Banyak yang menyangkal keabsahan Jokowi antek asing dan aseng, terlebih lagi Jokowi ternyata anak Cina, lalu apa kata Sri Bintang Pamungkas?
Kelompok Tartar
Menurut politisi kawakan yang pernah keluar masuk penjara di era
rezim Orde Baru, Dr Ir Sri Bintang Pamungkas, sebagaimana pernah dimuat
di Suara Islam edisi 174, di Indonesia terdapat tiga kelompok etnis
Cina. Pertama, adalah mereka yang masih berkiblat kepada pemerintah
RRC.Kedua, adalah mereka yang berkiblat pada pemerintah dan hukum
Indonesia dan sepenuh hati loyal kepada Republik Indonesia. Ketiga,
kelompok Cina Perantauan atau Hoakiauw.
Kelompok Hoakiauw inilah yang terbesar dan mereka hanya menjadikan Indonesia
sebagai tempat mencari hidup saja, mereka berlaku seolah-olah Indonesia
miliknya, tetapi kekuasaan, hukum dan lain-lain adalah mereka yang
punya; singkatnya, hidup mereka seperti benalu.
Hanya saja, mereka punya akar-akar seperti pohon beringin yang
menjadikan mereka bisa hidup abadi, meskipun Pribumi Indonesia mati.Di
seluruh dunia, sikap hidup para Tartaris adalah seperti itu; tetapi
hanya Indonesia yang dengan mudah ditaklukkan, di samping yang sudah
lebih dulu. Kelompok Tartar ini mau menjadikan Indonesia seperti Singapura.
Ketika bujukan untuk pindah ke Jakarta menjadi Gubernur DKI itu termakan untuk selanjutnya diiming-imingi menjadi capres, itulah saatnya Jokowi mulai diperangkap oleh kelompok Tartar itu.
Padahal kejahatan kelompok Tartar, sudah terdeteksi sejak awal
1970-an, dimana mereka para kelompok Cina yang berusaha menguasai
Nusantara. Mereka pulalah yang mempengaruhi Jokowi untuk hijrah ke
Jakarta dan menjadi capres.
Menurut Sri Bintang, kelompok Tartar ini menjadi kuat setelah
bergabung dengan kelompok Nasrani Kharismatik; atau sebaliknya. Para
pendukungnya, antara lain, adalah dari kelompok Lippo dan Ciputra; dan
masih banyak lagi yang bisa disebut.
Dan di belakang mereka adalah pemikir dan pemain legendaries di era
Orba bahkan sampai sekarang seperti CSIS. Merekalah yang berusaha
membelokkan Republik Indonesia dari cita-cita Proklaamasi 1945.
Dalam sejarahnya, menurut Sri Bintang, keinginan untuk menguasai Nusantara dari para Tartaris ini sudah mulai ada sejak abad ke 5 atau 6 Masehi.
Istilah Tartar mulai muncul ketika pada akhir 1100-an dan awal
1200-an, ketika orang-orang Mongol membangun dinasti di Daratan Cina.
Mereka mengikuti gerakan sebelumnya untuk menguasai Nusantara yang kaya dan makmur.
Banyak ekspedisi perang mereka yang dikirim ke Nusantara, termasuk
semasa kejayaan Kerajaan Singosari dan Kerajaan Majapahit. Tetapi mereka
selalu dikalahkan. Tentara Tartar yang dihancurkan oleh Raden Wijaya,
pendiri Majapahit itu, adalah tentara gabungan antara orang-orang Cina
dan Mongol. Mereka berjiwa penjajah dan berperilaku kejam sekali.
Namun kemudian pada abad-abad berikutnya, mereka mulai bermigrasi ke
Nusantara secara besar-besaran, bebas dan tidak kentara, sesudah
jatuhnya Kerajaan Majapahit dan muncullah Kasultanan-Kasultanan Islam;
serta bersamaan dengan masuknya para penjajahBarat seperti Portugis,
Inggris dan Belanda.
Nafsu orang Cina Hoakiauw untuk menguasai Nusantara atau Indonesia
itu hidup terus sejak jaman Belanda hingga sekarang. Rusaknya
rezim-rezim penguasa, dimulai dari Soeharto sampai SBY sekarang, yang
justru memberikan peluang bagi terwujudnya nafsu penjajahan oleh para
Tartaris itu.
Memang diakui, tidak semua orang Cina di Indonesia mempunyai jiwa
Tartarisme seperti itu; tetapi jumlah mereka sedikit sekali.
Terlebih-lebih, ketika para Tartaris itu bergabung dengan kelompok non-Muslim, khususnya, kaum Nasrani, yang juga sudah masuk ke Indonesia sejak para penjajah Barat masuk Indonesia.
Lebih khusus lagi ketika masuk pada awal 70-an juga, kelompok Nasrani Kharismatik. Kelompok ini berasal dari Orde Pentecosta di Israel, mulai berkembang di Inggris, lalu Amerika Serikat, bahkan diterima oleh Vatikan di samping kelompok Katholik Roma.
Mereka masuk ke Indonesia melalui Timor-Timur kemudian Surabaya.Mereka membangun jaringan besar dan luas di seluruh Indonesia, terutama Jawa, dengan dana luarbiasa besarnya.
Aseng dan Asing
Banyak rakyat Indonesia yang belum mengetahui, dibalik sikap Jokowi
yang kelihatannya merakyat dan selalu memakai baju putih itu,
sesungguhnya dia sejak sebelum menjadi Walikota Solo (2005) adalah antek Aseng (Cina Hoakiauw/Cina Perantauan).
Jokowi (Joko Widodo) sesungguhnya masih keturunan Cina asli dari Solo, sebab ayah kandungnya adalah Oey Hong
Liong dan ibunya Sudjiatmi, perempuan asli Jawa. Bahkan Jokowi memiliki
nama asli Cina, Wie Jo Koh dan leluhur Jokowi yang pertama kali datang
ke Indonesia pada zaman Belanda bernama Wie Jok Nyam.
Hal itu menunjukkan Jokowi keturunan Cina bermarga Wie, dimana
leluhurnya berasal dari daratan Cina. Maka tidaklah mengherankan jika
dibelakang Jokowi selalu berdiri tokoh-tokoh konglomerat hitam Cina demi
membantu Jokowi agar berhasil merebut kursi Walikota Solo, kursi
Gubernur DKI Jakarta dan akhirnya nanti kursi RI-1.
Ketika mencalonkan Walikota Solo berpasangan dengan FX Hadi Rudyatmo
(Ketua PDIP Solo) tahun 2005, Jokowi didukung habis-habisan dengan
pendanaan dari Lukminto, seorang Cina Solo pemilik pabrik tekstil
terbesar di Indonesia bahkan produknya telah mendunia karena dipakai
sebagai seragam pasukan NATO, PT Sri Rejeki Isman Textile (PT Sritex) yang memiliki pabrik besar di Sukoharjo.
Tidak hanya Lukminto, tetapi para bos Cina lainnya di Solo seperti
bos PT Konimex juga ikut mendukung pendanaan untuk kedua pasangan calon
Walikota dan Wakil Walikota tersebut. Sebab sebelum menjadi Ketua PDIP
Solo, Rudy adalah Ketua Serikat Buruh PT Konimex yang dikenal perusahaan
yang memproduksi obat-obatan tersebut. Akhirnya Jokowi-Rudy berhasil
menang pada Pilkada 2005 dan dilanjutkan pada Pilkada 2010.
Demikian pula pada Pilgub DKI tahun 2012 lalu, pasangan Jokowi-Ahok
didukung dana triliunan rupiah dari para Cina Hoakiauw dan konglomerat
hitam seperti James Riyadi dan Antony Salim, anak konglomerat hitam pendiri Lippo Group Muchtar Riyadi, dan Liem Swie Liong pendiri Salim Group dan BCA.
Padahal Muchtar Riyadi dan Liem Swie Liong serta Syamsul Nursalim dan
para Cina Hoakiauw lainnya dikenal sebagai “Para Perampok BLBI” tahun
1998 lalu yang mencapai jumlah total Rp 660 triliun.
Namun sayangnya, mereka justru “dimaafkan” oleh Presiden Megawati
ketika berkuasa 2001-2004 lalu, meski baru mengembalikan 30 persen hasil
jarahannya bahkan ada yang baru mengembalikan 10 persen saja.
Sekarang yang menanggung pembayaran hutang Bantuan Likuiditas Bank
Indonesia (BLBI) tersebut adalah rakyat Indonesia dicicil melalui APBN
setiap tahunnya dan itu belum tentu akan lunas hingga 50 tahun
mendatang. Sedangkan para anak konglomerat hitam seperti James Riyadi
dan Antony Salim sekarang justri berdiri dibelakang Jokowi untuk
mengincar kekuasaan dan kembali menjarah negeri ini jika kelak Jokowi
akhirnya terpilih menjadi Presiden RI.
Kalau pada Pilgub DKI para konglomerat hitam itu telah
menggelontorkan dana hasil rampokan BLBI puluhan triliun rupiah dan
akhirnya berhasil mendudukkan Jokowi-Ahok di kursi Gubernur dan Wagub,
maka pada Pilpres nanti diperkirakan mereka akan mengelontorkan dana
ratusan triliun rupiah demi mendudukkan Jokowi di kursi RI-1 dan mereka
menginginkan RI-2 berasal dari tokoh Kristen atau Katolik.
Dana sebesar itu akan disokong para konglomerat hitam di dalam negeri
dan luar negeri terutama pada Hoakiauw di Asia Tenggara, dimana mereka
sekarang sering mengadakan pertemuan di Singapura. Jadi sesungguhnya
masa depan Indonesia sedang ditentukan dari Singapura jika Jokowi sampai
berhasil menguasai Istana.
Tidak hanya menjadi antek aseng, ternyata Jokowi juga menjadi antek
asing terutama AS. Terbukti awal 2012 lalu sebelum Jokowi maju untuk
pencalonan Gubernur DKI, Dubes AS Scott A Marciel sempat berkunjung ke
Solo dan bertemu Jokowi. Diduga keduanya bertemu untuk membicarakan
pencalonan Jokowi guna merebut kursi DKI-1.
Bahkan akhir bulan lalu Jokowi bersama Megawati bertemu dengan para
Dubes negara-negara Barat termasuk AS dan Vatikan di sebuah rumah
pengusaha Cina anggota jaringan Yahudi Internasional di Jakarta.
Pertemuan yang sesungguhnya rahasia tersebut ternyata berhasil dicium
insan pers, namun Jokowi tetap tidak mau menyebutkan apa isi pembicaraan
antara dirinya dengan para Dubes negara-negara Barat dan Vatikan
tersebut.
Namun liciknya Jokowi, untuk meredam kecurigaan umat Islam kalau
dirinya sebenarnya antek asing dan aseng, Jokowi awal bulan ini sengaja
mengunjungi para tokoh Islam dari kalangan Muhammadiyah dan NU yang
kemudian dilanjutkan dengan mengadakan pertemuan dengan para Dubes
negara-negara Timur Tengah di Jakarta.
Hal itu dimaksudkan untuk mengelabui umat Islam Indonesia sekaligus
pada Pilpres nanti agar memilih Jokowi, jadi sekali dayung dua tiga
pulau terlampaui.
Dengan demikian sesungguhnya jika Jokowi terpilih menjadi Presiden RI
pada Pilpres 9 Juni nanti, maka akan menjadi momentum untuk mengubah
Indonesia menjadi Singapura kedua atau menjadi Indonesia negara satelit
RRC.
Pasalnya, kelompok konglomerat hitam Hoakiauw yang menjadi geng
Jokowi saat ini sudah menguasai 70 persen perekonomoan nasional, jika
nanti dia berkuasa praktis akan menguasai politik nasional. Jika politik
dan ekonomi sudah dikuasai satu kelompok mafia Hoakiaow, maka pertanda
akan tamatlah NKRI dan kemunduran besar bagi umat Islam Indonesia yang
saat ini mayoritas mutlak 88 persen.
Dapat dipastikan para konglomerat hitam geng Hoakiauw yang
berkolaborasi dengan Kristen dan Katolik Fundamentalis itu akan berusaha
keras sekuat daya dan tenaga untuk mengkristenkan dan mengkatolikkan
umat Islam Indonesia, yang dulu selalu gagal dilancarkan penjajah
Belanda meski mereka berkuasa selama 350 tahun atas Nusantara.
Sebab sesungguhnya mereka telah menunggu 1.000 tahun sejak Kerajaan
Singosari, sekarang mereka berfikir mumpung Wie Jo Koh sedang berkuasa
di Indonesia, kapan lagi waktunya kalau tidak sekarang untuk menguasai
Nusantara sekaligus mengkristenkan umat Islam sehingga menjadikan
Indonesia Negara Kristen Republik Indonesia (NKRI). Naudzubillah min
dzalik. (*)
Penulis: Abdul Halim/VOA-Islam
Monday, June 23, 2014
Panggil Aku Wie Jo Koh alias Jokowi, Antek Asing dan Aseng
Labels:
2014,
Hot News,
Sosial dan Politik
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Paling banyak dibaca
-
Video Mesum Wanita Dewasa Vs Anak Kecil Full 111
-
Playing Card atau di Indonesia sering disebut kartu Remi ( padahal nama salah satu permainan ) mungkin datang dari Timur, Mesir atau Arab – ...
-
Selarik cahaya warna oranye misterius terlihat melintas di langit sisi barat Jakarta dan Bekasi. Larikan cahaya tersebut disaksikan oleh par...
-
Salam Jp buat yang belum bergabung tunggu apa lagi Togelhok88 Bandar judi online togel terpercaya, Tempat betting aman togelhok88 "LI...
-
Orang jepang menyebutnya Dekotora~Decoration Trucks (Deko-tara). Dekorasinya meriah banget apalagi kalo malam, style nya khas jepang bange...
-
-
Otak manusia terdiri lebih dari 100 miliar syaraf yang masing-masing terkait dengan 10 ribu syaraf lain. Bayangkan, dengan kerumitan otak se...
-
Dunia Eropa / Barat dari dulu sampai dengan sekarang sepertinya mengklaim bahwa Gudang Ilmu Pengetahuan berasal dari kawasan Eropa / Barat t...
-
-
Hemart Bantal siapa yang mau - Sahabat www.pasarhots.blogspot.com selamat malam untuk kalian semua yang ada diseluruh indonesia, terutama...

No comments:
Post a Comment