TRIBUNNEWS.COM. MAKASSAR,-- David
Anggiat Sinaga (46), General Manager Grand Clarion Hotel Makassar,
nyaris tewas setelah ditikam oleh mantan karyawanya, Hamzah Gani (44),
Selasa (3/6/2014) di Valet Parking, gerbang utama Hotel bintang lima itu
di Jl AP Pettarani, Makassar.
Hingga pukul 23.00 wita semalam, Anggiat yang juga Ketua Badan
Pengurus Daerah Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (BPD PHRI)
Sulsel ini, masih terbaring di Eemergency Room, Rumah Sakit Siloam, Jl
Metro Tanjung Bunga, Makassar.Sedangkan pelaku, Hamzah, masih ditahan di sel Mapolsekta Tamalate, Jl Danau Tanjung Bunga.
Hamzah mengenakan safari hitam dan celana hitam dan bersendal. Di bajunya ada tulisan FORKI (Federasi Olahgara Karate Indonesia). Mantan Supervisor Security, atau komandan regu pengamanan dalam itu menunggu pemeriksaan lanjutan.
Insiden penikaman ini membuat keluarga Anggiat, kerabat, dan koleganya kaget.
Istri Anggiat, Christine (46), menyebutkan kondisi suaminya sudah sadar, dan masih butuh perawatan pasca-tindakan medik, berupa jahitan di bagian tangan, lengan, dan kaki.
Bapak (Anggiat) baik baik saja kok, jangan khawatir. Dia sadar kok," katanya didampingi anak bungsunya, Caca.
Dia kemudian mengaktifkan ponsel Samsung Galaxy seri S miliknya sambil memperlihatkan sejumlah foto luka di tubuh suaminya yang berlumuran darah dengan perban seadanya.
"Ini jie lukanya bapak, tidak parah jie. Cuma tetap harus dijahit dan diperiksa detil," katanya.
Kepada Tribun, di sela ruang tunggu RS Siloam, Christine menceritakan suaminya cukup kaget. "Bapak syok, sangat kaget makanya mukanya lemas."
Tak Imbang
Sumber Tribun di Clarion Hotel menceritakan, jika itu perkelahian maka duet itu amat tak imbang. Ibarat pertarungan David versus Goliath. Ibarat Goliath, eks komandan regu itu besar, berotot, gundul, dan tingginya seperti personel POM. Tinggi Hamzah ditaksir sekitar 175 cm.
Sedangkan Anggiat, meski bertubuh gempal dan bertotot, namun Anggiat kecil. Tinggi badan anggita sekitar 154 cm.
"Untung Bapak lincah, dan bisa lari, dan ada komandan security yang melerai," kata karyawan bagian luar yang minta identitasnya disamarkan. Insiden itu hanya sekitar 60 menit setelah acara promo produk kosmetik, Pixy oleh PT Mandom Indonesia di Grand Clarion Makassar, Selasa (3/6). "Untung tamu sudah banyak yang pulang, jadi tidak terlalu ramai."
Kapolsek Tamalate, Kompol Suaeb Madjid, kepada wartawan tadi malam, menyebutkan, hasil penyidikan sementara, motif penyerangan dengan senjata tajam jenis badik itu, diduga sakit hati.
"Motif jelasnya, menunggu hasil pemeriksaan dari pihak korban," kata kapolsek yang menyebut, pelaku diancam hukuman pidana 10 tahun penjara, dengan dugaan perencanaan dan percobaan pembunuhan.
Dari keterangan sementara yang diperoleh di mapolsek, Hamzah telah dimutasi ke Hotel Clarion Kendari, akhir tahun 2013 lalu, mengaku menikam Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran (PHRI) Sulsel ini, karena sakit hati.
"Mulutnya kasar sekali Pak. Saya tak bisa lupa kata-katanya waktu saya dipecat," kata Hamzah, yang tercatat sebagai warga Bontoala, Kompleks Ujungpandang Plan, Makassarini.
Kronologis
Anggiat ditikam oleh Hamza (44) salah satu mantan karyawan yang pernah menjabat sebagai security supervisor di hotel bintang lima. Dia diduga sudah membawa badik dari rumahnya.
Beruntung saat penikaman terjadi,berhasil diselamatkan oleh sekuriti setempat dan mengamankan pelaku.
Namun akibat penikaman. Itu Anggiat mengalami luka luka robek pada bagian telapak tangan kanan.
Dari keterangan yang diperolah Tribun di Mapolsek Tamalate,
Anggiat mengalami luka robek pada bagian jempol tangan kiri, luka tusuk pada bagian lutut kanan, dan luka tusuk pada bagian selangkangan paha sebelah kiri serta luka gores pada rusuk sebelah kanan.
Kronologis kejadian, penikaman ini bisa terjadi,bermula saat pelaku janjian akan bertemu dengan GM di dalam restoran carita hotel clarion.
Kemudian sekitar jam 14.15 wita pelaku masuk dan menunggu di restoran tersebut.
Tak lama kemudian, korban datang dan langsung menyapa pelaku namun pelaku langsung mencabut badiknya yang tersimpan dipinggang sebelah kirinya .
Namun pelaku langsung dipegang krah bajunya oleh Ahmad (Chief Security) yang mendampingi GM Hotel Clarion.
Saat itu korban pun langsung melarikan diri, namun dikejar oleh pelaku dan tiba di depan Kanopi Convention Hotel, korban terjatuh dan saat itu pula pelaku langsung mengarahkan badiknya ke tubuh korban berkali-kali.
Tetapi saat itu korban sempat membela diri sehingga terkena sabetan badik pada bagian telapak tangan kanan dan jempol tangan kiri, dan terkena luka tusuk dibagian selangkangan paha kanan.
Pretty menjelaskan, sebelumnya Hamzah merupakan karyawan Grand Clarion Hotel, dengan posisi sebagai petugas security. Di keterengan lain, Pretty menyebut, pelaku memiliki kelainan jiwa, dan "ditakuti" karyawan hotel.
Hamzah ditugaskan di Grand Clarion Hotel Jakarta, namun karena Grand Clarion Hotel Jakarta tengah dilakukan perbaikan atau reparasi, pihak managemen kemudian memindahtugaskan Hamzah ke Grand Clarion Hotel cabang Kendari.
"Dia dipindahkan ke Kendari pada 2013 lalu, tapi dia tidak mau, mungkin karena orang ini memang ada kelainan jiwa, dia cuma bilang tidak mau pindah, tapi tidak menjelaskan alasannya," tutur Pretty
Pretty mengatakan, sebelum kejadian penyerangan tersebut, Anggiat sedianya hadir untuk memediasi pertemuan antara Hamzah dengan pihak HRD Grand Clarion Hotel, Makassar.
Namun entah mengapa, tiba-tiba Hamzah mengeluarkan senjata tajam jenis badik dan berusaha menyerang Anggiat, untunglah Anggiat berhasil menangkis serangan Hamzah, namun akibatnya, telapak tangan Anggiat tergores oleh serangan badik Hamzah.
"Tidak seperti kabar yang beredar, bapak (Anggiat Sinaga) baik-baik saja, hanya tergores di telapak tangannya, karena cepat dilerai oleh sekuriti hotel," jelasnya.
Pasca-Kejadian
Deretan kerabat dan mitra silih berganti ?mengunjungi Anggiat di antaranya Raymond Arfandi, Heriyani Yuki Rubi, Hudli Huduri dan beberapa general manager hotel lainnya.
Berdasarkan informasi yang diperoleh Tribun dari penjenguk, Anggiat mendapat luka tusukan di bagian tangan, kaki dan sedikit di pinggang.
"Kondisinya masih terbaring, semoga baik-baik saja," kata Ketua PHRI Sidrap, Heriyani Yuki Rubi.
Beberapa waktu setelah insiden penikaman Anggiat Sinaga, Hotel Grand Clarion Jl AP Pettarani, Makassar, Selasa (3/6), diperketat.
Pengetat mulai dari pemeriksaan berlapis area parkir hingga hingga di dalam area lobby hotel.
Di parkiran, pengendara harus diperiksa di bagian badan dengan metal detector, selanjutnya membuka bagasi motor secara menyeluruh.
Pemandangan tersebut tidak didapati pada hari hari biasa.
Meskipun begitu, salah seorang petugas keamanan, Tommy U, menepis pengamanan tersebut baru diperketat. "Ini sudah aturan dari dulu mbak, tidak ada yang berbeda kok," katanya.
Belum lagi di dalam area hotel terlihat lebih dari 10 petugas keamanan berseragam putih dan hitam bersiaga.
Bahkan di depan pintu masuk hotel adalimapengamanan berdiri mengawasi setiap pengunjung yang masuk.(cr1/san/nie/cha)
No comments:
Post a Comment