Blogroll

https://pasarhots.blogspot.co.id/2018/02/pasang-banner-bisnis-murah.html

Monday, May 26, 2014

Bergaya necis biar laris

MERDEKA.COM. Wangi parfumnya begitu menusuk hidung. Ototnya menyembul keluar di balik kaus oblong polo putihnya. Dadanya bidang dengan kumis serta jenggot tipis menambah jantan penampilannya.

Jam tangannya merek Ripcurl, ditaksir harganya jutaan. Begitu juga sepatu coklat bermerek Clarks seharga Rp 1 jutaan. Paduan celana jins merek Lee Cooper warna biru membuat penampilannya makin necis.

Begitulah keseharian dandanan AI, 28 tahun. Berpakaian necis dipadu aksesoris bermerek merupakan tuntutan sebagai gigolo. Dia menyebut pekerjaan itu sebagai profesi lantaran harus memiliki keahlian pelanggan wanita di atas ranjang memuaskan pelanggannya wanita matang manggis kaum jetset.

"Gaya berpakaian menyesuaikan tempat nongkrong," kata AI seraya mengepulkan asap rokok saat ditemui merdeka.com Kamis pekan kemarin di kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

AI mengakui saban hari dia keluar bersama teman-temannya dan nongkrong di sebuah kafe atau pusat jajanan di kawasan Blok M, Jakarta Selatan. Sekilas gaya tampilan mereka tidak seperti gigolo lantaran berbaur dengan pengunjung lainnya.
Para gigolo ini melihat tajam setiap wanita dengan usia lebih tua atau tajir dengan kerlingan mata. "Kalau lihat saya begini apa ketebak seorang gigolo," ujarnya melempar pertanyaan.

Gigolo juga peru merawat tubuh dan menjaga penampilan agar tubuh tetap terlihat atletis. Maklum saja, tante-tante girang langganannya berselera tinggi dalam memilih juga memiliki spesifikasi tinggi memilih para gigolo. Paling tidak AI seminggu sekali mengikuti fitnes di kawasan Kemang, Jakarta Selatan.

Wanita-wanita haus seks itu semuanya berduit. Jadi jangan heran jika AI juga mengikuti gaya para tante dalam memilih barang. Paling tidak pakaian dan aksesoris dari ujung rambut hingga kaki terlihat barang murahan.

Begitu juga dengan memilih tempat nongkrong alias mangkal. Selain di kafe kawasan Blok M, AI kerap berpindah tempat ke bilangan Senayan, Jalan Thamrin, dan pusatu belanja elite di Jakarta Selatan. Tempat-tempat itu memang diyakini menjadi sarang kaum hawa dari kalanga atas.

No comments:

Paling banyak dibaca