang
ada di samping pagar. Tak lama saya melihat seorang wanita membuka pagar
pintu, dan betapa kagetnya saya melihat bahwa wanita itu adalah Bu
Viany. Andi dengan cepat langsung menodongkan pisau lipat yang telah dia
siapkan dalam saku celananya. Bu Viany kelihatan sangat pucat, Andi
segera memberi aba-aba menyuruh kami masuk. Herman pun memasukkan mobil
hingga ke dalam garasi yang sedang terbuka. Saya melihat Tono yang
segera bergegas turun seperti orang yang kehilangan kesabaran, dengan
membawa sebuah tas jinjing dia pun berlari langsung ke arah Andi dan Bu
Viany. Saya sangat takut sekali dengan semua ini, dan saya bepikir, apa
yang telah saya lakukan? Kenapa bisa sampai ikut gerombolan ini. "Kamu
jangan diam saja, cepat tutup tuh pagar!" perintah Herman yang sontak
mengagetkan saya. Dengan reflek cepat segera saya langsung pergi menutup
pagar pintu depan rumah, saat itu juga saya melihat mereka semua sudah
menggotong dengan paksa tubuh Bu Viany ke dalam rumah. Dengan segera
saya berlari ke arah mereka, Bu Viany yang tadi pagi terlihat sombong,
kini tak berkutik, dia hanya bisa terdiam karena takut dengan pisau yang
dibawa Andi. "Cepat bawa ke kamar, dan ikat dia!" perintah Andi.
Rumahnya cukup besar, ruang tamu nya terlihat mewah sekali, dengan sofa
yang elit dan tv LCD yang besar, mungkin ukuran 52 inchi dengan sound
system yang lengkap. "Jangan bengong aja, ayo bersenang-senang", ajak
Andi menarik tanganku menuju sebuah kamar. Setelah mengikat Bu Viany,
Syamsul dan Mamat segera keluar dari kamar dan berkata kepada Andi,
"Kami gasak hartanya dulu boss, biar tuh perek boss yang kerjai aja
dulu, selamat bersenang- senang". Bu Viany yang diikat seperti huruf Y
terbalik di atas tempat tidur mulai memelas, "Ampun, biarkan saya pergi,
kalian boleh ambil harta saya, tapi jangan apa-apa kan saya", Bu Viany
pun mulai meneteskan air mata. "Saya tak perlu hartamu!" teriak Herman
mendekati Bu Viany dan menamparnya. Bu Viany malah semakin keras
menangis dan meminta ampun, "Akuu mo mohon maa af kan ak akuu.. ."
Dengan kuat Herman menarik baju yang dikenakan Bu Viany hingga terkoyak
dan payudara berbalut bra hitamnya menyembul keluar, "Maaf? Itu ga cukup
beib... Kau telah mempermalukanku, dan aku pun akan mempermalukanmu.."
kata Herman diikuti senyuman yang sangat menakutkan. Saya hanya terdiam,
walaupun sedikit terangsang, tapi saya coba menahan, saya ke sudut
ruangan dan duduk di kursi yang tersedia. "Santai saja dulu, liat dulu
dengan permainan kami" kata Andi kepadaku sambil melemparkan sebungkus
rokok Marlboro dan sebuah pemantik apinya. Saya menyalakan rokok dan
mencoba menenangkan diri dan melihat aksi mereka. Sebenarnya saya sangat
takut dengan perbuatan seperti ini, tapi apa boleh buat, ini sungguh
adalah pemandangan yang sangat memacu gairah. Saya pun melihat Tono
membuka tasnya, ia mengeluarkan sebuah handycam, gila, dia pikir ini mau
dijadikan film. Sempat saya intip isi tas nya, ternyata banyak sekali
alat sex. Baru saya sadari bahwa Tono adalah seorang yang hypersex,
mungkin otaknya sudah sedikit tak normal, ada sedikit kelainan pada
nafsu birahinya.
- bersambung
Thursday, June 14, 2012
Paling banyak dibaca
-
Playing Card atau di Indonesia sering disebut kartu Remi ( padahal nama salah satu permainan ) mungkin datang dari Timur, Mesir atau Arab – ...
-
Video Mesum Wanita Dewasa Vs Anak Kecil Full 111
-
Aku duduk termenung di sebuah kursi panjang bandara. Aku diminta menemani bos Herman menjemput seseorang temannya. Herman berada di depan ...
-
Pada masa sekarang ini media penyimpanan (storage) seperti BlueRay, DVD ROM, dan Flashdisk mampu menyimpan data dalam Gigabyte, se...
-
Cerita ini berawal dari kebencian saya terhadap seorang manager marketing sebuah bank swasta ternama, sehingga saya harus melakukan hal-ha...
-
Beberapa penemuan dan inovasi muncul dari perang antara Union dan Konfederasi. Konflik yang menewaskan lebih dari 620.000 orang atau sek...
-
Kedatangan Herman sungguh mengembalikan perasaanku yang dahulu kala pernah mencintainya. Walaupun ia hanya beberapa hari liburan di sini,...
-
10. Ho’oponopono For those of you who have had many stormy arguments and heated discussions, Ho’oponopono will take time, a lot of time. T...
-
Seniors, dead people, animals and general weirdos has received instant stardom, all thanks to their microblogging enthusiasm. 10. shitmydad...
-
Tono, Andi dan Herman, mereka mengerjai Bu Viany secara bersamaan, sangat brutal menurut saya. Saya coba tenang, tapi sesuatu yang ada di...