TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Tim
Ahli Pemenangan Pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK), Andreas
Hugo Pareira mengaku sangat kaget sekaligus heran dengan pertanyaan yang
diajukan Prabowo-Hatta dalam debat terakhir.
Sebab, pertanyaan
yang diajukan pasangan nomor urut 1 itu tidak nyambung. Sehingga publik
begitu mudah melihat dan meragukan kesiapan mereka. Sebab, jangankan
untuk membuat solusi bagi bangsa, membuat pertanyaan saja sudah salah."Bagaimana mungkin pertanyaan Capres dan Cawapres Prabowo- Hatta bisa sedemikian ngawur dalam menyusun pertanyaan, tanpa data dan infotmasi yang akurat," kata Andreas, Sabtu (5/7/2014).
Saat debat, kata Andreas, Prabowo bertanya kepada Jokowi soal pernyataan Jokowi bahwa petani tidak butuh koperasi.
Dengan mudah pertanyaan ini dipatahkan bahwa pertayaan ini salah sumber informasi, dan dengan meyakinkan Jokowi justru menjelaskan sikapnya yg tegas mendukung koperasi dan pentingnya koperas untuk petani.
"Lebih parah lagi adalah pertanyaan Hatta yang bermaksud menyerang Jokowi, karena Solo tidak pernah menerima Kalpataru. Pertanyaan keliru ini. Lebih karena nafsu menyerang membabibuta dari Hatta kepada Jokowi, sehingga dengan mudah dipatahkan oleh JK," ujarnya.
Andreas menjelaskan Kalpataru memang tidak diperuntukan untuk kota. Di Indonesia penghargaan untuk kota yang berprestasi dalam menata lingkungan adalah Adipura.
"Pak Jusuf Kalla dengan lugas menjawab; 'karena ini pertanyaan keliru, maka tidak perlu dijawab'. Ini jawaban yang sangat telak. Ini tentu memalukan, karena Capres dan Cawapres Prabowo-Hata ternyata ngawur dalam membuat pertanyaan. Salam 2 Jari," pungkasnya.

No comments:
Post a Comment