MERDEKA.COM. Wakil Wali Kota Surabaya, Jawa Timur, Whisnu Sakti
Buana, kena 'batunya.' Setelah mati-matian ikut menyuarakan penolakan
atas penutupan Gang Dolly dan Jarak di Kelurahan Putat Jaya, Kecamatan
Sawahan, Surabaya, para penghuni lokalisasi kini tahu 'belang' politisi
asal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu.
Whisnu,
memang belakangan diketahui berseberangan dengan Wali Kota Surabaya, Tri
Rismaharini terkait masalah penutupan Gang Dolly dan Jarak, bahkan
sejak dia masih duduk di kursi Wakil Ketua DPRD Surabaya, Whisnu
merupakan salah satu tokoh yang ingin memakzulkan Risma di awal-awal
kepemimpinannya sebagai wali kota.
Setelah Ketua DPC PDIP
Surabaya ini, diangkat sebagai wakil wali kota menggantikan Bambang Dwi
Hartono, yang mundur karena maju sebagai calon gubernur di Pilgub Jawa
Timur 2013 lalu, Whisnu kembali berseberangan dengan Risma soal rencana
penutupan lokalisasi.
"Whisnu itu gombal mukiyo (istilah warga
Surabaya untuk mengecam kebohongan)," teriak salah satu warga Jarak saat
akan menggelar aksi turun jalan, Senin (26/5).
Sementara menurut
Ketua Front Pekerja Lokalisasi (FPL), Suyitno, dalam berapa kali
pertemuan yang dihadiri perwakilan dari lima RW di Kelurahan Putat Jaya,
hadir juga Whisnu dalam pertemuan yang digelar sejak 16 Mei hingga 21
Mei lalu itu, tidak menghasilkan kesepakatan apa-apa.
"Wawali
tidak menyampaikan dengan lugas, tegas dan terbuka tentang rencana
strategis, dasar analisa sosial-ekonomi-budaya maupun dasar legalitas
penutupan lokalisasi," katanya.
Suyitno yang juga Ketua RW itu
mengatakan, hadir pada pertemuan itu, Whisnu hanya mengumbar janji tanpa
bukti. "Dia (Whisnu) mengatakan, jika suatu saat program kompensasi
tidak sesuai, maka warga maupun pengelola boleh membuka wisma kembali
pasca-penutupan. Ini jelas pembodohan dan tidak logis, karena kompensasi
lainnya kurang dari Rp 10 juta saja, sampai saat ini belum mampu
diselesaikan oleh Pemkot Surabaya, di dua lokalisasi yang sudah
ditutup," papar Suyitno.
"Wawali juga mengiming-imingi warga
dengan pekerjaan di Pemkot maupun di pabrik-pabrik. Sedangkan yang
menolak, tidak akan mendapat program kompensasi," keluhnya menceritakan
janji Whisnu yang kemudian disauti warga 'Whisnu cuma pembohong'.
Dua
lokalisasi yang sudah ditutup dan menjadi korban kebohongan pemerintah,
kata Suyitno adalah Dupak Bangun Sari dan Klakah Rejo, yang sampai
sekarang janji kompensasi maupun peningkatan ekonomi warga berupa usaha
mandiri dan produktif, dalam praktek dan kenyataannya, terbukti gagal.
"Dana
kompensasi tidak sesuai yang dijanjikan. Sebagian malah tidak mendapat
kompensasi. Termasuk program keterampilan terkesan asal-asalan. Dua hari
menjalani program keterampilan, bisa apa? Program yang tidak jelas ini
jelas hanya akan menghasilkan pemiskinan hingga pengangguran
pasa-penutupan," tandas Suyitno.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Paling banyak dibaca
-
Playing Card atau di Indonesia sering disebut kartu Remi ( padahal nama salah satu permainan ) mungkin datang dari Timur, Mesir atau Arab – ...
-
Video Mesum Wanita Dewasa Vs Anak Kecil Full 111
-
Aku duduk termenung di sebuah kursi panjang bandara. Aku diminta menemani bos Herman menjemput seseorang temannya. Herman berada di depan ...
-
Pada masa sekarang ini media penyimpanan (storage) seperti BlueRay, DVD ROM, dan Flashdisk mampu menyimpan data dalam Gigabyte, se...
-
Cerita ini berawal dari kebencian saya terhadap seorang manager marketing sebuah bank swasta ternama, sehingga saya harus melakukan hal-ha...
-
Beberapa penemuan dan inovasi muncul dari perang antara Union dan Konfederasi. Konflik yang menewaskan lebih dari 620.000 orang atau sek...
-
Kedatangan Herman sungguh mengembalikan perasaanku yang dahulu kala pernah mencintainya. Walaupun ia hanya beberapa hari liburan di sini,...
-
10. Ho’oponopono For those of you who have had many stormy arguments and heated discussions, Ho’oponopono will take time, a lot of time. T...
-
Seniors, dead people, animals and general weirdos has received instant stardom, all thanks to their microblogging enthusiasm. 10. shitmydad...
-
Tono, Andi dan Herman, mereka mengerjai Bu Viany secara bersamaan, sangat brutal menurut saya. Saya coba tenang, tapi sesuatu yang ada di...
No comments:
Post a Comment