TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ekonom
Faisal Basri menilai visi misi pasangan Capres Cawapres Jokowi-JK dalam
bidang ekonomi lebih realistis dibandingkan dengan pasangan
Prabowo-Hatta,
"Dalam paparan visi misi pasangan Jokowi-JK
menyampaikan mengejar pertumbuhan ekonomi adalah bagus tapi lebih baik
mengurangi kesenjangan diantara masyarakat kota dan desa serta wilayah
Indonesia bagian timur dan barat," terang Faisal Basri saat berbicara
dalam diskusi publik bertajuk 'Realistikah Program Ekonomi Jokowi-JK' di
Grand Sahid Hotel, Jakarta, Rabu (2/7/2014).Lebih lanjut Faisal Basri mengatakan, visi misi ekonomi Prabowo-Hatta yang mengejar pertumbuhan ekonomi sekitar 7-10 persen sangatlah tidak realitis. Mengapa?
"Jika dilihat dari energi yang ada, maka PLN tidak sanggup memasok aliran listrik untuk pertumbuhan tersebut sehingga membutuhkan impor BBM lebih banyak lagi jika mau mengejar pertumbuhan ekonomi itu," ujar dia.
Dalam kedaulatan pangan contohnya, Faisal Basri menilai program Jokowi-JK lebih pro terhadap petani. Pembangunan infrastruktur pertanian selama ini terabaikan oleh pemerintah.
"Jokowi-JK lebih memprioritaskan pembangunan infrastruktur pertanian yang selama ini diabaikan seperti irigasi, sehingga dapat memaksimalkan produksi pertanian," kata dia.
Sedangkan di bidang perikanan, lanjut dia, Jokowi-JK menekankan pada industri pengolahan hasil perikanan dan peningkatan pembudidayaan hasil perikanan. Jokowi-JK juga menekankan pentingnya membangun gudang-gudang pertanian.
"Ketika hasil pertanian membanjiri pasar, maka stok hasil pertanian dapat disimpan di gudang-gudang tersebut, stok tersebut dapat dikeluarkan ketika terjadi kelangkaan produk pertanian," tutur dia.
Faisal Basri membandingkan dengan program pangan Prabowo-Hatta yang mempunyai gagasan mencetak lahan baru sekitar 2 juta hektar lahan baru berdasarkan koridor MP3EI, Faisal Basri mempertanyakan pembukaan lahan itu untuk siapa?
"Jelas itu bukan untuk petani," kata dia.
No comments:
Post a Comment