Jakarta (Antara) - Peneliti politik Indonesian Publik
Institute (IPI) Karyono Wibowo menduga sikap Prabowo Subianto yang
memuji dan sepakat pendapat dengan pesaingnya Joko Widodo, diluar
perkiraan tim sukses dan tim ahlinya.
"Pada debat kandidat putaran kedua, Prabowo menyatakan setuju dengan
Jokowi dan mengatakan saat itu tidak mau mengikuti saran penasehatnya,"
kata Karyono Wibowo dihubungi di Jakarta, Senin. Karyono mengatakan saat itu Prabowo menyatakan "kalau pendapat itu benar ya bilang setuju, kalau tidak benar ya tidak setuju. Masa harus selalu berbeda".
Menurut Karyono, sikap seperti itu bisa berdampak positif dan negatif bagi Prabowo
"Sikap itu bisa berdampak positif dengan menimbulkan persepsi publik tentang sosok Prabowo yang jujur dan ksatria karena mengakui pendapat lawan politiknya. Sebagian masyarakat menyukai sifat pemimpin seperti itu," katanya.
Namun, Karyono mengatakan sikap itu juga bisa berdampak negatif karena bisa memunculkan persepsi bagi sebagian masyarakat yang lain bahwa Prabowo hanya seorang "follower" atau pengikut saja. Dia bisa saja dinilai tidak memiliki argumen lain kecuali setuju dengan pesaingnya.
Sikap Prabowo itu, kata Karyono, tentu memancing perhatian pemirsa debat kandidat. Menurut dia, hal itu merupakan fenomena menarik dalam bagian debat capres.
"Bisa saja, sikap tersebut memang mencerminkan sikap Prabowo yang mau menerima kenyataan atau merupakan desain strategi kampanye untuk menarik simpati publik," katanya.
Debat calon presiden putaran ketiga bertema "Politik Internasional dan Ketahanan Nasional" pada Minggu malam (22/6) diikuti Prabowo dan Jokowi.
Pemilu Presiden 2014 akan dilaksanakan pada 9 Juli dan diikuti dua pasangan calon presiden dan wakil presiden yaitu Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dengan nomor urut satu dan Joko Widodo-Jusuf Kalla dengan nomor urut dua.(rr)

No comments:
Post a Comment