Hari itu aku pulang agak cepat karena ada beberapa klien yang mengubah
jadwal appointmentnya, aku turun didepan pagar danmeminta Pak Supir
untuk langsung menuju kantor suamiku, toh aku tidak ada rencana pergi
lagi hari ini.
Suasana rumah terasa sepi, aku melirik jam tanganku, pantas…baru pukul
dua lewat sekarang ini, masih siang dan kedua anak – anakku belum pulang
dari sekolah, yang bungsu sekarang sudah SMP kelas 1 dan kakaknya SMP
kelas 3, kuingat mereka mengatakan siang ini ada Eskul sehingga pulang
agak sore.
Saat melewati kamar di lantai bawah, aku tercekat…kudengar suara nafas
yang agak memburu dan desah tertahan…dan semakin jelas ketika aku
mendekat, kulihat pintu kamar tidak tertutup rapat dan ada sedikit celah
yang memungkinkan aku bias melihat isi kamar dari pantulan cermin yang
terletak berserangan dengan letak pintu, dan kini aku yang terhenyak.
Suatu perasaan ‘menggelitik’ mulai menerpaku…turun ke kebawah ke antara
kedua kaki ku…aku tahu kalau kemaluanku mulai melembab menyaksikan
pemandangan itu.
Dari pantulan cermin kulihat Dino, keponakan suamiku telentang diatas
ranjang, telanjang dan tangannya sedang menggenggam kemaluannya,
bergerak teratur naik turun, tentu saja aku tahu kalau pemuda itu sedang
bermasturbasi, namun yang membuatku terpana adalah kemaluannya itu…,
besar dan panjang…sekilas terlihat kalau genggaman tangan pemuda itu
sama sekali tak menutupi kepala kemaluannya yang Nampak merah dan
berkilauan.
Dino masih mendesah perlahan dan tiba tiba ia mempercepat gerakan
tangannya lalau tubuhnya mengejang dan dari kepala kemaluannya keluar
dengan krucil.netan yang cukup keras melambung keudara dan cairan itu
mendarat didadanya, beberapa kali kepala kemaluan itu Nampak
menyemprotkan cairan dan akhirnya dengan lesu tangan pemuda berusia 20
tahun itu mengendur dan menggapai tissue di meja sisi ranjang
Aku yang sempat terpana segera sadar dan cepat cepat menuju kamarku,
kalau saja sampai terlihat, aku…tantenya menontonnya bermartubasi
wah……………
Ketika aku mengganti pakaian dengan baju santai.. aku baru menyadari kalau celana dalamku ternyata sangat basah……………
Tanganku sudah menyelinap kedalam celana dalam yang kukenakan.. dan
jari-jariku memainkan clitorisku.., aku semakin basah…dan pikiranku
semakin menerawang membayangkan kemaluan muda yang besar dan kekar
itu………, dan akhirnya….dengan lenguhan dan desah tertahan aku mencapai
orgasme ku…ah…tapi tak senikmat yang kuinginkan.
Perkawinanku sudah menginjak tahun kelima belas, aku tidak bisa
mengatakan kalau aku tidak bahagia, suamiku baik, perhatian, dengan 2
anak yang sehat dan memenuhi harapan setiap orang tua, namun aku juga
tidak bias mengatakn kalau aku puas dengan kehidupan sexku.
Suamiku selain sibuk juga hanya menjadikan sex sebagai pemenuhan
kewajiban, memang setiap kali kami berhubungan sex aku bias terpuaskan,
namun frekuensi yang jarang, kadang belum tentu seminggu sekali
sesungguhnya jauh dari yang sesungguhnya kuharapkan.
Untunglah aku juga memiliki kesibukan, sebagai beauty consultan sebuah
perusahaan kosmetik terkemuka aku memiliki jadwal yang cukup padat,
namun berselingkuh sungguh sebelumnya tidak pernah terlintas dalam
pikiranku.
Sambil rebah aku terus menerawang ………pada awalnya aku agak keberatan
ketika suamiku menyampaikan bahwa Dino keponakannya yang hendak
melanjutkan kuliah di kota kami untuk sementara akan tinggal di rumah
kami sampai mendapatkan tempat kost yang sesuai.
Aku merasa bahwa kehadiran orang lain akan mengganggu privacy kami yang
selama ini tenang, di rumah kami hanya berempat, aku, suamiku dan kedua
anakku yang masih SD dan SMP, serta seorang pembantu yang sudah lama
ikut kami.
“Pikirkanlah ma…” kata suamiku ketika untuk kesekian kalinya menanyakan jawabanku,
“Dulu papa sempat dibantu oleh Tante Ina, ibunya Dino ketika kuliah dan
almarhum Oom Broto masih hidup, Papa pikir paling tidak bisalah membalas
budi baik mereka dulu, dan Papa dengardino itu anak yang baik, sopan
dan malah bias membantu Andre dan Tony dengan pelajaran mereka kan ?”
suamiku mencoba meyakinkanku.
Aku mengalah dan berpikir tidak ada salahnya mencoba lagi pula kami masih ada kamar kosong dilantai bawah.
Ketika Dino datang aku cukup senang karena pemuda yang kecilnya kurus
itu kini telah menjelma menjadi pemuda yang tinggi, kekar, lumayan
ganteng dan memiliki sikap yang sopan, pun setelah dia tinggal dirumah
kami pemuda itu tetap sangat sopan dan ringan tangan, membantu semua
yang bisa dikerjakannya, anak anak pun senang karena dengan senang
hatiDino membantu pelajaran mereka.
Selama beberapa bulan ini tanpa terasa Dino sudah menjadi bagian dari
keluarga kami, dan aku tidak pernah sebelumnya memandang Dino sebagai
seorang lelaki.
Namun kejadian tadi secara total mengubah pandanganku………………
Rasa penasaran yang sedemikian besar mebuatku ingin mengetahui lebih
jauh tentang pemuda itu, aku keluar dari kamar dan menuruni tangga
sambil memanggilnya.
“Din…Dino…sibuk ?” tanyaku ketika aku melihatnya
“Nggak tante…ada yang bisa dibantu?” tanyanya dengan sopan, pemuda itu
sudah keluar dari kamarnya, dan tentu saja sudah mengenakan jeans dan
kaos yang mencetak tubuh kekarnya.
“Tante lapar… boleh nggak tolongin tante beliin nasi bungkus di restoran
padang?, kalau nyuruh si bibik nanti lama, kamu kan naik motor pasti
lebih cepat, beli 2 bungkus ya.. kamu temenin tante makan” kataku lagi.
“Baik tante” jawabnya dan setelah menerima uang yang aku berikan ia melesat pergi
Setelah suara deru motornya terdengar menjauh aku bergegas ke kamarnya,
masih kutemukan tissue yang telah teremas dan tergeletak dimeja
disamping tempat tidurnya, dan kulihat kalau laptopnya masih dalam
keadaan menyala.
Dengan cepat aku mencoba melihat isi computer pemuda itu dan sungguh
terperanjat aku melihat di my picture foto foto ku terpampang disana.
Foto foto itu adalah foto-foto yang dibuat saat kami rekreasi, makan di
restoran dan segudang kegiatan lain, namun sudah di cropping dan
tertinggal hanya diriku seorang, semua diberi nama dengan awalan
‘tanteku yang cantik’
Aku tidak berani terlalu lama membongkar data data yang ada karena
selain tidak terlalu mahir, juga agak schok dengan kenyataan yang
ada…Dino..? …Menilaiku cantik ..?
“Tumben kamu dirumah, nggak ada kegiatan hari ini ?” tanyaku sambil menikmati nasi bungkus yang tadi dibeli.
“Nggak Tante.. hari ini kebetulan jadwal kuliah kosong” jawab Dino
“Kok nggak ke pacar kamu?” tanyaku lagi sambil menjangkau gelas minum
“Wah..nggak punya Tante, selain nggak ada yang mau juga Dino mau cepet cepet selesai kuliah” katanya dengan wajah memerah.
“Nggak ada yang mau ?..mana mungkin ..kamu tuh ganteng lho.., kamu ‘kali yang nolak terus” kataku lagi.
“Iya ..Tante, nggak ada yang mau..” wajah anak muda itu semakin memerah.
“Ok.. deh..” kataku setelah meneguk minumanku, “Tante mau istirahat dulu
ya…, mumpung pas bias pulang siang…” kataku sambil meninggalkan ruang
makan menuju kamar dan sambil berjalan aku merasa betapa mata anak muda
mengawasi ayunan pinggulku saat berjalan.
Hampir aku terlelap ketika suara ramai menggetarkan gendang
telingaku…dan anak anakku menerobos masuk kamar, mengucapkan salam dan
bergantian mengecup pipiku, pikiran dan perhatiankupun kini kembali ke
dunia ‘nyata’ dan kesibukan sebagai Ibu rumah tangga berlangsung seperti
biasa.
“Aduh Pa..Mama nggak bisa, besok ada presentasi dan seminar penting, dan
Mama harus menyajikan materi yang telah disiapkan team dihadapan para
audience” jawabku ketika suamiku memintaku untuk menemaninya menengok
kebun kami di daerah pegunungan.
“Tapi kan besok hari Sabtu..izin sajalah, kasihan anak – anak, Papa sudah janji sama mereka” kata suamiku lagi.
“Habis Papa sih.. bikin rencana nggak ngomong dulu.., nggak mungkin Mama
membatalkan begitu saja, siapa yang bisa menggantikan ?, ajakDino juga
biar ada yang bantu papa jaga anak – anak” jawabku lagi.
“Hmm.. sudah kuajak, tapi besok dia ada ujian katanya” suamiku menjawab.
“Ok..lah, tapi si Bibik dibawa ya Ma, biar dia bantu mengawasi anak –
anak, soalnya Mang Abdul penjaga kebun kita sudah wanti-wanti kalau
masalah pagar disana sudah mendesak..nanti kalau ada yang nyerobot jadi
repot” suamiku akhirnya mengalah.
“Boleh, ajak aja si Bibik, Mama juga akan lebih tenang..”jawabku, Bibik
pembantu kami itu sudah ikut kami sejak aku masih kecil dan setelah aku
berumah tangga aku memamng minta kepada orang tuaku agar Bibik bisa ikut
aku, pada usianya yang menjelang 60 tahun dia masih sangat sehat dan
mampu mengerjakan semua sebaik dulu.
Pukul dua siang seminar dan presentasi produk baru sudah selesai dan aku
segera meluncur pulang, di mobil aku sempat menelpon anak – anak dan
antusiasme dalam suara mereka sedikit banyak membuatku merasa tidak
enak…untunglah mereka bergembira pikirku.
“Bu masih ada rencana pergi..?” Tanya pak Udin sopir yang juga sudah lama ikut kami.
“Tidak Pak., kenapa..?” tanyaku
“Kalau boleh saya mau ijin Bu, anak saya hari ini dating dari
desa..kangen juga sudah lama nggak ketemu”jawab sopir tua dengan sopan.
“Oh..boleh Pak.. “ kataku member ijin.
Setelah memarkir mobil di garasi pak Udin pamit dan aku masuk rumah yang kali ini benar benar sepi.
“Lho..sudah pulang tante..?” suara Dino mengejutkanku
“Sudah selesai seminarnya, dan kamu katanya ujian..? jawabku sambil bertanya.
“Sudah tadi tante.. dari Jam 8.00 sampai jam 12.00, habis itu langsung pulang” jawab pemuda itu.
“Kamu sudah makan..?” tanyaku lagi.
“Juga sudah..tante sudah makan ?, kalau belum biar Dino siapkan” katanya menawarkan diri.
“Sudah tadi diseminar tapi kalau nggak keberatan bikini tante minuman dingin dong…dikulkas kayaknya masih ada juice ..” kataku
“Baik Tante” jawab pemuda itu patuh.
“Trims.., Tante salin baju dulu ya..? kataku sambil melangkahkan kakiu naik tangga menuju kamarku.
Setelah membersihkan diri, aku mengikat rambutku ekor kuda, dan aku agak
lama menentukan pakaianku…..tiba tiba saja terbersit pikiran nakalku
ingin menggoda pemuda itu.
Akhirnya aku memilih baju longgar dan rok mini yang biasa kugunakan saat
main tennis, aku sengaja tidak mengenakan BH sehingga payudaraku
menggantung bebas, dengan tinggi 160 Cm, berkulit putih, aku tidak
memiliki payudara seperti Pamela Anderson, tapi dengan usia yang
menjelang 40, payudara dengan BH No. 36 B masih tegak dan belum terlalu
turun.
Wajahku tidaklah terlalu cantik, mataku agak sipit, maklum keturunan
Chinese, tapi aku tahu kalau aku cukup menarik dengan hidung mancung dan
bibir yang penuh walau tidak tebal.
Ketika aku melangkah turun sekilas kulihat Dino menatapku dengan
terpesona, namun aku berpura-pura tidak menyadarinya dan sambil menerima
gelas juice yang diangsurkannya aku mengajaknya duduk disofa depan TV.
Dan dengan patuh Dino menurut, kulihat tangannya membawa sebuah buku.
Siang hari begini mana ada acara TV yang menarik?, maka akupun mengajaknya ngobrol.
“Buku apa itu Din..?’” tanyaku.
“Oh.. ini .. tentang akupunktur dan anatomi serta susunan syaraf manusia Tan…” jawabnya
“Lho..kamu ini kuliah di ekonomi atau mau jadi akupnktur?”
“Ah…ini sekedar iseng … buat nambah pengetahuan..habis jenuh belajar ekonomi terus..buta refreshing..gitu..” jawabnya lagi.
“Biasanya anak muda tuh kalau refreshing baca nya buku porno” jawabku sembarangan.
“Ah..Tante..nggak semua dong begitu” jawabnya dengan wajah anak muda itu
memerah dan dari sudut mataku aku menilainya, dengan tinggi diatas 170
Cm, rutin kefitness menjadikannya kekar dan berisi dengan perut yang
rata, rambut ikal bergelombang dan sudut mulut yang membuat wajahnya
nampak ramah sesungguhnya pemuda berusia 20 tahun ini sangat menarik.
“Terus apalagi yang diajarin buku itu?” tanyaku
“Ya macam – macam Tan.. termasuk refleksiologi” jawabnya cepat.
“Refleksi, kayak pijat refleksi gitu………?” tanyaku
“Iya betul” jawabnya lagi.
Pikiran untuk menggodanya semakin kuat menerpa hatiku dan sikap sopan
serta malu – malu pemuda ini menjadikanku semakin ingin menggodanya.
“Berarti kamu sudah bisa dong..?” tanyaku
“Wah nggak tahu Tante..belum pernah dipraktekan, kan nggak gampang
mencari sukarelawan untuk jadi kelinci percobaan” jawabnya tersenyum.
“Ya udah…kebetulan Tante lagi santai..ayo kamu praktek ilmumu”
Tanpa menunggu aku pindah kesofa panjang dan telungkup disana.
“Lho..kok diam…?, ayo kamu coba refleksi yang kamu pelajari” kataku dan
saat aku mendongak aku melihat wajahnya seperti tidak percaya menatapku.
“Nggak..ah…Dino nggak berani…”jawabnya
“Iya deh…Tante sudah tua….pasti kamu segan ya merefleksi orang tua” kataku menggoda
“Ih.. Tante sama sekali nggak tua, Tante cantik sekali” jawabnya dan terkejut sendiri dengan pujiannya
“Cantik?, memang kamu pikir tante cantik ?” tanyaku
“Tapi……….”Jawabnya ragu
“Tapi apa..? pelan pelan saja.., jangan pakai tenaga dulu…” aku
meyakinkannya walau aku tahu maksudnya ‘tidak berani’ itu bukan masalah
pijatnya.
Dengan wajah seakan – akan ‘apa boleh buat’ Dino beringsut dan duduk diujung sofa dekat kakiku.
Tangannya agak basah, dingin dan sedikit gemetar ketika ia menyentuh telapak kakiku.
“Kok tanganmu dingin sih…?” tanyaku
“Nggak apa – apa kok Tan..”suaranya agak serak kertika ia menjawab.
Tangan kekar itu lalu mulai memegang kaki kiriku dan menekan tapak
kakiku, hatiku juga bergemuruh tidak karuan..gila…masa cuma dipegang
tapak kaki saja aku mulai hangat diantara kedua pahaku.
Setelah beberapa lama ia memijat kedua tapak kakiku akhirnya aku yang tidak tahan
Aku berbalik mengubah posisi dan setengan duduk dengan berselonjor
“Ah.. kamu jadi bikin Tante pegel deh.., kamu pijitin kaki Tante ya, pijat biasa saja Ok..?” kataku
“Ba..baik..Tante..” Jawabnya agak terbata
“kamu duduknya agak kesini dikit….nah…gitu” kataku menggurui.
Demikianlah Dino kini duduk dekat pinggangku, membelakangiku dan tangannya memijit mijit lembut.
“Mmmh..enak juga pijitan kamu Din..terus aja keatas sampai paha..nggak
apa kok” dan kakiku yang satunya kutekuk, lupa kalau aku mengenakan mini
skirt sehingga pasti Dino bisa melihat celana dalamku terpampang.
pantantnya sudah diatas lututku dan hatiku juga semakin terbawa oleh rasa terangsang yang mulai mempengaruhiku.
Aku menggapai gelas minumku dan mencoba minum tanpa merubah posisi,
suatu pikiran nakal lain menyergapku dan toh dia sedang membelakangiku,
dengan sengaja aku menumpahkan juice yang tersisa kebadanku setelah
sebelumnya menyenggol punggungnya.
“Aduh..maaf Tante…” Kata Dino terkejut ketika melihat cairan juice itu membasahi perutku hingga kepaha.
“nggak apa…Din..Tante yang salah” jawabku
“Din..tolong ambil handuk kecil di kamar mandi ya…” katku lagi dan
dengan setengah berlari pemuda itu melesat, sempat kulihat kalau bagian
depan celana yang dikenakannya menggembung. Aku tersenyum.
“Iya disitu yang basah..agak keatas…”kataku ketika Dino sudah kembali dan mengelap pahaku yang basah
“Tapi ..basahnya kedalam …Din..kamu tolong T ante ya.. “ kataku lalu
kuangkat baju gombrong yang kukenakan hingga atas dan sedikit bagian
payudaraku terlihat.
Dengan teliti dan hati hati anak muda itu mengelap tubuhku dengan handuk yang diambilnya, sambil berlutut disamping sofa.
“Nggak apa – apa ya Din..tolongin tante..” kataku lagi..sambil menatap wajah yang berada dekat dengan perutku itu.
“I..I..Iya tante…jawabnya dengan suara yang hamper tk terdengar.
“Kebawah Din…ah… rok nya mengganggu..lalu dengan cepat aku meloloskan
rok tennis yang kukenakan dan kini aku setengah terbaring dengan hanya
bercelan dalam dibagian bawah.
Semakin gemetar tangan Dino mengelap pahaku dan perutku.
“Tapi bagian dalam juga basah Din…”kataku lagi
“Lepaskan celana dalam tante ya..biar kamu leluasa” aku meyuruhnya
Kini jelas terpampang didepan wajahnya kemaluanku, dengan bulu yang
tercukur rapih , dan aku agak merenggangkan kakiku sehingga rekahannya
terlihat olehnya.
Nafas pemuda itu sudah sangat memburu dan akupun merasa semakin
basah…dengan tangan kiriku aku mengambil handuk yang digunakannya dan
melemparkannya entah kemana.., lalu kutuntun jari jari tangan yang kekar
itu menyentuh dan sedikit memasuki lubang kemaluan yang telah membasah
itu.
Tangan kananku tahu tahu sudah meremas gelembung depan celana pemuda
itu, dan dengan lirih aku berkata “Din..kmau sudah melihat tante
punya.., boleh tante melihat punyamu..?”
Wajah yang semakin memerah itu hanya mengangguk dan dia berdiri
didepanku membuka ikat pinggangnya dan aku membantunya dengan sekali
tarik aku menurunkan celana yang dikenakannya termasuk celana dalamnya.
‘Prang’ Kemaluan yang sudah mengeras itu berdiri dan menunjuk depan
wahaku, dan aku sungguh harus mengagumi keindahanmya, dengan otot yang
tampak melingkar, kepala yang besar kemerahan dan tanpa menunggu aku
mencoba menggenggamnya.
Aku yakin kalau panjangnya pasti lebih dari delapan belas centimeter
dengan lingkar yang besar dan buah zakar yang menggantung, ditutupi bulu
– bulu yang agak keriting.
Kedua tanganku tak henti mengusap dan menggenggamnya dengan sesekali
tangan kiriku mengusap buah zakarnya dan tanpa dapt menahan kepala
kemaluan itu sudah masuk dalam mulutku.
Hanya sepertiga mungkin yang bisa masuk mulutku.. dan lidahku mulai
menari, menjilat dan mengecup, menghisap dan sesekali batang kemaluan
itu kugigit perlahan.
Kuminta ia duduk dan kami bertukar tempat, aku yang kini berlutut
didepannya dan ia duduk di sofa, dengan isyarat kusuruh ia melepaskan
kaos yang dikenakannya dan sesekali tanganku membelai dada yang kekar
itu.
Aku sudah melepaskan baju gombrong yang kukenakan…dan kini kami sama
sama sudah tak berpakaian, aku terus menjilat dan menghisap kemaluan
Dino dengan penuh nafsu dan desahan serta erangan tak tertahankan keluar
dari mulut pemuda itu.
“Ahhh..tante…enak….aduh….hhh”
“Ssshhh….aaaahhh…aduh Tante….”
Denyutan dibatang kemaluan itu semakin keras dan aku tahu kalau pemuda
itu mulai tak tahan, dengan kepala kemaluanitu dalam mulutku tanganku
melakukan gerakan mengocok dan tangan satunya meremas zakarnya….
“Tanteeee…..ahhh..oohhh….sssss hhhhh” agak berteriak pemuda itu dan
sebuah semburan kuat dari lubang dikepala kemaluan itu mengenai belakang
lidahku membuatku hamper tersedak lalu memenuhi mulutku dengan cairan
kental dan panas yang tanpa berpikir kutelan habis…., namun semburan itu
tidak cuma sekali, beberapa kali dalam jumlah yang cukup banyak, dan
kecepatanku menelan tidak sebanding dengan kecepatan semburan itu..,
sebagian keluar dari sisi bibirku…namun aku taatp tidak melepaskan
jepitan bibirku dikepala kemaluan keponakan suamiku itu hingga berhenti,
lalu dengan lidahkua aku membersihkannya, lalu mendongak menatapnya
dengan tersenyum.
“Enak…?” tanyaku…?
Ia hanya mengangguk dan tangannya mengusap kepalaku.
“gantian …” bisikku dan kini aku telentang disofa.
Kuminta Dino mengulum pentil payudaraku dan lidahnya bergerak sesuai
perintahku. Aku tahu kalau anak muda itu masih ‘hijau’ maka aku
‘menuntunya’ untuk menelusuri tubuhku dengan lidahnya dan mengajarkannya
bagaimana seharusnya dia menggunakan lidahnya ketika mulutnya mencapai
kemaluanku
“ya..disitu…ahhh…..di emut Din…emut clitoris tante…ahhhh, yah masukan
lidahmu …ohhh….” namun irama yang tidak konstan serta pecahnya perhatian
antara menikmati dan menyuruhnya membuatku sulit mencapai puncak yang
kudambakan.
Belum lima menit Dino menjilatiku aku melihat kalau kemaluannya sudah mengeras lagi…dasar anak muda………………………….
Kusuruh Dino telentang dan dengan posisi diatas aku mengarahkan
kemaluannya memasuki kemaluanku yang sudah teramat basah …….dengan
perlahan aku menurunkan pinggulku dan kepala kemaluan yang besar itu,
jauh lebih besar dari milik suamiku mulai menembus masuk….cukup lama aku
berjuang agar kemaluan itu bisa menembus masuk kemaluanku yang ternyata
cukup sempit untuk miliknya dan akhirnya setelah hamper semua terbenam
aku mulai bergerak, kedepan …kebelakang kadang pinggulku berputar dan
naik turun.
Dino cukup kreatif…. Tangannya juga bekerja meremas dan sesekali kepalanya terangkat mencium dan mengulum pentil payudaraku.
“Ssshh…ah.. Dino….batangmua besar..aduh..enak….” aku mulai meracau dan
seirama denga gerakanku, aku merasa gelombang kenikmatan mulai menerjang
dan naik…naik….dan AAAhhhhhhhhhhh……..dengan setengah berteriak aku
mencapai orgasmeku, orgasme yang sangat dahsyat yang sudah betahun tahun
tidak pernah bisa diberikan suamiku.
Aku ambruk didada pemuda itu dan bibirku mencari bibirnya, kami berciuman cukup lama.
Aku tahu kalau Dino masih belum ‘keluar’ lagi…, namun aku sudah terlalu
lelah untuk berada diatas.., maka aku melepaskan diri..menyuruhnya
diatas dan kini dengan aku dibawah kakiu terbuka lebar dengan salah satu
kakiku menyangkut kesenderan sofa dan Dino dengan mudah kali ini
memasukiku.
Gerakan anak muda itu teratur dan terasa bagaimana kemaluan besar itu
menusuk dan mengexplorasi bagian dalam kemaluanku hingga bagian yang
belum tersenah tersentuh oleh suamiku dan gelinjang serta perasaan
nikmta yang tak tertahankan membuat gelombang menuju orgasme kembali
menerjangku.
Dino semakin mempercepat gerakannya dan aku mencoba mengimbangi
gerakannya dengan goyangan pinggulku dan akhirnya denga tertahan
“Tante..Dino mau keluar……”
“Keluarin Din……” dan aku menjepit pinggang pemuda itu dengan kedua kaki
yang kutautkan sehingga kemaluannya terbenam semakin dalam dan akhirnya
dengan erangan keras bersamaan dengan orgasmeku, aku merasakan cairan
hangat menyemprot jauh didalam..
Suara desahan, erangan dan nafas memburu kami terdengar jelas
dikeheningan ruangan dan akhirnya kami berdua melemas berpelukan erat.
“Din…., maafin Tante ya…., Tante membuatmu melakukan ini, lupa kalau Tante sudah tua” kataku
“Tante…., Dino selalu mengagumi Tante…tante adalah wanita paling cantik
yang dino kenal…dan Tante sama sekali tidak tua…” jawabnya sambil
mengecup bibirku.
“Tapi ini tidak bisa jadi kebiasaan Din…., kalau Oom tahu………..” kataku tidak melanjutkan.
“Dino tahu, ……. Tante…jangan kuatir”
Sore itu kami banyak bercakap – cakap dan tidak merasa perlu mengenakan
pakaian kami, dan sebelum maghrib tiba kami menyelesaikan permainan yang
ketiga kalinya, kali ini dia memasukan kemaluannya dalam posisi dari
belakang dan diselesaikan dengan posisi misionari…kembali rahimku
menerima siraman sperma hangat yang menyemprot dan memberikanku
kenikmatan yang sudah hamper terlupakan.
Tuesday, May 6, 2014
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Paling banyak dibaca
-
Playing Card atau di Indonesia sering disebut kartu Remi ( padahal nama salah satu permainan ) mungkin datang dari Timur, Mesir atau Arab – ...
-
Video Mesum Wanita Dewasa Vs Anak Kecil Full 111
-
10. A whale is swimming off the Valdes peninsula (Argentina). 9-Icebergs and an Adelie penguin in Adelie Land of Antarctica. Antarctica...
-
Cerita Dewasa – Wanita STW Yang Aku Tiduri Ternyata Ibu TemankuCerita Dewasa – Wanita STW Yang Aku Tiduri Ternyata Ibu TemankuCerita Dewasa ...
-
Salam Jp buat yang belum bergabung tunggu apa lagi Togelhok88 Bandar judi online togel terpercaya, Tempat betting aman togelhok88 "LI...
-
Kalau kamu perhatikan bentuk-bentuk benda di bumi ini, sangat beragam, bukan? Ada yang bulat, lonjong, persegi, kubus, piramid, dan masih ba...
-
Dari judulnya kelihatan seram banget , untuk bunuh diri aja ada tempat favorite.Kesepuluh tempat ini memang laku keras dijadikan tempat untu...
-
Erotis, Seksi, Menarik serta Kaya? Berikut adalah 10 idola pria Jepang. Penilaiandilakukan atas sering muncul dalam acara TV, film DVD dan...
-
BEIJING--MI: Sejumlah ilmuwan dan pembuat film menemukan spesies baru tikus raksasa dan hewan lain yang selama ini tak pernah disaksikan jau...
-
Pada pertengahan bulan Juni, Fauziah dan anaknya datang ke rumah Waluyo. Anak-anak sekolah baru saja beberapa hari memulai libur panjangnya...
No comments:
Post a Comment