TEMPO.CO , Jakarta:Menteri
Pemuda dan Olahraga Roy Suryo membeberkan kronologis penyebab
perselisihannya dengan Pelaksana Tugas Gubernur DKI Jakarta Basuki
Tjahaja Purnama. Keduanya bolak-balik mengeluarkan pernyataan yang
saling menyudutkan terkait alih guna Stadion Lebak Bulus, Jakarta
Selatan, terkait proyek Mass Rapid Transit (MRT).
Seperti dilansir dari situs kemenpora.go.id, Kamis 26 Juni 2014, Roy sangat menyayangkan sejumlah omongan Ahok--sapaan Basuki. Ditilik dari sejumlah pemberitaan, Ahok disebutkannya cenderung menyudutkan dirinya dan merasa perlu membeberkan kronologis seperti yang dituang dalam situs tersebut lewat penjelasan Kepala Komunikasi Publik Kementerian Pemuda dan Olahraga, Gatot S. Dewa Broto.
Gatot menjelaskan, pada 30 April 2013, Menteri Roy mengadakan pertemuan dengan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo di Balai Kota dengan agenda utama rencana pelaksanaan ISG (Islamic Solidarity Games). Di akhir pertemuan, Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga, Ratiyono, meminta rekomendasi dari kementerian terkait rencana alih-fungsi Stadion Lebak Bulus.
Surat permintaan rekomendasi dari Jokowi diterima Roy pada 14 PAril 2014. Selanjutnya, pada 5 Mei 2014 dilakukan rapat dengan berbagai pihak seperti Kementerian Koordinator Perekonomian, Badan Pertanahan Nasional, Kementerian PU, Kementerian Keuangan, Pemprov DKI Jakarta, dan PT MRT, untuk membahas surat dari Jokowi.
Menurut Gatot, Jokowi sama sekali tidak pernah mendiskreditkan Roy. Justru Ahok lah yang cenderung menyudutkan Roy. "Akhir-akhir ini pernyataannya cenderung berusaha mengalihkan substansi masalah fungsi dan kewenangan kelembagaan pada masalah pribadi."
Untuk itu, Menteri Roy, kata Gatot, perlu mensomasi Ahok. Surat somasi I,II, dan III telah dikirimkan ke Ahok. Dan semuanya sudah dibalas oleh Ahok. Namun begitu, jawaban Ahok tidak menyentuh materi yang diminta oleh Roy: permintaan maaf secara terbuka. Bahkan dalam ketiga jawaban surat tersebut, justru menyangkal adanya pendiskreditan. Ahok pun malah minta kementerian untuk segera menerbitkan rekomendasi.
No comments:
Post a Comment