Namanya adalah Nurrahmi biasa dipanggil Ami. Wanita berusia 29 tahun itu
telah dikarunia seorang anak berusia 3 tahun. Meski telah menjadi
seorang istri Ami nampak masih seperti seorang wanita lajang dikarenakan
postur tubuhnya yang tetap sintal dan tidak ada tanda-tanda kendor di
bagian-bagian tubuhnya sebagaimana kebanyakan wanita-wanita yang telah
mempunyai anak.
Terlebih lagi bibir sensual dan tubuh sekal yang dimilikinya menjadikan
daya tarik tersendiri (sex appeal) yang membuat banyak laki-laki
berangan-angan bagaimana rasanya mencium bibir sexy itu atau mendekap
tubuh sintalnya. Suaminya yang seorang wiraswasta itu sangat beruntung
sekali mempunyai istri seperti Ami yang mempunyai perhatian lebih
terhadap penampilan.
Hal ini memang berkaitan erat dengan pekerjaan Ami sebagai seorang PR di
sebuah bank swasta. Semenjak bekerja di bank tersebut Ami mempunyai
jalan karir yang cukup cemerlang karena hanya dalam tempo beberapa tahun
saja sejak diterima untuk bekerja di bank tersebut dia telah menempati
posisi sebagai Senior PR. Sifat supelnya itulah yang menyebabkan dia
banyak disukai orang termasuk oleh para customer bank tempat dia
bekerja. Posisi sebagai PR senior menyebabkan Ami sering dipindah
tugaskan ke cabang-cabang untuk memberikan training kepada para PR
junior.
Hari ini Ami bergegas bangun. Waktu telah menunjukkan pukul 6 pagi.
Senin pukul 9 ia punya jadwal bertemu dengan Dirut bank serta beberapa
koleganya yang berminat untuk melakukan investasi pada bank tempat Ami
bekerja. Ami merasa semua telah siap karena bahan-bahan yang harus dia
presentasikan telah dia tata dengan seksama pada hari Minggu kemarin.
Dia bangkit dari tempat tidur kemudian segera mengambil handuk mandi.
Sebelum masuk ke kamar mandi dia menuju ke meja telepon terlebih dahulu.
Setelah memutar nomor yang dia kehendaki lantas terjadilah percakapan
"Mas dimana…..?"
"Masih di kota Banda"….Terdengar suara sesorang menjawab dari speaker telepon.
Hari itu suami Ami memang berada di kota lain untuk kepentingan bisnis.
Sebagai wiraswasta pemula suaminya memang harus bepergian ke sana ke
mari dalam rangka membangun bisnisnya,
"Hari ini aku akan berjumpa investor mas, do'ain berhasil yach…." Ami berkata.
"Ok. Semoga sukses sayang. Mas akan pulang 3 hari lagi. Nanti kita ajak
anak kita Yasmin jalan-jalan setelah saya pulang….." timpal suaminya.
"Ok dech. Aku mandi dulu sampai ketemu ya sayang mmmuuuaahhhh….."
Ami berkata lagi dan setelah pembicaraan singkat dia mematikan speaker telepon dan begegas masuk ke kamar mandi.
Waktu telah menunjukkan pukul 7 pagi dan Ami telah siap berangkat. Dari
rumah menuju kantor membutuhkan waktu sekitar 1 jam. Seperti biasa
faktor macet kota Jakarta adalah kendala utama dalam menempuh perjalanan
dalam kota. Ami harus berangkat agak pagian karena harus menitipkan
Yasmin anaknya terlebih dahulu kepada mertuanya. Segala keperluan untuk
Yasmin telah dia siapkan sehingga dengan nyaman dia dapat meninggalkan
anaknya menuju kantor. Sampai di kantor sekitar 8:30 Ami segera menemui
Dirut bank tersebut untuk berdiskusi pendek mengenai poin-poin penting
yang akan dibicarakan dalam pertemuan bisnis nanti. Pak Johan, demikian
nama Dirut bank tersebut yang berusia sekitar 45 tahun, mempersilakan
Ami masuk ke ruang kerjanya.
Semenjak Ami duduk di ruang tamu tempat kerjanya pandangan Pak Johan
tidak henti-hentinya menatap kepada Ami. Rupa-rupanya Pak Johan
terkesiap dengan kecantikan Ami pada hari itu yang mengenakan official
cap bank berwarna merah. Kulitnya yang kuning langsat itu memang sesuai
dengan warna seragam yang Ami kenakan. Rok sedikit di atas lutut itu
semakin mempertontonkan sebagian paha mulus Ami ketika duduk. Pak Johan
sesekali melirik ke arah paha mulus tersebut ketika sedang berbicara.
"Begini Ami…konsorsium pengusaha dari asia afrika akan datang. Mereka
adalah calon investor bank kita. Seperti yang telah kau ketahui bank
kita mengalami goncangan karena isu kenaikan dolar. Banyak nasabah yang
melakukan rush. Oleh sebab itu ini adalah kesempatan untuk menstabilkan
kondisi bank kita"
"Baik Pak nanti akan saya paparkan mengenai bank kita serta peluang-peluang yang ada…." Sahut Ami.
Setelah briefing selama 15 menit Ami keluar dari ruangan Pak Johan.
Dalam hati Ami berkata ternyata boss-nya agak mata keranjang juga.
Tepat pukul 9 tamu dari konsorsium pengusaha asia afrika datang. Mereka
ada 4 orang. Dua orang jelas dari afrika karena kulit hitam legamnya
sedangkan dua orang lagi dari timur tengah dan India. Mereka diterima
langsung oleh pak Johan dan diajak masuk ke dalam ruang meeting. Sekitar
5 menit kemudian Ami datang ke ruangan tersebut dan pak Johan
memperkenalkan merakan kepadanya.
"Well my fellows this is Ami my gorgeous PR of this company"……demikian
pak Johan berkata yang lansung di sambut dengan senyum oleh para
tamunya.
"Asamoah…glad to see you" kata seseorang yang berasal dari Afrika.
"Glad to see you too Mr. Asamoh" jawab Ami.
Demikian pula 3 orang yang lain masing-masing memperkenalkan diri pada
Ami. Mereka adalah Geremi seorang Afrika pula, Jabeer dari Timur Tengah,
serta Maher dari India. Asmoah dan Geremi berusia sama yakni 40 tahun
sedangkan Jabeer dan Maher masing-masing 37 dan 35 tahun. Keempatnya
memiliki postur tubuh tinggi, tidak kurang dari 170 cm.
Selanjutnya acara presentasi di mulai. Ami sedikit canggung membawakan
presentasi dalam bahasa inggris karena baru pertama kali dia
membawakannya. Tetapi kecanggungannya itu semakin mempercantik wajahnya
yang bersemu merah ketika dia sedikit kesulitan untuk mencari suatu kata
yang dipandang tepat untuk dia ucapkan dan mudah dipahami oleh para
tamunya. Untunglah Pak Johan yang fasih berbahasa inggris itu banyak
membantu untuk menjelaskan hal-hal yang dipandang perlu untuk dibuat
detail sehingga para tamu benar-benar memahami apa yang dimaksud oleh
Ami. Setelah presentasi selama 30 menit kemudian dilanjutkan diskusi
hingga acara makan siang di bank tersebut. Setelah acara makan siang itu
pertemuan direncanakan untuk dilanjutkan pada sore hari setelah
konsorsium itu mengadakan pembicaraan tersendiri.
Waktu telah menunjukkan 4 sore. Hari ini Ami beserta Pak Johan dan
tamunya akan ke puncak untuk mendapatkan keputusan para investor. Di
puncak mereka akan mengadakan meeting di villa milik Hendarso seorang
usahawan perkebunan. Hendarso yang berusia 42 tahun itu adalah teman
dekat Johan. Meski usianya sudah menuju setengah abad tetapi
penampilannya masih mengikuti trend anak muda termasuk menggunakan satu
tindik di telinganya. Badannyapun masih kelihatan kekar. Tingginya
sekitar 168 cm satu senti di bawah Pak Johan. Johan telah memberitahunya
kalo dia akan ke villanya bersama tamunya.
Pukul 6:30 petang mereka sampai di Villa dan disambut oleh Hendarso. Ami
memberi tahu mertuanya kalau dia akan pulang malam karena urusan
kantor. Setelah beristirahat sejenak pembicaraan langsung mengarah ke
persoalan semula. Konsorsium menyetujui untuk melakukan investasi di
bank tempat Ami bekerja. Pak Johan sungguh gembira mendengar hal ini.
Kemudian dia berkata pelan kepada Ami kalo posisinya akan dipromosikan
menjadi Asisten Manager. Tentu saja Ami sangat senang mendengar hal ini.
Selanjutnya Asamoah mendekati Pak Johan sambil berbisik sesuatu.
Terlihat kening Pak Johan berkerut tetapi kemudian, setelah memberikan
kedipan mata kepada Hendarso, dengan tersenyum dia mendekati Ami.
"Ehm…. Begini Ami untuk merayakan kesuksesan ini kita akan mengadakan pesta"
"Pesta apa pak" tanya Ami…..
Belum menjawab pertanyaan Ami, Pak Hendarso bangkit dari tempat duduknya
dan segera mendekati Ami yang berdiri di dekat Pak Johan. Serta merta
Pak Hendarso memeluk Ami dari belakang yang lansung membuatnya kaget
setengah mati.
"Aaadd……ada apa ini pak?"
Suara Ami bergetar, menandakan ada ketegangan dalam batinnya. Secara
reflek dia melepaskan diri dari pelukan Pak Hendarso. Pak Johan menjawab
"Tidak ada apa-apa Ami…." Sambil tersenyum Pak Johan melanjutkan perkataannya
"Kami hanya ingin berpesta denganmu"
"Iya kami ingin menikmatimu" timpal Pak Hendarso dengan cepat
"Aapp…Apa maksudnya?" Ami masih bertanya dengan suara bergetar
"Ehmm…maksudnya…Lets do what you want guys.." Sorak Pak Hendarso
"Lets play friends, lets enjoy her nice body" jawab Geremi segera.
Keempat pria besar tersebut berjalan mendekati Ami yang kelihatan ketakutan.
"Tolong pak,….apa maksudnya semua ini?" Suara Ami semakin bergetar.
"Lets play honey I want fuck your pussy" Geremi berkata sambil memegang dagu Ami.
Tiba-tiba terdengar suara "Plak". Rupanya Ami menampar Geremi yang
bersikap kurang ajar kepadanya. Sejenak Geremi terkejut dengan tamparan
Ami. Namun hanya dalam hitungan detik kemudian dia langsung mendekap ami
dan mendorongnya ke sofa. Ami yang tidak siap tersebut terjatuh di sofa
dan Geremi langsung menindihnya.
"Aaaa……tttooollooong" jerit Ami.
Geremi berusaha untuk mencium Ami. Tangan kirinyanya menjambak rambut
Ami dari belakang agar tidak dapat menoleh ke kanan dan ke kiri berusaha
menghindar ciumannya. Tangan kanan Geremi pun tidak kalah garangnya
meremas buah dada Ami berukuran 34B itu dengan kasar.
"Ttooollong……tolong saya pak Johan" Jerit Ami.
Pak Johan hanya terlihat menyeringai. Tatapan matanyapun mulai memerah
menandakan unsur birahi mulai menyelimuti dirinya. Apalagi melihat Ami
yang meronta-ronta dalam dekapan Geremi sehingga rok merahnya tersingkap
dan memperlihatkan paha mulusnya. Celana dalamnya yang berwarna ungu
itupun sesekali terlihat dalam rontaannya dalam usaha melepaskan diri
dari tindihan Geremi. Meskipun Geremi berbadan besar tetapi dia merasa
kesulitan untuk menjinakkan Ami.
"Hold her hands guys…" serunya.
Dengan cepat Asamoah dendekati sofa dan memegang kedua tangan Ami dan
menahan di atas kepalanya sehingga Ami tidak bisa lagi untuk berusaha
mendorong tubuh Geremi yang menggumulinya. Tanpa disuruh Jabeer dan
Maher membantu memegang kaki Ami sehingga sekarang Ami-pun tidak bisa
untuk berusaha menendang. Posisi Ami dibuat terlentang di atas sofa,
hanya sedikit bergesar ke kanan dan kiri-lah yang ia bisa lakukan.
Dengan kedua tangannya Geremi menahan kepala Ami dan mencium bibir
sensualnya dengan kasar.
"MMMmmhhhhhhhh………."
Ami tidak bisa berteriak. Suaranya seperti orang bergumam. Sejenak
Geremi melepaskan ciumannya. Kesempatan ini digunakan Ami untuk
berteriak
"Baaaanggggssaaatttttthhhmmmmmm"….
Suaranya kembali tertahan ketika Geremi kembali melumat bibirnya. Lidah
Geremi bermain-main di dalam ronga mulut Ami. Ami mulai terlihat
menangis karena merasa tidak berdaya. Air matanya meleleh membasahi
pipinya yang mulus. Tiba-tiba Geremi bangkit dari tubuh Ami, sedangkan
tiga orang temannya masih tetap memegangi kaki dan tangan Ami dengan
kuat. Pak Hendarso yang sedari tadi menonton berjalan mendekati sofa.
Ditangannya tertenteng sebuah handycam. Rupanya dia berminat untuk
merekan adegan pemerkosaan itu. Setelah meng"on"kan handycam-nya dia
mulai merekam keadaan Ami yang terlentang sambil dipegangi tangan dan
kakinya.
"Pak Hendar….ttoolong lepaskan saya" Ami menghiba dan menangis.
Pak Hendarso tidak menjawab. Dia masih asik terus merekam gambar Ami
mulai meng-closeup wajahnya, bagian dadanya, kakinya bahkan berusaha
untuk merekam bagian dalam rok Ami yang tersingkap ke atas. Di bagian
layar monitor itu nampak jelas celana dalam Ami yang berwarna ungu.
"Pak Johan…tolong saya pak, jangan lakukan ini pada saya" Ami terus menghiba.
Pak Johan hanya terus menyeringai menonton adegan Ami direkam.
Scene 2
Geremi yang tadi bangkit dari tubuh Ami telah melepas baju bagian
atasnya. Kelihatan sekali tubuh kekarnya, mirip dengan petinju Mike
Tyson. Handycam diarahkan ke Geremi yang kembali mendekati tubuh Ami.
Kedua tangan Geremi menuju ke arah bagian atas baju putih yang dikenakan
Ami. Amipun mulai panik.
"Jjjaangaannnn……nnoooooo" jeritnya.
Tiba-tiba terdengar "Sssshhreeekkkkk" suara kain robek. Geremi membetot
baju Ami yang menyebabkan kancing-kancingnya terlontar entah kemana.
Nampak bagian dada Ami dengan BH warna hitam yang ia kenakan. Ami
semakin menjerit-jerit panik. Hatinya semakin ciut manakala terbayang
bahwa tubuhnya akan dijadikan piala bergilir oleh 4 orang asing dan 2
orang pribumi. Hendarso yang sedari tadi merekam gambar mengarahkan
lensanya ke bagian dada Ami. Tak lama kemudian BH itupun telah putus
ditarik oleh Geremi. Kedua tangan Geremi dengan kasar meremas buah dada
Ami.
"Aaaddduhhhhh……..baanggssaatttttttt"
"Jaaannggaaannnnn.."
"Noooo ….please" Ami berteriak memaki sambil menangis.
Namun kesemua 6 orang yang ada di ruangan itu hanya tertawa. Meski
ukurannya hanya 34B tetapi Geremi dapat merasakan kekenyalan dua gunung
kembar itu. Dia terus meremas dan memilin puting payudara Ami tanpa
menghiraukan tangisan Ami. Kemudian Geremi juga menyedot-nyedot kedua
susu Ami yang berwarna putih mulus itu. Setelah puas memainkan payudara
Ami, Geremi bangkit lagi dan melepas celana panjang berikut celana dalam
yang ia kenakan. Nampak penis pria negro itu yang sudah menegang.
Ukurannya luar biasa dibandingkan milik kebanyakan pria pribumi. Melihat
Geremi telanjang Ami menjerit
"Aaaaaaaaaa……tidaaaakkkkkk……nooooooooo please"
Tanpa banyak buang waktu Geremi mencari belahan rok Ami., "Ssrreeeeetttt" maka sobeklah rok yang Ami kenakan.
"Bangsaaatt……..jangan lakukan itu padaku" jerit Ami.
Kemudian celana dalam warna ungu itupun telah robek ditarik paksa oleh Geremi.
"Jaaangaaannnnnnnnnnnnnnnn…ttttooooolllongggg gggg"
Kini tubuh Ami bagian pinggang ke bawah tanpa sehelai benangpun. Hanya
baju putih serta official cap warna merah yang ia kenakan. Itupun
kondisinya telah terbuka berantakan memperlihatkan dua gunung kembarnya
yang mungil.
"Aaggghhrrrrrrr…." Tiba-tiba Ami menjerit.
Rupanya Geremi telah mengoral vagina Ami yang terbuka. Kaki Ami dibuat
mengangkang sehingga Geremi semakin leluasa mempermainkan vagina Ami.
Ami terus menangis dan merasa sangat malu karena bagian-bagin tubuhnya
yang selama ini dia rahasiakan telah terbuka dengan jelas dan dipelototi
oleh 5 orang lainnya yang sedari tadi memperhatikan apa yang dilakukan
oleh Geremi. Nafsu birahi semakin membelenggu mereka
Selama 5 menit Geremi mengoral vagina Ami. Kemudian dia bangkit dan
memposisikan dirinya tepat dihadapan Ami yang terlentang tak berdaya.
Penisnya sungguh besar. Ukuran dan warnanya yang hitam membuat Ami
merasa sangat ketakutan.
"Now lets fuck your nice pussy dear……." Geremi berkata.
"Nnnooooo….please don't do that….." Ami menghiba lagi.
Tiba-tiba terdengar lolongan Ami yang menyayat, "Aaaaggggggghhhhhhhhrrrrrrrrr…….aaaaaaaaaaaaa aaaaa aaa"
Tanpa basa basi Geremi memasukkan penisnya yang besar ke dalam vagina
Ami. Ukurannya yang super itu membuat dia kesulitan untuk melewati
rongga kenikmatan Ami. Meski baru bagian kepala penis saja yang masuk
namun terlihat sekali wajah Ami yang kesakitan. Bagi Ami belum pernah
benda sebesar milik pria negro yang sedang memperkosanya itu masuk ke
dalam liang kewanitaannya. Milik suaminya tidaklah sebesar ukuran pria
negro itu. Geremi terlihat tersenyum nikmat. Baginya wanita asia seperti
Ami dengan tingginya hanya 156 cm seolah-olah bersenggama dengan gadis
perawan. Geremi terus memajukan penisnya. Tiap gerakan masuk ke dalam
vaginanya terdengarlah jeritan Ami yang kesakitan. Ketika setengah penis
sudah masuk nampak darah mengalir keluar. Jelas bukan darah perawan
karena Ami sudah punya seorang anak.
Rupanya ukuran vaginanya yang sempit menorehkan luka di liang
senggamanya akibat pemaksaan yang dilakukan oleh Geremi. Darah menetes
membasahi sofa. Pak Hendarso terus merekam kejadian itu dan tak lupa
meng-closeup darah yang menetes dari vagina Ami.
Ami merasakan perih yang luar biasa pada vaginanya. Dia tahu kalo pasti
ada yang luka disana. Nyeri luar biasa juga ia rasakan. Ami hanya
mengigit bibir bawahnya ketika pelan tetapi pasti penis Geremi menerobos
vaginanya. Setelah setengah penisnya masuk tiba-tiba Geremi dengan
kasar mendorong tubuhnya sehingga seluruh penisnya masuk dalam liang
kewanitaan Ami.
"Aadddduuuhhhhhhhhhhh…..aaaaaagggghhhhrrrrrrr rr" Ami melolong lebih
keras dari sebelumnya. Vaginanya terasa robek dengan kekasaran Geremi.
Kini Geremi memompa penisnya ke luar masuk liang senggama Ami. Setiap
gerakan maju mundur dibarengi dengan jeritan-jeritan kesakitan Ami yang
terdengar sungguh memelas. Tetapi bagi ke 6 orang yang ada di ruangan
itu suara jeritan kesakitan Ami semakin meningkatkan gairah birahi
mereka. Semakin tidak sabar pula mereka menanti giliran untuk menikmati
tubuh sekal Ami.
Sepuluh menit kemudian terlihat tanda-tanda Geremi akan mencapai
klimaks. Geremi semakin brutal memaju mundurkan penisnya sampai nampak
tubuh Ami yang tersodok-sodok. Semakin terdengar pilu jeritan kesakitan
Ami. Akhirnya tuntaslah sudah. Geremi menekan tubuhnya sampai
dirasakannya mentok dalam liang kewanitaan Ami. Nampak cairan putih dan
merah jambu keluar dari vagina Ami. Sperma yang bercampur darah itupun
turut membasahi sofa. Satu menit kemudian Geremi bangkit dari atas tubuh
Ami.
Dipandangnya wajah Ami yang basah oleh air mata dengan senyuman kepuasan.
"Very delicious pussy…so tight….I've gotten to heaven" demikian kata Geremi.
Dua orang yang memegang kaki Ami, yakni Jabeer dan Maher tersenyum
mendengarnya. Nampak jakun Maher bergerak-gerak menandakan birahinya
sudah mulai memuncak. Geremi bangkit meninggalkan sofa dan duduk di
kursi lain dekat dengan Pak Johan yang sedari tadi sambil merokok
mengikuti proses perkosaan atas diri Ami. Maher yang sudah bersiap-siap
menggantikan Geremi untuk memperkosa Ami tiba-tiba dihalangi oleh Pak
hendarso
"Wait wait wait wait……….."
"I want to close up her pussy now" demikian kata Pak Hendarso sambil
mengarahkan handycamnya ke vagina Ami yang terbuka lebar. Nampak disana
ada semacam robekan mengarah ke anus Ami. Rupanya robekan daging itulah
yang mengeluarkan darah akibat besarnya ukuran penis Geremi. Setelah
merekam selama satu menit pak Hendarso mempersilakan Maher untuk
memenuhi hasrat mengerjai tubuh Ami. Ami berusaha meronta lagi tetapi
rasa nyeri dan perih di vaginanya menyebabkan usahanya sia-sia. Maher
yang telah telanjang bulat itu segara mengarahkan penisnya ke vagina
Ami.
"Aadduuuhhhhh……ssssaaaaakkkkiiitttttttttt" jerit Ami.
Penis pria India itu memang tidak sebesar milik Geremi, tetapi ukurannya
tetap lebih besar daripada kebanyakan pria pribumi. Jelas luka pertama
akibat pemaksaan yang dilakukan oleh Geremi itulah yang membuat
sodokan-sodokan Maher semakin membuat Ami menderita. Ami kini hanya bisa
mengluarkan lenguhan-lenguhan yang terdengar erotis bagi para
pemerkosanya.
Dua pria temannya, Asamoah dan Jaber, tidak sabar lagi menanti giliran.
Mereka melepaskan pegangannya terhadap tubuh Ami dan menelanjangi diri
mereka sendiri.
"Lets play 4P man….." Asamoah berkata.
Maher yang sedang asik memompa tubuhnya di atas tubuh Ami paham atas
keinginan teman-temannya. Dia segera membuat gerakan menjadi posisi
duduk di atas sofa sedangkan Ami berada di atas tubuhnya. Maher memompa
dari bawah. Jaber berjalan ke arah belakang sofa dan menarik kepala Ami
hingga dagunya tepat di atas sandaran kursi sofa. Jaber mengarahkan
penisnya yang juga berukuran besar, khas orang Timur Tengah" ke mulut
Ami. Ami berusaha mengelak meski Jaber terus menempelkan kepala penisnya
pada bibir sensualnya dan berusaha mendorongnya masuk. Tiba-tiba dari
belakang terasa ada benda tumpul yang menempel di duburnya. Serta merta
Ami menoleh dan melihat Asamoah berada di belakangnya sambil memegangi
penisnya yang sama besar dengan milik Geremi ke arah anusnya. Ami
terlihat panik dan sangat ketakutan.
"Noooooo…..please don't do that"……..
"Pak Johan tolong saya pak Johan. Saya tidak mau disodomi"….Ami terus berusaha meronta.
Tetapi Maher yang ada dibawahnya terus menahan tubuhnya agar tidak bisa
bangkit. Posisi Ami yang agak menjorok ke depan membuat nampak semakin
menggairahkan. Pak Johan yang sedari tadi menonton bergegas beranjak
dari duduknya dan menuju ke arah sofa. Ami berharap Pak Johan
menolongnya. Tetapi harapan Ami hanyalah tinggal harapan. Pak Johan
malah membantu Asamoah yang akan melakukan sodomi atas tubuh Ami dengan
cara membuka bongkahan pantat Ami sehingga lubang anusnya pun semakin
terlihat jelas. Ami berusaha keras bangkit dengan kedua tangannya yang
bebas. Gerakan rontaan itu membuat susah Asamoah mengarahkan penisnya
dengan tepat ke arah lubang dubur Ami. Jabeer segera berinisiatif
menahan kedua tangan Ami di atas sandaran sofa sehingga seluruh tubuh
Ami kini ditopang oleh Maher yang ada di bawahnya. Di bawah Maher
merasakan lembutnya buah dada Ami yang kenyal. Kini belahan pantat Ami
yang terbuka lebar oleh kedua tangan Pak Johan siap ditembus oleh penis
besar Asamoah.
"Jangaaannn…..jangaannn…… di situ….lepaskan saya Pak Johan"
"Noooo…please….don't fuck my ass pleaazzzeeeeee…" Ami merintih.
Asamoah tidak peduli dengan rintihan Ami. Setelah melumasi penisnya
dengan baby oil Asamoah siap melakukan penetrasi ke dubur Ami.
"heegghhhhh……aaaagggggggghhhhhrrrrrrrrrrr…aaa aaaaa aaddduuuuuhhhhhhhhhhh……"
"Saakiitttttttttttttttttttttttttttttttttttttt …………… ..'
Ami menjerit melolong ketika dengan kasar Asamoah memasukkan penis
berukuran besar miliknya ke dalam duburnya. Pak Hendarso merekam adegan
sodomi itu. Terlihat jelas bagaimana lubang dubur Ami melesak masuk
akibat paksaan penetrasi penis Asamoah. Asamoah terus memasukkan
penisnya sampai seluruhnya amblas ke dalam dubur Ami. Ami terus melolong
sampai mengeluarkan suara yang terdengar mengerikan dan menyayat. Hari
ini seorang pria negro bernama Asamoah telah memperawani lubang
duburnya. Sakitnya luar biasa. Jauh lebih sakit dibandingkan malam
pertama dia menyerahkan mahkotanya pada suaminya. Duburnya pun terasa
penuh seolah-olah ingin buang air besar. Kini dua rasa perih dan nyeri
menyerang vagina dan duburnya. Saat Ami melolong kesempatan tersebut
digunakan oleh Jabeer untuk memasukkan penisnya ke dalam mulut Ami. Kini
ketiga lubang tubuh Ami sedang dinikmati oleh 3 pria asing. Asamoah
melakukan sodokan-sodokan dengan keras dari arah belakang. Demikian pula
Maher dari arah bawah bergantian dengan Asamoah melakukan sodokan. Ami
merasakan lubang anusnya robek dan memang ada lelehan darah yang keluar
dari duburnya. Namun Ami tidak bisa berteriak keras lagi karena sumbatan
penis Jabeer di mulutnya. Ketiganya memompa bersama-sama.
"Hheemmmm…hheemmmmm…heeemmmmm" hanya itulah yang terdengar dari teriakan Ami.
Sekitar 20 menit pemerkosaan 4P itu berlangsung. Jabeer terlebih dahulu
klimaks dan menumpahkan seluruh cairan kental miliknya dalam mulut Ami.
Ami tidak bisa memuntahkan sperma yang ada dalam mulutnya. Satu-satu
jalan untuk mengurangi rasi asin dan getir cairan birahi Jabeer adalah
dengan menelannya dan itulah yang dilakukan olehnya. Tak lama kemudian
Jabeer menarik penisnya keluar dari mulut Ami. Sisa-sisa sperma dalam
mulut Ami mengalir keluar dari sela-sela bibir sensualnya. Kini
terdengar suara erangan Ami yang sedikit lebih keras karena mulutnya
telah terbebas dari sumbatan penis Jabeer
"Adduhhhh…aadduhhhhh..aaakkkhhhhh……….sssaaaki itttt "
Asamoah dan Maher masih terus memompa dan semakin cepat. Keduanya
klimaks bersamaan ditandai dengan lenguhan kenikmatan kedua pria
tersebut. Asamoah segera mencabut penisnya dari rongga dubur Ami. Darah
masih terlihat pada batang penis Asamoah. Maher pun telah loyo di bawah
tubuh Ami. Maher segera menggulingkan tubuh Ami ke sofa dan bangkit dari
sofa.
"Ka..kaa…liaann semuaaa….baaanggsaatt''
Ami memaki dengan pelan dan lirih. Tubuhnya telah tidak berdaya. Kini
dalam tubuhnya telah mengalir benih nista yang dimasukkan secara paksa
oleh Geremi dan Maher. Ami merasa noda telah meyelimuti hidupnya.
Kini giliran Pak Hendarso dan Johan ambil jatah. Keduanya sepakat akan melakukan permainan 3P.
"Ayo Ami berikan kami kenikmatan tubuhmu yang indah itu" seringai Pak Hendarso.
"Benar saya ingin merasakan hangatnya lubang mataharimu sayang…" Pak Johan menimpali.
Kini gantian Geremi yang akan mengabadikan pemerkosaan yang akan dilakukan oleh Pak Johan dan Hendarso.
"Tidaakkk…..jangan lagi…..kasihani saya pak…." Tangis Ami semakin keras
lagi sambil menyilangkan kedua tangannya untuk menutupi payudaranya yang
terbuka.
Namun kedua bandot tua itu tidak peduli dengan ketakutan Ami. Semakin takut semakin tinggi pula hasrat seksual kedua orang itu.
Pak Hendarso segera mencengkeram tangan Ami dan membalik tubuhnya hingga
tengkurap. Official cap merah Ami beserta blouse putih yang
dikenakannya ia lucuti sehingga kini Ami benar-benar telah telanjang
bulat. Kedua tangan Ami ditahannya sehingga tubuhnya tidak bisa lagi
bergerak leluasa. Pak Johan melihat punggung Ami yang mulus serta
bongkahan pantat yang menggairahkan. Dia mengambil posisi di atas paha
Ami bagian belakang. Kemudian tangan kirinya membuka lubang anus Ami
sedangkan tangan kanannya mengarahkan penisnya ke lubang matahari itu.
"Ttiiiiddaakkkkkk…..janganaan laaaggiii dii situuuuuuuuu"
"Ampun pak Johan…..sakit sekali……"
"Dubur Ami perih dan panas pak Johan….jangan disitu lagi"
"Saya mohon pak Johan"….Ami terus menghiba.
Namun orang yang namanya Johan ini tidak mau ambil pusing dengan
rintihan memelas Ami. Dia tetap mengarahkan batang penisnya ke dubur Ami
dan…
"Aaggghhhhhhhh…jjaaangggaaaaaannnnnnnnnnn……" Ami kembali melolong.
Kini Pak Johan telah memompa duburnya dengan cepat dan kasar. Ternyata
orang ini adalah maniak seks diluar tampangnya yang kebapakan. Pak
Hendarso kini melepas pegangannya dan membiarkan Pak Johan sendirian
menggumuli tubuh Ami yang tengkurap. Tangan kanan Pak Johan pun ambil
bagian meremas buah dada Ami. Ami merintih-rintih kesakitan ketika
duburnya dengan kasar disodomi oleh atasannya. Sekitar 7 menit Pak Johan
telah mencapai klimaks dan tidak lama kemudian dia bangkit dari tubuh
Ami yang tengkurap lemas. Pak Hendarso menggantikan posisinya siap
melakukan sodomi juga.
"Agggahhhhhhh…..banggssaaaaatttttttttt" Ami menjerit lagi.
Sudah tiga orang melakukan sodomi padanya tetapi rasa sakit itu tidak
berkurang juga. Malah semakin menjadi-jadi meski ukuran penis kedua
orang terakhir yang memperkosanya berukuran lebih kecil dari milik
Asamoah. Sekitar 10 menit Pak Hendarso memperkosa liang anus Ami.
Tanda-tanda ejakulasi sudah nampak ketika Pak Hendarso semakin cepat
memompa dubur Ami. Ami semakin merasakan perih di duburnya. Pak Hendarso
melenguh keras ketika cairan nistanya keluar membasahi rongga dubur
Ami. Ami merasakan anusnya bertambah perih karena sperma yang membasahi
robekan luka di duburnya.
Waktu telah menunjukkan pukul 11:30 malam. Kini kelima pemerkosa Ami
bersiap mengantarkan Ami pulang. Saat itu Ami sudah tidak kuat bangkit.
Rasa nyeri dan perih di vagina dan anus yang dirasakannnya membuatnya
tidak mampu berdiri. Geremi menggendong Ami sampai ke dalam mobil van
yang mereka gunakan. Baju Ami yang robekpun telah mereka ganti dengan
kaos besar ukuran XXL sehingga ujung bagian bawahnya sampai setengah
paha Ami. Dengan demikian meski tidak mengenakan celana dalam tidak akan
ada seorangpun yang tahu. Dalam perjalanan pulang Ami didudukkan di
belakang di apit oleh Jabeer dan Maheer sedangkan Asamoah berada di
kursi depan bersama Pak Johan yang menyetir mobil. Geremi duduk di
tengah. Selama perjalanan Geremi mengisengi Ami dengan memasukkan dildo
zhucini (buah mirip mentimum yang ukurannya cukup besar) yang dia ambil
dari kulkas saat masih berada di villa milik Hendarso. Ami sudah tidak
mampu berteriak, matanya kelihatan sembab dan luyu. Hanya erangan lirih
yang terdengar ketikan dua buah zhucini dimasukkan kedalam vagina dan
anusnya. Meski sudah tidak ada darah lagi yang menetes dari dua lubang
kenikmatan itu tetap saja rasa perih dan panas dirasakan oleh Ami akibat
luka lecet pemerkosaan di villa sebelumnya.
Setelah sampai Pak Johan memasukkan mobilnya ke pelataran rumah Ami agar
tidak dicurigai orang. Dengan mengambil kunci rumah dari tas Ami pak
Johan membuka pintu dan meminta Geremi membawa Ami masuk ke dalam.
Geremi merebahkan Ami di sofa tamu dan segera ke luar menuju van. Pak
Johan berjalan mendekati Ami dan berkata
"Pastikan hanya kita yang tahu atau rekaman gambar itu akan beredar ke mana-mana"
Ami hanya diam tidak mampu berkata. Setelah Pak Johan menutup pintu dan
terdengar suara mobil yang meninggalkan pelataran Ami hanya bisa
menyesali nasibnya sebagai korban pemerkosaan bergiliran. Air matanya
terus meleleh membasahi pipinya yang mulus. Pandangannya setengah
kosong. Pikirannya menerawang kepada suami dan anaknya. Pasti bahwa
tidak kurang dari seminggu setelah pemerkosaan bergiliran ini belum
tentu dia akan sanggup memberikan kehangatan pada suaminya. Luka di alat
vitalnya tentu membutuhkan waktu lama untuk sembuh terlebih lagi trauma
yang dialaminya. Ami terus menerawang ke arah langit-langit rumah.
Membayangkan masa depannya. Membayangkan noda di tubuhnya. Membayangkan…
Thursday, June 14, 2012
Paling banyak dibaca
-
Playing Card atau di Indonesia sering disebut kartu Remi ( padahal nama salah satu permainan ) mungkin datang dari Timur, Mesir atau Arab – ...
-
Video Mesum Wanita Dewasa Vs Anak Kecil Full 111
-
10. A whale is swimming off the Valdes peninsula (Argentina). 9-Icebergs and an Adelie penguin in Adelie Land of Antarctica. Antarctica...
-
Cerita Dewasa – Wanita STW Yang Aku Tiduri Ternyata Ibu TemankuCerita Dewasa – Wanita STW Yang Aku Tiduri Ternyata Ibu TemankuCerita Dewasa ...
-
Kalau kamu perhatikan bentuk-bentuk benda di bumi ini, sangat beragam, bukan? Ada yang bulat, lonjong, persegi, kubus, piramid, dan masih ba...
-
BEIJING--MI: Sejumlah ilmuwan dan pembuat film menemukan spesies baru tikus raksasa dan hewan lain yang selama ini tak pernah disaksikan jau...
-
Rahasia Sukses Dalam Kehidupan Suatu ketika Xiao He seorang pemuda yang baru saja menyelesaikan sekolahnya pergi menemui Zheng Zen yan...
-
Bola.net - Pelatih timnas Kamerun asal Jerman, Volker Finke dipastikan tak membawa striker veteran Mohammadou Idrissou (34) ke Piala Duni...
-
Dari judulnya kelihatan seram banget , untuk bunuh diri aja ada tempat favorite.Kesepuluh tempat ini memang laku keras dijadikan tempat untu...
-
Menurut sejumlah penelitian terbaru, Dinosaurus diperkirakan tetap bertahan selama lebih dari 700.000 tahun setelah bumi dihantam meteorit r...