INILAHCOM, Jakarta
- Sekretaris Tim Pemenangan Prabowo-Hatta, Fadli Zon menyatakan banyak
tindakan kecurangan dan kriminal yang dialami kubu Prabowo-Hatta pada
pilpres 9 Juli.
"Ada mobil kita yang membawa data C1 dirampok. Lalu di Banyumanik markas kita diserang. Kemudian ada oknum polisi yang memaksa melakukan penandatangan formulir C1 palsu di Cikarang dan ini ada videonya, serta bentuk intimidasi di beberapa tempat lainnya," ujar Fadli seusai Rilis Update Real Count Internal Prabowo-Hatta, di Rumah Polonia, Jakarta, Jumat (11/7/2014).
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra itu menegaskan akan melaporkan tindakan kriminal, kecurangan dan intimidasi tersebut ke kepolisian.
"Besok kita akan laporkan yang kasus Banyumanik, dan akan dipimpin saudara Ahmad Yani yang akan melaporkannya ke Bareskrim Polri," imbuhnya.
Ia juga menjelaskan, laporan ke Kepolisian adalah cara yang beradab dan mematuhi hukum yang berlaku di tanah air. "Kita harus memberikan pelajaran demokrasi kepada rakyat, melalui aturan hukum yang berlaku," tandasnya. [mes]
"Ada mobil kita yang membawa data C1 dirampok. Lalu di Banyumanik markas kita diserang. Kemudian ada oknum polisi yang memaksa melakukan penandatangan formulir C1 palsu di Cikarang dan ini ada videonya, serta bentuk intimidasi di beberapa tempat lainnya," ujar Fadli seusai Rilis Update Real Count Internal Prabowo-Hatta, di Rumah Polonia, Jakarta, Jumat (11/7/2014).
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra itu menegaskan akan melaporkan tindakan kriminal, kecurangan dan intimidasi tersebut ke kepolisian.
"Besok kita akan laporkan yang kasus Banyumanik, dan akan dipimpin saudara Ahmad Yani yang akan melaporkannya ke Bareskrim Polri," imbuhnya.
Ia juga menjelaskan, laporan ke Kepolisian adalah cara yang beradab dan mematuhi hukum yang berlaku di tanah air. "Kita harus memberikan pelajaran demokrasi kepada rakyat, melalui aturan hukum yang berlaku," tandasnya. [mes]
No comments:
Post a Comment