Blogroll

https://pasarhots.blogspot.co.id/2018/02/pasang-banner-bisnis-murah.html

Thursday, June 14, 2012

MY DIARY [008] Dendam Gagal Interview

http://3.bp.blogspot.com/-VSf6cmxImmc/T9mAV12J0rI/AAAAAAAAADQ/Yps9WTR9fdI/s1600/CEWEK+ZONA.gifDalam perjalanan Andi pun memceritakan semuanya, ternyata mereka merencanakan sesuatu hal yang buruk, mereka akan balas dendam karena hal sepele hasil dari interview tadi pagi. "Loh, kalau kita memang tak masuk kualifikasi, ya apa boleh buat? Lagian mereka kan juga melaksanakan tugas mereka? Bu Susi pun sepertinya sangat terbuka dengan saya", saya coba menenangkan mereka, karena saya takut mereka membunuh kedua wanita itu, apalagi Andi membawa kedua temannya, Syamsul dan Mamat yang berlatar belakang berprofesi sebagai preman di pasar. Kami pun memasuki komplek perumahan elit, kondisinya sangat sepi, mungkin karena yang tinggal di sini adalah rata-rata orang kaya yang selalu sibuk dengan bisnis mereka. Saya coba memandang sekeliling, seperti tidak adanya tanda-tanda kehidupan, kalaupun ada mungkin mereka sudah melepas lelah di kamar. Sampai di ujung komplek, mobil kami berhenti pas di depan rumah bernomor 18CC . Andi segera turun dan membunyikan bel yang ada di samping pagar. Tak lama saya melihat seorang wanita membuka pagar pintu, dan betapa kagetnya saya melihat bahwa wanita itu adalah Bu Viany. Andi dengan cepat langsung menodongkan pisau lipat yang telah dia siapkan dalam saku celananya. Bu Viany kelihatan sangat pucat, Andi segera memberi aba-aba menyuruh kami masuk. Herman pun memasukkan mobil hingga ke dalam garasi yang sedang terbuka. Saya melihat Tono yang segera bergegas turun seperti orang yang kehilangan kesabaran, dengan membawa sebuah tas jinjing dia pun berlari langsung ke arah Andi dan Bu Viany. Saya sangat takut sekali dengan semua ini, dan saya bepikir, apa yang telah saya lakukan? Kenapa bisa sampai ikut gerombolan ini. "Kamu jangan diam saja, cepat tutup tuh pagar!" perintah Herman yang sontak mengagetkan saya. Dengan reflek cepat segera saya langsung pergi menutup pagar pintu depan rumah, saat itu juga saya melihat mereka semua sudah menggotong dengan paksa tubuh Bu Viany ke dalam rumah. Dengan segera saya berlari ke arah mereka, Bu Viany yang tadi pagi terlihat sombong, kini tak berkutik, dia hanya bisa terdiam karena takut dengan pisau yang dibawa Andi. "Cepat bawa ke kamar, dan ikat dia!" perintah Andi. Rumahnya cukup besar, ruang tamu nya terlihat mewah sekali, dengan sofa yang elit dan tv LCD yang besar, mungkin ukuran 52 inchi dengan sound system yang lengkap. "Jangan bengong aja, ayo bersenang-senang", ajak Andi menarik tanganku menuju sebuah kamar. Setelah mengikat Bu Viany, Syamsul dan Mamat segera keluar dari kamar dan berkata kepada Andi, "Kami gasak hartanya dulu boss, biar tuh perek boss yang kerjai aja dulu, selamat bersenang- senang". Bu Viany yang diikat seperti huruf Y terbalik di atas tempat tidur mulai memelas, "Ampun, biarkan saya pergi, kalian boleh ambil harta saya, tapi jangan apa-apa kan saya", Bu Viany pun mulai meneteskan air mata. "Saya tak perlu hartamu!" teriak Herman mendekati Bu Viany dan menamparnya. Bu Viany malah semakin keras menangis dan meminta ampun, "Akuu mo mohon maa af kan ak akuu.. ." Dengan kuat Herman menarik baju yang dikenakan Bu Viany hingga terkoyak dan payudara berbalut bra hitamnya menyembul keluar, "Maaf? Itu ga cukup beib... Kau telah mempermalukanku, dan aku pun akan mempermalukanmu.." kata Herman diikuti senyuman yang sangat menakutkan. Saya hanya terdiam, walaupun sedikit terangsang, tapi saya coba menahan, saya ke sudut ruangan dan duduk di kursi yang tersedia. "Santai saja dulu, liat dulu dengan permainan kami" kata Andi kepadaku sambil melemparkan sebungkus rokok Marlboro dan sebuah pemantik apinya. Saya menyalakan rokok dan mencoba menenangkan diri dan melihat aksi mereka. Sebenarnya saya sangat takut dengan perbuatan seperti ini, tapi apa boleh buat, ini sungguh adalah pemandangan yang sangat memacu gairah. Saya pun melihat Tono membuka tasnya, ia mengeluarkan sebuah handycam, gila, dia pikir ini mau dijadikan film. Sempat saya intip isi tas nya, ternyata banyak sekali alat sex. Baru saya sadari bahwa Tono adalah seorang yang hypersex, mungkin otaknya sudah sedikit tak normal, ada sedikit kelainan pada nafsu birahinya.

- bersambung

Paling banyak dibaca