Blogroll

https://pasarhots.blogspot.co.id/2018/02/pasang-banner-bisnis-murah.html

Friday, July 18, 2014

MH17 Lewat Dekat Zone Perang Demi Irit BBM?

TEMPO.CO, Amsterdam - Harian Daily Mail yang terbit di Inggris menyebut pilot Malaysia Airlines mengabaikan beberapa peringatan untuk menghindari wilayah udara Ukraina. "Malaysia Airlines, seperti sejumlah operator lainnya, terus menggunakan rute itu karena merupakan rute yang lebih pendek, yang berarti lebih sedikit bahan bakar dan karena itu lebih murah," tulis media itu mengutip seorang pengamat penerbangan.
Wilayah udara dimana pesawat Malaysia Airlines nomor penerbangan MH17 ditembak jatuh memang bukan wilayah yang masuk zona larangan terbang. Namun menurut Daily Mail, semua maspakai penerbangan yang terbang dari dan ke Eropa sudah diperingatkan tentang potensi bahaya.
Media ini menyoroti spekulasi yang berkembang bahwa MH17 sengaja mengambil jalan pintas melintasi wilayah yang disengketakan di timur Ukraina untuk menghemat bahan bakar. Maskapai ini, tulis media itu, sudah dua kali diperingatkan tentang risiko terbang di atas daerah di mana dua pesawat militer Ukraina sebelumnya juga ditembak jatuh.
Pada bulan April, Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (International Civil Aviation Organisation/ICAO) menyarankan operator untuk mempertimbangkan alternatif rute setelah menguraikan 'kemungkinan adanya risiko serius bagi keamanan penerbangan sipil internasional". Pada hari Senin, Eurocontrol - badan yang mengkoordinasikan semua lalu lintas di wilayah udara Eropa - mengirimkan sebuah catatan resmi kepada penerbang, yang dikenal sebagai Notam, mengulangi peringatan dan mengatakan "sangat menyarankan untuk menghindari wilayah udara itu".
Malaysia Airlines lepas landas dari Bandara Schiphol di Belanda, beberapa jam sebelum ditembak jatuh. Sebelumnya, rute ini memang merupakan rute favorit karena lebih pendek, dan karenanya, lebih murah. Pesawat jenis jet ini tengah berada pada ketinggian 33 ribu kaki dan 490 knot ketika menghilang dari layar radar saat mendekati perbatasan Rusia.
DAILY MAIL | INDAH P

No comments:

Paling banyak dibaca