Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -
Cyrus Network menantang lembaga-lembaga survei yang memberikan
keunggulan kepada Prabowo Subianto-Hatta Rajasa pada pemilihan presiden
2014. Hasil Cyrus Network termasuk satu dari sekian lembaga survei yang memenangkan Joko Widodo-Jusuf Kalla di Pilpres 2014.
"Tinggal print angkanya, kita tantangin buka-bukaan data, printernya disini, ada laptop tinggal diprint, kalau semua clear baru debat metodologi dan pencuplikan. Yang penting ada argumentasinya," kata Direktur Eksekutif Cyrus Network Hasan Hasbi di Hotel Century, Jakarta, Kamis (10/7/2014).
Hasan mengatakan bila lembaga melakukan survei dengan benar maka akan meninggalkan jejak yang dapat diaudit secara forensik.
"Ada barang bukti atau tidak? Ada banyak kegiatan menghasilkan jejak contohnya pencuplikan TPS," imbuhnya.
Ia mencontohkan jika sebuah lembaga survei menggunakan sampel 2000 responden maka terdapat data beserta nomor telepon yang bisa dihubungi.
"Quick count akurasi sangat tinggi, karena tidak mungkin dimanipulasi," tuturnya.
Cara melakukan kroscek data, kata Hasbi, dengan membuka data TPS serta nama responden. Kemudian terdapat juga grafik stabilitas yang bergerak sesuai dengan data yang masuk.
"Posisi Prabowo berapa, Jokowi berapa. Quick count lembaga pasti ada jejaknya. Kita buka-bukaan dia punya jejak apa. Kalau terkonfirmasi benar disana, angkanya benar apa enggak, baru dapat pencuplikan distribusi sampling," imbuhnya.
Dalam sebuah survei, kata Hasbi, data tersebut sampai pada tingkat kecamatan, kota dan provinsi.
"Berani enggak adu kayak gini, kalau enggak berani ada apa-apa," imbuhnya.
Diketahui, ada empat lembaga survei yang memenangkan Prabowo-Hatta adalah Puskaptis, Indonesia Research Center, Lembaga Survei Nasional, dan Jaringan Suara Indonesia.
No comments:
Post a Comment