MERDEKA.COM. Polisi menemukan banyak
hal janggal dalam kasus dugaan pemerkosaan yang menimpa JS (20)
Mahasiswi Unpad asal Malaysia. Kapolda Jabar Irjen Pol Mochamad Iriawan
bahkan menyebut JS diduga merekayasa laporan adanya kasus penculikan dan
pemerkosaan.
"Korban bisa jadi diduga merekayasa (laporan dan keterangan kepada penyidik kepolisian)," kata Iriawan di Bandung, Senin (9/6).
Indikasi itu menurut dia mengacu dari pemeriksaan sejumlah saksi dan barang bukti. Dari hasil olah tempat kejadian perkara, jenderal bintang dua tersebut mengaku adanya perbedaan mendasar sehingga itu dianggap janggal.
"Jam delapan malam korban yang mengaku diculik kita sudah lakukan olah TKP di situ. Tapi sebenarnya tempat itu ramai tak mungkin ada penculikan," jelasnya.
"Kita juga tanya saksi ada satpam dan rekan korban tidak ada yang melihat (penculikan) di lokasi tersebut," tambahnya.
Masih di hari yang sama atau 17 Mei lalu, menurut Iriawan polisi menemukan jejak komunikasi antara korban dan mantan pacarnya melalui telepon seluler yang tersambung ke Medan sekitar pukul 23.00 WIB.
"Jam 11 (malam) menelepon bekas pacarnya di Medan dan itu mesra-mesraan. Apa mungkin sedang diculik menelepon, mesra lagi," tuturnya. Dia pun mengaku akan segara memanggil JS untuk menyingkronkan keterangan yang dibuat dengan hasil temuan di lapangan. Saat ini JS masih berada di Malaysia.
Adapun untuk hasil visum Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Kota Bandung, tidak ditemukan tanda kekerasan seksual. Sehingga polisi menengarai bahwa JS ini tidak diperkosa.
Sumber: Merdeka.com
"Korban bisa jadi diduga merekayasa (laporan dan keterangan kepada penyidik kepolisian)," kata Iriawan di Bandung, Senin (9/6).
Indikasi itu menurut dia mengacu dari pemeriksaan sejumlah saksi dan barang bukti. Dari hasil olah tempat kejadian perkara, jenderal bintang dua tersebut mengaku adanya perbedaan mendasar sehingga itu dianggap janggal.
"Jam delapan malam korban yang mengaku diculik kita sudah lakukan olah TKP di situ. Tapi sebenarnya tempat itu ramai tak mungkin ada penculikan," jelasnya.
"Kita juga tanya saksi ada satpam dan rekan korban tidak ada yang melihat (penculikan) di lokasi tersebut," tambahnya.
Masih di hari yang sama atau 17 Mei lalu, menurut Iriawan polisi menemukan jejak komunikasi antara korban dan mantan pacarnya melalui telepon seluler yang tersambung ke Medan sekitar pukul 23.00 WIB.
"Jam 11 (malam) menelepon bekas pacarnya di Medan dan itu mesra-mesraan. Apa mungkin sedang diculik menelepon, mesra lagi," tuturnya. Dia pun mengaku akan segara memanggil JS untuk menyingkronkan keterangan yang dibuat dengan hasil temuan di lapangan. Saat ini JS masih berada di Malaysia.
Adapun untuk hasil visum Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Kota Bandung, tidak ditemukan tanda kekerasan seksual. Sehingga polisi menengarai bahwa JS ini tidak diperkosa.

No comments:
Post a Comment