Blogroll

https://pasarhots.blogspot.co.id/2018/02/pasang-banner-bisnis-murah.html

Monday, June 2, 2014

Indonesia Pesan Mesin Pembudidaya Sayuran dari Jepang

Laporan Richard Susilo, Koresponden Tribunnews.com di Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Membuat atau memproduksi sayuran kini tak perlu lagi di luar rumah. Produksi di dalam rumah, di dalam tabung bahkan lebih baik, lebih enak dan lebih terkontrol dengan baik.
Itulah hasil produksi mesin Jepang saat ini yang telah dipesan sebuah perusahaan dari Indonesia. Taikisha Ltd, produsen mesin atau ruang kaca pemroduksi sayuran selada itu memang menarik sekali jika diperhatikan.
Perusahaan pembuat fasilitas pembudidayaan tanaman sayuran (aquaculture) ini sedang naik daun. Bukan hanya pesanan barangnya datang dari Indonesia tetapi juga datang dari negara di Asia lainnya.
Sebuah tempat fasilitas pembiak sayuran transparan itu dengan biaya 500 juta yen untuk membuatnya. Selain Indonesia, perusahaan di Singapura juga kepincut mengimpor mesin pembudidayaan sayuran di dalam ruangan. Demikian pula perusahaan di Malaysia.
Hasil sayuran yang mudah dikontrol itu juga tetap segar saat dikirimkan ke pembelinya. Selain Taikisha, IMT Engineering juga mengembangkan mesin dan sistem aquaculture, tetapi bukan untuk sayuran, melainkan untuk perudangan.
Pesanan sudah datang dari sebuah perusahaan di Ulan Bator, Mongolia, dengan biaya 50 juta yen. Biaya ini termasuk biaya bantuan teknis dari Jepang kepada mereka. Perusahaan tersebut juga sedang berusaha memasarkan prosuk dan sistemnya ke berbagai negara di Asia pula.
Perusahaan pertanian Mirai juga melakukan hal serupa, berusaha mencoba menjual sayur-sayuran segarnya di Rusia dan Timur Tengah. Di Mongolia juga membuat dua pabriknya pula. Hal serupa dilakukan pula oleh Mitsubishi Chemical Holdings yang berusaha menjual pabrik sayurannya kepada Tiongkok.
Semua sistem produksi pengembangbiakan sayuran yang berada di dalam rungan itu tampaknya tanpa campur tangan bahan kimia sedikit pun. Alhasil, sayuran tetap segar dan sehat untuk disantap. Demikian ungkap berita Nikkei kemarin (31/5/2014).

No comments:

Paling banyak dibaca