MERDEKA.COM. Diana (46), ibu kandung Arfian C
Sari (16), mengungkapkan saat dirawat di RS MNC Kuningan, anaknya sempat
mengeluhkan kesakitan pada perutnya. Hal itu diduga kuat akibat terkena
pukulan benda tumpul yang dilakukan kakak kelas.
"Jadi, waktu di rumah sakit dia yang masih sadar tiba-tiba bilang sama saya kalau di perutnya sakit sekali. Dia bilang itu sebelum meninggal," ujar Diana, di rumahnya Jalan Tendean Jakarta Selatan, Sabtu (21/6).
Diana mengatakan, peristiwa penganiayaan yang menewaskan Aca membuatnya syok. Padahal, dalam kesehariannya Aca merupakan anak yang pendiam, baik dan pintar dalam mata pelajaran ilmu pengetahuan umum. "Memang anaknya baik, pintar," katanya.
Sementara itu, Amalia, nenek korban juga mengungkapkan hal serupa. Amalia menerangkan, dengan meninggalnya Aca membuat cita-cita cucunya tersebut pupus.
"Dia rencananya pengen meneruskan kuliah ke ITB Bandung," ucap
Amalia, sembari menambahkan bahwa jenazah Aza sudah dimakamkan Sabtu
pagi jam 09.30 WIB di TPU Tendean."Jadi, waktu di rumah sakit dia yang masih sadar tiba-tiba bilang sama saya kalau di perutnya sakit sekali. Dia bilang itu sebelum meninggal," ujar Diana, di rumahnya Jalan Tendean Jakarta Selatan, Sabtu (21/6).
Diana mengatakan, peristiwa penganiayaan yang menewaskan Aca membuatnya syok. Padahal, dalam kesehariannya Aca merupakan anak yang pendiam, baik dan pintar dalam mata pelajaran ilmu pengetahuan umum. "Memang anaknya baik, pintar," katanya.
Sementara itu, Amalia, nenek korban juga mengungkapkan hal serupa. Amalia menerangkan, dengan meninggalnya Aca membuat cita-cita cucunya tersebut pupus.
Arif, ayah Arfian menegaskan, anaknya dalam kondisi sehat saat berangkat outbond. Namun, dia tak menyangka jika saat pulang anaknya sudah meninggal dunia.
"Jadi dia itu berangkat ke lokasi outbond benar-benar dalam keadaan sehat. Tidak sakit apa-apa," tegasnya, di rumahnya Jalan Tendean Jaksel, Sabtu (21/6).
Meski demikian, pilihan anaknya yang ikut outbond ke Jawa Barat sebelumnya cukup membuatnya kaget. Selama ini Aca di tidak pernah sekalipun terlibat dalam kegiatan pecinta alam.
Dia menjelaskan, sejak duduk di bangku SD hingga SMP Aca dikenal sebagai anak yang tak menyukai kegiatan ekstrem. Semasa hidupnya, Aca lebih sering ikut les biola, Bahasa Jepang dan komputer.
"Itupun saat masih SMP. Tapi kok setelah masuk SMA 3 dia tiba-tiba daftar ikut organisasi pecinta alam. Saya sendiri menjadi bingung," urainya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Arfian C Sari (16), siswa kelas I SMA 3 Setiabudi Jakarta Selatan tewas akibat dianiaya seniornya saat outbond di Jawa Barat. Dia meninggal dunia di RS MNC Kuningan pada Jumat (20/6) kemarin.

No comments:
Post a Comment