Blogroll

https://pasarhots.blogspot.co.id/2018/02/pasang-banner-bisnis-murah.html

Sunday, June 29, 2014

Kubu Jokowi-JK Anehkan Elektabilitas Tak Meningkat

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Hasanuddin Aco

TRIBUNNEWS.COM - Anggota Tim Kampanye Nasional Jokowi-JK Ahmad Basarah mengaku sering berkampanye keliling Indonesia bersama Jokowi dan menyaksikan respon dan dukungan masyarakat. Kehadiran Jokowi mendapat sambutan yang luar biasa hebatnya.

Belakangan ia mempertanyakan hasil sejumlah lembaga survei yang menempatkan elektabilitas Jokowi-JK diam di tempat dan tak mengalami peningkatan, dan selisihnya tak jauh dari Prabowo-Hatta. Padahal di akar rumput, masyarakat antusias mendukung Jokowi-JK.

"Kami menghargai hasil survei yang dilaporkan beberapa lembaga survei akhir-akhir ini. Namun, hasil survei yang melaporkan perolehan suara Jokowi-JK hanya selisih tiga atau empat persen lebih banyak dari Prabowo-Hatta sangat tidak sesuai fakta lapangan," ujar Basarah di Jakarta, Minggu, (29/6/2014).

Wakil Sekjen PDI Perjuangan ini menduga skenario kecurangan pilpres telah dimulai. Konspirasi kecurangan pilpres akan dilakukan secara terencana, terstruktur dan masif.

"Sangat mungkin kecurangan dimulai dari rekayasa pembentukan opini dengan memanfaatkan lembaga-lembaga survei yang akan dibayar untuk mengumumkan hasil survei yang semakin menurunkan elektabilitas Jokowi-JK dan menaikkan elektabilitas Prabowo-Hatta," jelas Basarah.

Dia menambahkan, rekayasa hasil survei tersebut akan merekayasa persepsi publik secara masif. Persepsi publik yang telah terbentuk secara masif tersebut akan ditindaklanjuti dengan rekayasa rekapitulasi suara hasil pilpres.

"Kecurangan dalam pelaksanaan pileg mulai dari pencoblosan, penghitungan dan rekapitulasi suara yang melibatkan oknum-oknum penyelenggara pemilu yang sebagian besar masih bertugas kembali dalam pemilu presiden ini," tambah anggota Komisi III DPR-RI itu.

Dengan kata lain, menurut Basarah, telah tersedia instrumen yang akan digunakan untuk melakukan berbagai praktek kecurangan dalam pilpres yang akan datang.

"Kami mendesak agar KPU dan Bawaslu berani bertindak progresif dan berani mengambil resiko demi menyelamatkan proses pilpres yang demokratis dan bermartabat. Mari kita selamatkan demokrasi Indonesia," tandasnya.

No comments:

Paling banyak dibaca